09

184 35 28
                                    

Seungmin masuk lah ke dalam ruang kepala sekolah tersebut. Dengan kepala yang tertunduk, Seungmin berjalan mendekati meja kepala sekolah nya.

"Pak.. taeil. Seungmin ada salah apa?" Ucapnya masih dengan kepala yang tertunduk. Moon taeil selaku kepala sekolah di sini sangat menyayangkan hal ini terjadi.

"Seungmin tidak salah apa apa. Justru staff sekolah yang salah. Bukan kah begitu, pak Kim?"

Pak Kim? Mendengar nama tersebut di sebut. Seungmin segera melihat ke sekelilingnya. TADAAAAAAA!! Ada Kim Wonpil di sana dengan senyum menawan nya.

Ah, tapi bukan kah itu case? Jika di lihat dari sudut publik begini. Baru lah wonpil kelihatan hidup dan juga mirip dengan Bangchan.

"Ayo kemari, my baby." Wonpil segera menarik lengan kecil itu dan memeluknya dengan erat.

"Maaf kan atas keteledoran saya pak Kim. Saya tidak tahu jika salah satu staff sekolah memarahi Seungmin dan menghukum nya tadi. Padahal Seungmin ada kendala tersendiri."

Taeil jadi tidak enak karena Wonpil tiba-tiba datang dengan senyum menawan nya dan mengatakan semua yang Seungmin alami.

Ah, harus kah taeil marahi staff itu?! Kalau saja bukan karena Wonpil yang menjadikan nya kepala sekolah kepercayaannya. Entah taeil harus terus mengajar dimana dengan gaji yang tidak seberapa!!

"Tidak masalah. Bagaimana? Seungmin mau pulang saja dengan ayah?" Seungmin melihat Wonpil dengan tatapan ragu nya. Sedangkan taeil sudah mengangguk setuju.

"Seungmin pulang saja. Lagi pula kemarin kan seungmin sempat jatuh sakit. Untuk urusan absen, Seungmin tenang saja. Semua absen Seungmin bagus dengan prestasi yang asli tentu nya."

Wonpil pun permisi dan segera menggenggam tangan putra nya menuju ke parkiran mobil.

"Ayah, aku.." wonpil segera membukakan pintu mobil nya untuk Seungmin.

"Seungmin hebat dan cerdas. Ini bukan masalah sekolah milik ayah. Tapi, ini memang bukan kesalahan Seungmin."

Wonpil kembali lagi seperti semula. Wajahnya sangat kaku dan juga dingin. Bahkan menyetir mobil ini pun hanya fokus pada jalanan.

"Aku benar-benar ingin tahu. Kenapa ayah tidak ingin membelikan aku kendaraan sendiri. Apakah karena aku memiliki ibu yang berbeda dengan kakak?"

Wonpil ingin sekali mencubit pipi di kecil itu lalu mengatakan memang sebenarnya Seungmin itu siapa. Tapi, itu bukan lelucon di mata Seungmin bagaikan anggapan nya sendiri.

Karena mereka sangat lah berbeda.

Dan wonpil harus menghargai perbedaan ini.

"Bukan kah Seungmin tunangan kakak yang tampan itu? Sejak dulu mereka tidak mau seungmin bisa melakukan apa pun sendiri. Kenapa? Karena cinta. Mereka melihat di drama, ada banyak pasangan nya yang sangat manja dan saling bergantung. Itu membuat kegemasan sendiri tentu nya. Begitu lah dengan kakak nya Seungmin. Mereka ingin di repotkan oleh Seungmin walau hanya sekedar minta antar sekolah."

Harusnya wonpil nih normal agar pidatonya terdengar enak dan nyata. Dengan nada dingin, kaku dan tanpa emosi begitu. Seungmin rasanya seperti berbicara dengan robot di sosial media.

"Di saat mereka sibuk begini. Aku malah di abaikan ayah." Wonpil mengangguk setuju lalu dia pun menepuk bahu Seungmin dengan perlahan menggunakan tangan kirinya.

"Di situ lah tantangan Seungmin. Harus cari tahu cara agar terlepas dari penghalang lancarnya proses kegiatan di kehidupan."

Seperti kata Jeongin. Wonpil tidak akan membantu jika menurut nya masih bisa di atasi oleh putra putranya. Bagi wonpil, hidup itu harus di jalani dengan keras agar tahu apa saja rasanya berjuang dan juga mendapatkan pengalaman secara nyata.

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang