113

109 19 8
                                    

"Pecat dia sekarang."

Lino tentu tak suka mendengar perkataan adik nya ini. Apa maksudnya memerintahkan nya seakan dirinya tak becus memilih sekretaris?!

"Min. Pecat orang dengan kinerja yang bagus itu tidak semudah kau bermusuhan dengan teman mu sendiri. Kau tidak memahami kinerja perusahaan, kakak paham bahwa kau tidak tahu tentang hal ini. Tapi, tolong jangan sembarang ucap begitu. Itu hanya akan membuat reputasi kita hancur di mata publik." Jeno masih diam aja nih yorobunnnn. Karena Jeno ingin lihat, cerita ini sepenuhnya dari Seungmin.

"Kak. Dia menghina ku loh di belakang kakak. Terus, dia juga mau deketin kakak!"

"Min. Dia emang gak kenal sama kamu, wajar dia menebak-nebak gitu dan terkesan menghina mu. Dia juga mendekati kakak karena dia sekretaris nya kakak. Jangan berpikiran yang aneh aneh. Lebih baik kalian bermain di rumah, Kakak lagi sibuk. Untuk Jeno, tolong beritahu ke Buna Taeyong bahwa aku sangat senang dengan laporannya. Akan ku berikan hadiah sebagai tanda terimakasih nya."

Seungmin yang ingin kembali protes pun kini di tahan oleh Jeno. Dengan perlahan Jeno menggelengkan kepalanya di hadapan Seungmin yang masih kesal itu.

"Baiklah. Terima kasih banyak kak Lino. Ayo min, kita jalan jalan sekarang. Aku akan membelikan mu es krim agar hati mu kembali dingin dan bahagia. Karena jujur saja, aku benci ketika melihat diri mu cemburu luar biasa tapi tidak digubris sama sekali." Jeno pun langsung menarik paksa tangan Seungmin untuk keluar dari ruangan Lino.

Tunggu. Lino seketika berhenti menyimpan berkas nya. Apa apaan perkataan jeno tadi?! Jeno menyindir nya?!

Keterlaluan. Ya, lino harus tenang sekarang. Karena Jeno dan Seungmin hanya anak kecil yang baru tamat sekolah menengah atas dan tidak tahu apa apa tentang profesional nya dalam perusahaan.

Di dalam kantor ini, Jeno tidak mengatakan apa apa. Bahkan sampai ke tempat parkir juga dirinya masih diam saja. Seungmin juga ikut larut ke dalam pemikirannya sendiri. Sungguh, Seungmin tidak tahu kemana Jeno akan membawa dirinya.

Selang beberapa menit kemudian, ternyata Jeno membawa nya ke cafe. Dengan beberapa kaleng minuman menyegarkan, Jeno akhirnya membuka pembicaraan dengan Seungmin.

"Lu kemana tadi? Apa yang terjadi sama lu? Ceritakan semua di hadapan gw. Lu sebut juga ciri ciri orang yang terlibat pada gw sekarang." Seungmin yang merasa bahwa Jeno sangat kesal di sini, akhirnya memilih untuk mengiyakan perintah dari Jeno.

"Jen.. gw tadi di kantin."

Pukul 8 malam

Baru juga Jeongin pulang. Udah ada hawa gak enak aja di rumah ini. Ada apa lagi sih?! Kesel juga Jeongin lama kelamaan.

"Lino. Lu kenapa dah?" Seperti biasa, Jeongin tidak pakai embel embel lagi di saat dirinya kebingungan. Lino yang sedang menghabiskan beberapa kaleng bener itu pun melihat nya sekilas.

"Seungmin makin aneh! Masa iya? Dia nuduh sekretaris gw? Padahal tuh sekretaris kerjaan nya bagus. Dia tuh gak tahu njir kalo semua itu terjadi karena dirinya!! Andai dia gak main code dan tangkap Daniel sendirian sampe bikin kita hampir membunuh nya. Mungkin nilai kuliah Han dan kalian semua tidak akan hancur!! Gw tuh peduli sama dia. Gw peduli sama kalian. Gw ganti sekretaris bukan berarti gw ada masalah dengan Han. Itu semua ayah yang lakukan, ya udah gw setuju aja!! Seungmin tuh bukan orang yang kerja di perusahaan! Mana tahu dia tentang ini semua!! Anjing."

Bukan hanya Jeongin, hyunjin dan Felix yang baru tiba juga ikutan bingung dengan celotehan nya Lino.

"Jadi, lu barusan tengkar dengan Seungmin perkara sekretaris lu yang baru? Dah lama kak Changbin bahas tentang Seungmin yang pasti bakal kek gini. Lu sih, malah setuju dengan perkataan ayah. Setidaknya pas Seungmin dah kembali, lu pecat aja Langsung. Lagi pula Han udah kelar perbaiki nilai nya." Begitu ringan bibirnya hyunjin ngomong gitu, sampai ingin Lino tabok aja sekalian.

"Bukan gitu hyunjin. Tuh sekretaris kerjanya bagus. Kalo gw pecat dengan alasan gitu aja, reputasi gw gimana? Terus dia juga baik banget Ama gw. Gak, gak semudah itu hyunjin."

"Ya udah kalo gitu mau lu. Gw cuma menyarankan. Kalo lu gak mau, ya udah. Tapi, gw agak sakit hati sih karena lu kek merendahkan Seungmin yang baru tamat sekolah. Kek seolah-olah, lu Mandang jabatan. Sekretaris lu juga gak lebih dari orang miskin yang numpang kerja di perusahaan orang, makanya kerjaan nya bagus karena dia takut di pecat. Dan sadar juga lu, itu perusahaan ayah. Bukan punya lu seutuhnya kak Lino. Gw gak bisa bayangkan bagaimana perasaan Seungmin kalo dia denger perkataan lu yang pedes itu." Hyunjin pun membalas perkataan nya Lino secara to the point. Sedangkan Jeongin kini pergi menuju ke lantai 2 meninggalkan saudaranya di sana.

Tapi, ketika dia ingin masuk ke dalam kamar nya. Dia jadi penasaran, bagaimana keadaan Seungmin? Seungmin ada di mana? Apakah Seungmin ada di kamar nya?

Air di dalam bathtub ini begitu menyegarkan. Seungmin jadi senang mandi daripada berkebun sekarang. Semua aura negatif kek kena guna guna rasanya hilang semua setelah mandi air suci ini.

Bau shampoo dan sabun nya juga menguar begitu hebatnya. Tapi, ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan itu tidak bertahan lama!!

Karena Han masuk ke dalam kamar mandi nya!!!

"Anjir!! Kak Han?! Lu ngapain di sini?!" Han mendekati nya lalu memperhatikan adiknya yang sedang berendam di dalam bathtub.

"Felix menunggumu di dapur. Segera lah selesai kan kegiatan mandi mu. Makanan untuk mu sedang di siapkan oleh Felix."

Hanya itu yang Han kata kan, lalu pergi begitu saja tanpa wajah yang merasa bersalah sedikitpun karena udah masuk tanpa izin!!

"T..tolol." gumam Seungmin yang masih terkejut.

"Bagaimana keadaan nya? Apakah dia menangis seperti biasa?" Han yang baru keluar dari kamar Seungmin itu menggelengkan kepalanya.

"Untung nya, gak yen. Gimana? Haruskah kita jauhkan mereka terlebih dahulu? Walau begitu, mulut kak Lino pasti akan lebih meow meow lagi."

"Bener sih. Ya udah, kita ajak saja Seungmin makan di pinggir kolam renang. Sekalian membuat keadaan menjadi lebih baik."

Sesuai dengan ide nya Jeongin. Kini Seungmin ada di kolam renang. Felix yang menunggu nya di dapur tadi segera mengajaknya ke tempat favoritnya.

"Kita makan di sini karena di meja makan rasanya membosankan. Seungmin tak masalah kan?" Tanya Felix sambil memberikan piring pada Jeongin.

"Tentu. Terima kasih sudah memberikan ide yang bagus seperti ini." Han semakin tak tega melihatnya, apa lagi ketika dia mendengar kabar dari Jeongin tadi.

Andai Seungmin tahu perkataan Lino. Akan sehancur apa hati nya? Kalau sudah begini, Han tidak akan bisa menjauh dari Seungmin. Siapa yang akan melindungi Seungmin jika seandainya semua nya sibuk dan hanya ada dirinya di sini?

Benar. Han harus berbicara pada Wonpil malam ini mengenai sekretaris baru itu.

"Seungmin besok ada waktu luang?" Jeongin yang bertanya itu, kini menjadi pusat perhatiannya Seungmin yang sedang makan.

Pipi nya kembung Seperti Puffer fish. Ekspresi nya juga sepertinya sibuk mengingat kegiatannya besok.

"Tidak ada kak. Maaf, besok aku ingin pergi bersama Haechan." Han membuka dompetnya lalu memberikan beberapa lembar uang pada Seungmin.

"Besok mau jalan kan? Bawa uang itu. Kalo kurang, suruh Haechan hubungi kakak." Tunggu. Han kan sebelumnya Seperti menjauhi nya kan? Kok malam ini, Han terlihat seperti biasanya?

Ada apa dengan Han ini? Seungmin sedikit tidak mengerti dengan kakak tupai nya. Seungmin pun menerima uang itu dengan ekspresi yang begitu lucu di mata Felix.

"Oke.. terima kasih kak Han." Han yang salting mendengarnya, kini mengalihkan pandangannya lalu melanjutkan makan malam nya.

'anjir. Gw makin cinta sama Seungmin kalo begini bentuknya.' Teriak hati Han yang dulu nya batu es, kini berubah menjadi jelly berkat Seungmin.
.
.
.
.
Note author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang