110

96 17 2
                                    

Malam ini, Seungmin tidak tidur karena dirinya udah keseringan tidur. Akhirnya mata nya benar benar tidak mengantuk sama sekali.

Seungmin sedikit penasaran, Wonpil udah pulang belum? Terus, bangchan mau ngomongin apa ke Wonpil? Kok dari sini kedengarannya seperti rame banget di bawah ya?

Seungmin pengen keluar dari kamar ini dan nimbrung. Tapi, sejak wonpil terang terangan mengatakan bahwa dirinya bukan ayah nya Seungmin. Seungmin merasa sedikit canggung juga.

Apa lagi kakak nya? Beberapa kakak nya bahkan keknya gak lagi mempedulikan dirinya. Paling cuma bangchan, Lino, hyunjin, Felix. Sisanya? Gak tuh.

Apa karena Wonpil menceritakan ini ya? Terus, Seungmin harus gimana? Masa iya ke rumah Kun? Selama ini kan bagi Seungmin ya keluarganya hanya ini saja.

Duh, ini sebabnya sejak awal Seungmin gak mau ungkit dan membahas ini lebih lanjut. Seungmin gak mau di asing kan gitu. Seungmin jadi merasa gak leluasa lagi dan malah terkesan menumpang. Kesel gak sih?

Tapi, mau gimana pun kan emang itu fakta nya. Yah, Seungmin jadi lesu kalo gitu.

Di lihatnya lah ke arah jendela, di mana dirinya terjatuh ke bawah dengan keadaan yang mengenaskan.

Ternyata tidak ada lagi sisa sisa buruk di tempat ini. Semuanya bersih seperti tidak terjadi apa apa. Siapa yang membersihkan nya?

Darah di bawah pun lenyap tak tersisa.

"Apakah kerjaan kakak memang begini? Pantas saja tidak ada bukti." Seungmin pun merinding sendiri ketika mengingat kembali apa pekerjaan mereka.

Seketika rasa merinding itu lenyap di saat Seungmin melihat jendela kamar Jeno yang gelap dan hanya lampu tidurnya saja yang hidup.

Ah, Jeno pasti lucu sekali saat sedang tidur begitu. Bagaimana bisa dia berani ikut bersama Haechan? Jeno sekarang semakin luar biasa.

Sibuk memandang ke arah jendela kamar Jeno, membuat Seungmin kembali sadar bahwa suara di bawah semakin banyak. Mereka bicara tentang apa sih?

Tengah malam begini pula! Udah hampir jam 11 malam loh. Ya udah lah, karena Seungmin haus. Seungmin pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga.

"Tunggu, kalian dengar sesuatu? Seperti suara langkah kaki." Kata Felix yang baru saja menghabiskan beer nya.

Semua mata pun saling melirik satu sama lain. Seungmin juga lewat aja pura pura gak tahu menuju ke dapur.

Jujur, Seungmin merasa sedikit merinding. Karena Seungmin tahu ada banyak sepasang mata memandang nya!!

"Umin baby!!!" Teriak hyunjin dengan segelas beer di tangan nya. Seungmin pun mau tak mau menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah mereka .

Ah, mereka pesta bareng Wonpil? Meminum beer dan makan Snack ringan? Tapi kok gak ada basa basi ke Seungmin? Seungmin kan pengen ikutan juga.

"I-iya?" Jawab Seungmin dengan perlahan tapi sedikit gugup. Entah hanya Seungmin saja yang merasa canggung, atau memang Jeongin juga bisa merasakan bahwa di sini ada kecanggungan yang kuat.

"Mau kemana? Kok belum tidur?" Lagi dan lagi Felix mengambil alih perhatian nya.

"Aku.. ingin mengambil air. Aku sangat kehausan." Felix pun mengangguk lalu meletakkan gelas kosong nya di atas meja dan memilih untuk menghampiri Seungmin.

"Kenapa gak bilang? Sini, kakak ambil kan." Felix pun menggenggam tangan Seungmin lalu menariknya secara perlahan menuju ke dapur.

Kakaknya yang tampan itu benar benar melayani nya dengan baik. Seungmin hanya perlu duduk dan menerima gelas yang berisikan air yang menyegarkan itu.

Bahkan setelah minum pun, Felix masih betah bersama nya.

"Umin tidur lah sekarang, besok jangan lupa bangun pagi dan ikut sarapan."

Kehidupan Seungmin yang manis itu, sangat berkebalikan dengan nasib seseorang yang kini hanya bisa diratapi dengan se-ikat bunga.

Ya, Daniel dan Renjun kini berada di depan pantai Jeju yang begitu dingin dan gelap. Kedua nya meletakkan bunga tersebut di hamparan air yang mengalir seiring nya dengan gelombang yang menerpa.

Angin malam yang berhembus dengan perlahan, bagaikan mengerti bagaimana perasaan kedua nya.

Nasib Seseorang yang baik, manis dan menyenangkan itu kini harus berakhir di sini. Tidak banyak yang Daniel ucapkan, hanya terima kasih atas pengorbanannya.

"Teruntuk dokter Jaemin. Terima kasih telah merawat ku, mengobati ku dan membantu ku untuk waktu yang tidak singkat ini. Aku, kang Daniel sangat berhutang banyak pada mu. Maaf, kali ini aku benar-benar tidak bisa menyelamatkan mu. Aku harap, dingin nya pantai ini bisa memeluk erat tubuh ku yang rapuh. Harus ku akui, semua memang salah ku. Tidak seharusnya aku membiarkan mu ikut ke dalam permasalahan ku. Dokter Jaemin, aku merindukanmu. Aku akan menguburkan jasad mu dengan layak di tempat khusus yang sudah ku siapkan. Maaf dan terima kasih banyak dokter Jaemin, semua kebaikan, tawa, senyum, nasihat mu untuk ku. Tidak akan pernah ku lupakan. Aku akan hidup dengan baik seperti nasihat mu terakhir kali pada ku, aku akan mencoba melupakan dan melepaskan nya demi kehidupan ku yang kau ingin lihat. Aku harap, di kehidupan nanti kita akan bertemu lagi. Diri ku sangat merindukan mu."

Daniel pun mundur terlebih dahulu dari renjun. Dirinya tidak kuat untuk terus berdiri di sini, Seseorang pun segera memeluknya dan membawa nya kembali ke mobil nya meninggalkan Renjun sendirian.

"Mungkin ini akan menjadi penyesalan ku, Jaemin. Andai aku lebih berani, mungkin hidup mu tidak akan seperti ini. Jaemin, aku ingin mengatakan bahwa aku adalah teman masa kecil mu yang hilang. Maaf, aku meninggalkan mu saat itu. Aku bahkan tidak mengatakan perasaan ku sejak saat itu. Aku bahkan lebih bodoh lagi untuk tidak memberitahu kan hal ini ketika kita bertemu pertama kali di rumah sakit ini. Kau ingat? Aku menjenguk Daniel yang tertawa lepas ketika bersama diri mu. Saat itu, aku sangat senang karena akhirnya saudara ku bisa kembali sehat. Tapi, kenapa diriku masih sama pengecutnya seperti yang dulu? Aku bahkan tak berani menyapa diri mu. Aku sangat tahu bahwa cinta kita tidak akan bisa bersatu, tapi seharusnya aku mencoba nya terlebih dahulu kan? Maaf jaemin, aku benar benar minta maaf. Kini, aku kembali sebagai teman lama mu dan sebagai orang yang sangat mencintai mu. Ku harap, kau tenang di sana. Lepaskan semua kenangan buruk dan dendam mu kepada Seungmin, jaemin. Dengan begitu, kau akan lebih bahagia daripada dirinya."

Renjun pun tersenyum tipis sembari menghapus titik air mata nya yang turun tanpa henti.

Andai waktu bisa kembali berputar. Apakah renjun bisa menyelamatkan pujaan hati nya? Apakah renjun bisa menghentikan ini semua?

Apa mau di kata pun, semua sudah terjadi. Daniel yang kini akhirnya kembali pada tunangannya, seong-woo telah membuat keluarga renjun kembali bahagia.

Tapi, jauh di dalam lubuk hatinya. Kini renjun lah yang menderita.

"Maaf jaemin." Renjun akhirnya pergi meninggalkan pantai tersebut dan mulai masuk ke dalam mobil nya. Kedua mobil itu kini melaju dengan kencang meninggalkan perairan yang gelap, dingin dan menyedihkan itu.

Satu harapan renjun, semoga semuanya berakhir di sini. Apa pun yang terjadi, jangan sampai mengenai keluarga nya lagi.

Cukup Jaemin yang menjadi korban. Renjun tidak mau lagi berurusan dengan keluarga Kim Wonpil.
.
.
.
.
Note author : jangan lupa sedia tisu sebelum makan v:

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang