55

166 32 22
                                    

"hebat ya? Udah jam berapa ini? Apakah biasanya memang begini?" Felix yang sedang duduk itu pun di hampiri oleh Jeongin. Tentu Jeongin langsung menarik tangan Felix untuk melihat jam tangan nya.

"Duh, lu suka bet sih memperpanjang dialog? Kan lu ada jam tangan sendiri." Felix pun misuh misuh sendiri sambil menarik kembali tangan nya.

Tok tok tok!!

Ceklek!!

Seungmin yang baru tiba itu kini melihat betapa hancurnya isi rumah mereka. Beberapa dari hiasan meja berjatuhan.

Bahkan gagang sapu pun sudah patah menjadi dua bagian. Ini sebenarnya ada apa?

"Hai baby? Sudah pulang?"

Sibuk mengamati sekitarnya, Seungmin pun akhirnya menyadari kehadiran hyunjin di hadapannya. Lengkap dengan rambut yang berantakan dan juga matanya sedikit sembab? Kenapa? Bukan kah hyunjin tidak pernah menangis?

"Kakak kenapa? Kakak gak apa apa?"

Hyunjin pun berjongkok di hadapan nya dengan senyuman lebar nya. Setitik air mata nya turun begitu saja. Hal itu membuat Seungmin merasa sedikit khawatir dan tentu terkejut juga.

Tidak pernah hal ini terjadi!!

"Seungmin.." lirihnya itu lah yang membuat Seungmin terperdaya oleh rasa simpatik yang dia miliki.

Tangan kecil itu langsung menyeka air mata sang kakak dengan raut wajah khawatir nya.

"Kakak kenapa? Kakak sakit? Siapa yang menyakiti kakak?" Tanya nya dengan tatapan mata yang sangat khawatir dan juga ketakutan.

Tapi, apa yang Seungmin takutkan? Apakah keadaan hyunjin? Lucu sekali. Hal itu yang membuat hyunjin akhirnya tertawa. Air matanya itu ternyata bukan lah lambang dari perasaan nya yang sebenarnya.

"Apa? Sakit? HAHAHAHAHAHAHAHA!! aigoooooo!! Lucuuuuuuuuuuuu!! Ayo sini, mau lihat gak? Kakak menemukan sesuatu lohhhhhhhh!!"

Hyunjin seketika tertawa dengan nada yang mengerikan dan mengejutkan Seungmin. Merasa bahwa Seperti nya ini bukan hal yang beres. Seungmin pun mundur secara perlahan.

"Aku baru ingat! Aku melupakan pena ku di Jeno." Baru saja Seungmin ingin pergi, tangan nya langsung di tarik begitu saja oleh hyunjin.

"Jeno? Sejak kapan Seungmin berbaikan dengan nya? Lebih baik lihat dulu harta Karun nya. Baru kita bahas Jeno. Ayo!" Hyunjin langsung menarik tangan nya menuju ke kolam renang.

Seungmin yakin banget bahwa ini gak beres!! Itu sebabnya dia memberontak dengan cara menarik tangan nya ke arah yang berlawanan.

Tapi ternyata hyunjin benar benar mencengkram kuat tangan nya. Seakan tidak ada kata kebebasan di sini.

BRAKK!!

Ketika mereka tiba di kolam renang pun hyunjin melemparkan Seungmin ke lantai begitu saja.

"Hai, cantik. Lama banget pulang nya? Ujian udah, ganggu kakak juga udah, bahkan bermusuhan dengan Jeno pun udah. Ngapain lagi di sekolah sampe pulang pun pukul 8 malam gini?" Lino yang ternyata ada di sana dengan senyum lebar nya kini mendekati Seungmin yang sedang mencoba berdiri.

"K-kenapa? G-gak boleh? Hah!!!" Dikit lagi Seungmin bisa berdiri, tapi sayang nya ada seseorang di belakangnya.

"Jika berani berkhianat, setidaknya sadar diri."

DUAGHHH!!!

Entah apa yang menghantam tubuh nya, Seungmin benar benar merasa kesakitan sekarang. Siapa yang menyangka kalau ternyata Han ada di belakangnya?!

Sebenarnya siapa saja yang ada di sini?!

"Jujur lah. Ini perbuatan mu kan?" Lino pun melemparkan sesuatu ke hadapannya yang telungkup di lantai itu.

Ctakk!!

"Pengecut." Desisnya sambil menatap hyunjin dengan tatapan tajam nya. Bahkan dirinya telah memperbaiki kondisi tas ransel nya yang hampir terjatuh dari bahu kanannya.

Sial sekali, kenapa Seungmin tidak memakai tas sekolah nya dengan baik dan benar coba?! Lagi pula, mana dia tahu kalo Han akan memukulnya dari belakang begini.

"Kau?!"

Hyunjin yang di sebut pengecut, tentu tak terima. Dia pun langsung melayangkan tongkat golf itu ke Seungmin. Tapi, ternyata Seungmin berhasil menahan tongkat itu dengan tangan nya.

Agak menyakitkan. Karena Seungmin gak nyangka, pinggiran tongkat itu di design dengan tajam seperti pisau. Tangan nya juga berdarah seketika karena memegang tongkat golf itu.

Kenapa alat dari sebuah permainan ini malah mengerikan jika di tangan kakak nya?! Seungmin pun segera melepaskan nya dan berjalan mundur.

"Ya!! Aku ikut campur!! Tapi, kalian? Sangat pengecut!!"

Menyakitkan sekali bagi Han melihat Seungmin yang begini. Tidak ada kata yang bisa dia deskripsi kan di saat mendengar pengakuan dari orang yang dia cintai.

"Kau ingin membuat kakak mu mati di bunuh orang? Semua kakak lakukan demi masa depan kita. Kau kira kakak berpura-pura? Kakak ingin menikahi mu tapi kau malah menjebak kakak dengan artikel itu?"

Seungmin pun tersenyum miring melihat Felix yang mulai terbawa emosi nya. Benar, kenapa Felix memanggil Jihoon dengan sebutan ibu dan tidak Buna? Karena hanya Felix lah yang berbeda di sini.

"Kenapa? Kau ingin menangis? Apa aku tidak boleh bermain main dengan kalian? Kalau berani, satu persatu lawan lah aku."

Entah apa tujuan Seungmin. Tapi, Jeongin masih percaya bahwa Seungmin berbohong di sini.

"Kau bohong. Katakan yang sebenarnya, jangan mencoba untuk melindungi siapa pun." Jeongin pun menghidupkan satu buah lilin kecil yang entah apa fungsinya. Seungmin pun gak tahu, yang pasti lilin itu berwarna merah dengan api kecil yang menyala dan terlihat sangat indah di matanya.

"Tidak kak Ayen. Itu memang kenyataannya. Karena kalian selalu menyiksa ku dan aku? Bukan kah kalian tahu bahwa aku tidak mudah memaafkan kalian? Apa salah nya beritahu publik bahwa kalian adalah monster? Mengerikan sekali."

"SEUNGMIN!!!!" Teriak hyunjin dengan lantang.

Tidak ada kesabaran lagi di dalam pikiran Hyunjin sekarang. Hanya ada kemarahan yang luar biasa. Tidak pernah sekali pun dia terpikirkan bahwa Seungmin adalah orang yang begini.

Tidak terpikirkan oleh nya juga bahwa dia akan menikam tubuh adiknya sendiri dengan pisau yang dia selundupkan.

Ya, hyunjin segera berlari dan menusukkan pisau yang tajam itu ke tubuh adik nya sendiri.

Seungmin pun terdiam dan akhirnya terjatuh dengan pisau yang menancap tepat di perut nya.

"H-hyu..jin?" Dengan refleks Seungmin menahan darah yang keluar itu, bahkan dirinya pun dengan kesulitan memanggil nama sang pelaku.

Seungmin masih tak percaya, begini rasanya? Hyunjin yang terlalu terkejut pun akhirnya mundur dengan kedua tangan nya yang penuh dengan darah adiknya sendiri.

Tidak ada perkataan apa pun lagi yang keluar dari mulut kecil itu selain menyebutkan nama hyunjin. Lino yang merasa bosan juga akhirnya menodongkan tongkat golf itu di hadapan adiknya yang penuh dengan darah itu.

"Ketika lilin di tangan Jeongin menjadi padam dan keadaan rumah ini menjadi gelap. Kau bebas memilih Seungmin. Bertahan di rumah ini tapi dengan nyawa yang melayang atau pergi sejauh-jauhnya dari hadapan ku. Bersembunyi lah sesuka hati mu, jangan sampai aku menemukan mu."

Pyuhhhh

Lilin itu benar benar padam di hadapannya!!! Jeongin dengan wajah datarnya meniup api kecil itu hingga padam!! Bahkan Lino juga menekan tombol yang ada di remot itu!! Sejak kapan remot kecil itu ada di tangan nya?!

Semua lampu di rumah ini menjadi padam seketika. Seungmin harus apa?

Ya, mencoba berdiri dengan cara berpegangan dengan apa pun yang ada di dekatnya lalu pergi menjauh dari kakak nya yang tersenyum lebar dan tertawa secara bersamaan.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang