57

139 33 18
                                    

Bangchan yang baru selesai mengoperasi pasiennya yang gagal jantung itu selama 4 jam. Akhirnya bisa beristirahat sejenak.

Dia pun kini melepaskan semua perlengkapan yang dia pakai Seperti sarung tangan, masker, penutup kepala bahkan beberapa lapis pakaian juga.

Tangan nya yang tadinya terkena percikan darah, kini kembali bersih dan  steril berkat wastafel yang dia cintai ini.

"Changbin? Sudah dapat email dari Lino tentang data persediaan organ?"

Changbin yang kebetulan sedang duduk di salah satu kursi tunggu itu pun menunjukkan hp nya pada bangchan.

"Gak ada kak. Kak Lino bahkan tidak menyalakan hp nya sejak tadi siang."

Aneh? Tentu saja. Tidak pernah bangchan merasa bahwa Lino akan mematikan ponsel nya dalam waktu yang begitu lama seperti ini.

"Yang lain? Kek hyunjin gitu?" Lagi lagi gelengan kepala dari Changbin pun di dapatkan oleh bangchan.

"Semuanya sama kak."

Merasa ada yang tidak beres, bangchan pun segera menarik rambut nya Changbin untuk segera pergi ke parkiran sekarang.

"Ada yang Gak beres dari tindakan adik lu. Ayo kita pulang."

Changbin yang di tarik pun hanya bisa tersenyum pulsa tanpa mempedulikan bahwa mereka kini menjadi pusat perhatian.

Drap drap drap!!

Han langsung melihat sekelilingnya yang tampak gelap sekali. Dengan sekali tindakan, berupa menyalakan lampu. Barulah dapur ini terang lagi!! Di sana ada Lino yang sedang merokok bersama hyunjin.

"Bagaimana? Ketemu? Kami denger teriakan lu sih." Felix yang sedang duduk di meja makan itu pun kini mendapat anggukan kepala dari hyunjin pertanda bahwa itu memang benar.

"Kak!! Kak Lino!! S-seungmin!! Se-seungmin!!" Han segera mengguncang tubuh Lino hingga membuat Lino menjadi risih dengan tindakan adiknya.

"Apa sih?! Lu kenapa gembel! Tremor gitu tumben amat. Cuma ngehukum Seungmin, gak mungkin bikin lu Tremor kan?"

Menyadari perubahan raut wajah dan juga tangan nya yang gemetar, Felix pun merasa aneh dengan Han.

"Lu kenapa? Kenapa Seungmin nya?" Felix pun segera mendekati Han yang masih gelisah.

"S-s..seungmin!! D..dia, dia mati!!"

"HAH?! Uhuk uhuk!! Huweeeekkkk!!" Lino yang tadinya sedang merokok pun malah tersedak asap rokoknya sendiri karena terkejut.

"Jangan bercanda tupai." Jeongin maupun hyunjin juga kini menatap Han dengan tatapan tajam nya.

"G-gw serius!! Di-a terjatuh dari jendela kamar nya!!!"

Tanpa basa-basi lagi, Lino pun segera berlari untuk keluar dari rumah nya dan membuktikan perkataan dari Han.

"Kok bisa? Lu dorong dia? Jawab Han!!" Felix yang marah pun langsung menarik kerah baju Han.

"Gw gak dorong dia!! Dia kehilangan keseimbangan!! Gw gak tahu harus gimana!!" Hyunjin pun mendorong tubuh Han hingga membuat Han terjatuh ke lantai.

"Kok lu gak langsung tolong?! Kenapa lu malah ngelapor ke sini bangsat!!! Lu ngotak anjing!! Lu jangan bercanda!! Dia gak mati kan?! Dia tunangan gw, Han Ji-Sung!!!!" Teriak hyunjin dengan frustasi.

"Kok lu nyalahin gw?! Kan lu yang melukai nya tadi!! Kok cuma gw yang salah!!! Lu juga salah!! Ini ide siapa coba?! Ide kalian!!!" Han pun berdiri dan mendorong Hyunjin yang akhirnya mengenai Jeongin.

"Heh!! Siapa yang menemukan bukti nya?! Kan lu!! Kok lu marah sama hyunjin?! Ngaca Han!!" Jeongin pun mendorong Han yang sama marah nya seperti mereka.

"Hentikan!!"

Hingga akhirnya suara Lino kembali terdengar di dapur ini. Dalam keadaan rambut yang berantakan, pakaian yang berantakan dan juga nafas yang memburu. Lino kini kembali ke hadapan mereka.

"Kak, bagaimana?!" Felix segera menghampiri Lino yang terlihat tidak baik-baik saja. Bahkan kakak nya itu terduduk di lantai yang dingin ini.

Tidak ada jawaban dari Lino selain dirinya yang kacau. Ya, Seperti perkataan Han. Seungmin Seperti nya tidak bisa di selamatkan.

Diam nya Lino pun membuat semuanya ber-kepikiran yang sama.

Ckitttt!!!

Mobil itu seketika berhenti mendadak. Changbin yang merasa pusing pun segera mencoba kembali fokus. Ini nih akibatnya jika satu mobil dengan mantan pembalap liar.

Kalah Stella jeruk dengan kecepatan berkendara nya bangchan. Lebih bikin mabuk lagi malah, Changbin rasa bahwa yang berada dengan nya saat ini bukan dokter. Tapi, lelaki dewasa yang saat remaja nya dulu suka balapan.

Ya, bener sih. Gak salah Changbin itu. Emang itu fakta nya kok. Tapi, bukan itu yang menjadi fokus nya sekarang. Melainkan bangchan yang sudah keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumahnya.

"Lino. Kenapa kau mematikan ponsel? Terjadi sesuatu di sini?"

Deg?!

Betapa terkejutnya mereka dengan kehadiran bangchan di sini. Sejak kapan bangchan tiba? Han yang melihat ada bangchan, langsung mundur menjauhinya. Masih dengan tangan nya yang gemetar.

Tentu itu semua tidak luput dari penglihatan bangchan yang tajam.

"Itu.. tumben kakak pulang?" Tanya Felix yang sepertinya mencoba untuk membuat Han tidak terlihat di sana. Hal itu juga yang membuat Bangchan semakin curiga.

"Mana Seungmin?" Dengan to the point bangchan menanyakan keberadaan nya. Lino yang masih kacau itu tidak mengatakan apa pun. Dirinya masih terlihat seperti putus asa.

"D-dia..."

Menyadari ada hal yang tidak beres, bangchan mendekati Han yang sejak tadi mencurigakan. Felix pun sampai terkejut dirinya di dorong begitu saja oleh Bangchan.

"Kau apakan adik ku?" Deep voice nya semakin membuat Han tidak dapat berkata apa-apa. Changbin yang baru tiba pun tidak mengerti, situasi macam apa ini?

"Dia mati. Aku tidak sengaja mendorong nya di jendela kamar nya. Kepala nya menghantam tanah dengan begitu kuat hingga akhirnya darah keluar akibat luka itu. Maaf Chan." Lino dengan berani nya menatap Bangchan yang kini memilih untuk menjauhi Han.

"Kau atau Han?"

"Aku, kak Chan." Jawabnya dengan mantap tanpa rasa takut sedikit pun. Bangchan juga kini mengangguk setuju, hebat sekali Lino yang membuat berita lucu begini.

"Kau membuat nya mati? Tidak sekalian kau melambaikan tangan mu ketika nyawa nya di renggut sang pencabut nyawa?"

Suasana berubah menjadi dingin. Seketika tidak ada yang berani mengeluarkan pendapat atau hanya sekedar menghindari kemarahan bangchan.

"Dia yang menyebarkan artikel itu. Hasil penyelidikannya pada kita, dia lakukan karena dendam nya kepada kita yang selalu menyiksa nya." Lino pun memberikan hp itu pada Bangchan.

Bangchan benar benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. Apa maksud nya ini?

"Bukti mu sangat tipis Lino jika di bandingkan dengan nyawa orang yang ku cintai."

Bangchan pun menyimpan hp itu, lalu mengeluarkan satu pistol dari dalam saku celana nya.

Dor!!

"AARRRGGGHHH!!"

tidak hyunjin sangka! Bangchan menembak kaki saudara nya sendiri?! Hyunjin pun segera menghampiri bangchan dan hampir melayang kan pukulan nya, tapi dirinya di tahan oleh Changbin.

"Kau?! Kami melakukan ini karena dia pengkhianat!! Ada banyak orang di dunia ini yang bisa memberikan mu cinta!! Tapi kau malah di butakan oleh nya?!" Bangchan pun menyimpan pistol nya, lalu menarik rambut Lino tanpa belas kasihan.

"Changbin, siapkan hukuman ikan."

Dalam sekejap mata, bangchan pun pergi ke luar dari rumah ini meninggalkan semua adik nya. Sungguh, hati nya sangat berdebar hanya untuk memeriksa keadaan di sisi rumah nya.

Tempat di mana Seungmin terjatuh dengan mengenaskan.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa!!!

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang