25

167 28 12
                                    

"Kak Chan. Gw gak nyangka anjir bakalan seru gini. Kan kita kena scandal, konser mendadak gini kok malah makin seru? Gw kira gak bakal ada yang mau lihat kita kemaren anjay." Han yang masih istirahat itu pun terkekeh sendiri mengingat betapa keren dirinya kemarin di atas panggung.

"True. Kek seakan fans tuh lega karena kita gak apa-apa akibat fitnah itu. Hebat anjir ide kak Chan." Felix yang masih santai bersama Han itu kini menjadi pusat perhatian bangchan dan Changbin.

"Han, Felix. Itu bukan fitnah. Itu fakta tentang kita. Hanya saja kita bikin seakan kita di fitnah. Jika tidak begitu, kita tidak akan ada harga di depan mata publik. Kita hanya di anggap sebagai monster. Kalian harus tetap ingat bahwa kita tidak se-normal itu."

Peringatan dari Changbin membuat kamar mereka menjadi sunyi seketika. Ya, mereka ada di salah satu hotel yang tidak terkenal bahkan CCTV nya sudah di rusak begitu saja oleh Lino.

Kenapa memilih hotel yang begitu? Karena mereka tidak ingin bertemu atau di ikuti oleh fans bar-bar yang hanya ingin membuat mereka repot.

Ingat? Mereka bukan orang yang normal.

"Changbin benar. Aku hanya membuat ini terlihat seperti bukan lah perbuatan kita. Tapi, bukan kah sebenarnya itu adalah kebenaran? Aku tidak ingin kita menjadi terjatuh karena orang yang sudah berani untuk mengekspos diri kita."

Hyunjin kini memberikan selembar kertas yang berisikan foto kepada Lino. Foto itu terdiri atas foto universitas, company, club, rumah sakit, sekolah, dan juga hotel yang jarang mereka datangi karena itu seutuhnya milik wonpil tanpa ikut campur mereka.

"Orang yang bisa bikin artikel itu biasanya orang terdekat kita. Tanpa kita sadari bahwa dia mengambil bukti semudah itu. Bahkan aku sangat tahu beberapa foto itu baru saja terjadi. Tapi, bagaimana bisa dia mendapatkan kunci VIP kita? Apa dia hacker?"

Lino kembali fokus pada kertas itu. Hanya di beberapa tempat ini lah foto foto itu di ambil. Hebat sekali bukan? Keamanan nya ingin sekali Lino bunuh semua karena tidak becus menjalankan tugas.

"Bisa jadi hacker. Bisa jadi orang yang kita percaya, hyunjin." Lino kini mengambil pena nya lalu melingkari company nya.

"Gw gak yakin kalo salah satu diantara kita adalah pelaku nya." Jeongin kini menghampiri Lino yang melihatnya dengan mata kosong seperti biasanya.

"Company ku jelas tidak aman lagi sejak saat itu. Tapi, itu juga alasan ku untuk tidak melakukan apa pun di sana. Itu juga sebabnya sang pelaku hanya memiliki foto lama yang entah kapan di ambil nya. Untuk pelaku juga, gak mungkin orangnya salah satu dari kita kan?"

"Mungkin. Tapi, bukan kita. Melainkan Seungmin atau bisa saja Jeno." Lagi lagi Jeongin memancing ide baru. Yang membuat Bangchan ikut berpartisipasi.

"Tapi, bisa saja Seungmin dan Kun. Karena mereka saudara yang sudah saling tahu bahwa ayahlah pembunuh Suzy." Felix kini ikut mengeluarkan opini nya. Hal itu juga yang membuat hyunjin tidak ingin mengalah.

"Tidak. Bisa saja Kun dan Haechan. Seungmin tuh ayang gw. Gak mungkin dia begitu."

Mendengar semua pendapat dari saudaranya yang memungkinkan untuk menjadi pelakunya. Bangchan kini tersenyum sendiri.

"Kenapa Jaemin tidak kalian ikutkan bersama Kun? Bisa saja mereka kerja sama kan?" Ringan sekali ide bangchan. Tapi, kemungkinan nya juga besar. Se-besar kucing nya Lino di kantor.

"Jaemin dalam pengawasan ayah. Dia tak mungkin berani, bangchan." Perkataan Changbin mengundang tawa dari Bangchan. Apakah adiknya tidak menyadari sesuatu di sini?

Harus kah Bangchan jadi moderator presentasi agar semua adiknya bisa mengerti maksud perkataannya?

"Mereka berdua memang dalam pengawasan ayah. Tapi, bisa saja ayah lah yang sengaja karena ingin melatih dan mendidik kita. Ayah membantu kita karena Seungmin? Gak masuk akal. Apa alasan ayah kalo emang demi Seungmin?"

Jaehyun yang berdiri di samping wonpil kini sedikit merinding ketika mendengar kekehan dari sang atasan. Ini kapan dia bisa pulang? Bersama Wonpil rasanya gak ada beda di saat dia uji nyali di kuburan.

"Sudah ku bilang kan? Putra ku pasti akan menjadi orang yang berpikir kritis." Wonpil mengembalikan hp itu pada Jaehyun.

"Lalu, apa yang harus ku lakukan berikut nya pak Kim?"

"Awasi mereka. Jangan sampai mereka semua lengah Seperti kemarin. Untuk yang ini, hubungi Seseorang. Aku ingin berbicara kepada lelaki tampan itu." Wonpil pun akhirnya pergi meninggalkan Jaehyun sendirian di ruangan ini.

Wah, setidaknya Jaehyun bisa bernafas dengan lega lah. Iya kan?

"Gw yakin, dalam beberapa hari ini. Kakak pasti akan meledak." Gumam Seungmin sambil tersenyum tipis. Langkah kaki nya itu berjalan dengan santai nya menuju ke arah parkiran mobil.

Di sana ada seseorang yang sedang duduk sambil minum sprite yang menyegarkan.

Entah karena memang dia yang peka atau memang Seungmin yang memang membuat nya menoleh kan kepalanya secara tiba-tiba. Tapi, yang pasti siswa itu langsung menyadari bahwa Seungmin sudah datang.

"Ku kira semua di batalkan." Siswa tersebut kini membuang kaleng minuman yang telah kosong itu ke dalam kotak sampah.

"Maaf. Aku sengaja datang sedikit terlambat. Kau tahu? Siswa siswi di kelas ku selalu dorong dorongan di pintu kelas karena ingin langsung pulang. Daripada aku mendorong mereka tanpa pikir panjang. Akhirnya aku memilih untuk menunggu sebentar."

Siswa tersebut mengangguk setuju. Memang benar, di saat bel pulang sekolah berbunyi. Akan ada banyak siswa siswi yang berlarian keluar menuju ke parkiran.

Padahal mereka bisa pulang dengan santai daripada tergesa-gesa. Iya kan?

"Baik lah kalau begitu ayo kita berangkat sekarang."

Tidak Seungmin sangka bahwa siswa tersebut sudah menyiapkan buku matematika nya. Wah, benar benar type siswa yang ambis.

Tapi, yang namanya Seungmin. Dia tidak akan mempedulikan apa pun. Selagi dirinya tidak penasaran. Maka, dia tidak akan banyak tanya.

Mobil itu melaju kencang meninggalkan kawasan sekolah. Tepat setelah mobil itu melewati pagar sekolah. Kun melihat nya dari kejauhan.

Tidak Kun sangka bahwa haechan akan lama begini. Entah apa yang dilakukan oleh Haechan di kelas nya.

Harus kah Kun telepon Haechan? Tidak. Lebih baik dia bermain game sambil terus memantau kawasan sekolah.
.
.
.
.
Note Author : jadi, ayo tebak. Apa kaitan mereka semua v:

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang