56

160 34 21
                                    

Tongkat golf? Stick golf? Berbeda hanya di penyebutan di setiap orang. Tapi, kali ini? Bukan itu yang berbeda.

Melainkan suara tiap gesekan antara tongkat itu dan lantai yang dingin. Jika biasanya di gunakan untuk mendapatkan point dengan cara mengayunkan nya pada bola, tapi? Kini malah di tarik begitu saja dengan sengaja oleh kakaknya seakan memberitahu jika mereka ada di belakangnya.

Apa lagi kalau bukan mengejarnya?

"Seungmin? Kamu di mana sayang? Gak rindu dengan kakak kah?" Suara Han terngiang-ngiang di kepala Seungmin.

Suara mengerikan itu sama mengerikan nya dengan suara gesekan tongkat golf yang di bawa oleh kakak nya ke lantai.

Deg deg deg

Dengan rasa sakit di tangan, punggung, dan juga perut nya. Seungmin masih berusaha untuk terus berjalan sembari memejamkan matanya sesekali.

Kemana dia harus pergi?! Dirinya baru tiba di dapur!!! Ke pintu ruang utama saja, bagaimana? Gak!! Tadi sudah dia ketahui bahwa Han ada di belakangnya. Artinya Han datang terakhir di kolam tadi.

Pasti pintu utama di kunci!! Bahkan remot itu juga yang membuat rumah ini gelap!! Beruntungnya mata nya sangat terlatih di saat menyelundup ke kantor Lino!!

Jadi, Seungmin masih bisa tahu mana jalan yang pantas di lewati!!

Lagi pula kalau seandainya memang pintu gak di kunci. Gak mungkin Lino dengan percaya dirinya menyuruh dia lari begini!

Ya, semua sudah dipikirkan secara matang oleh kakak nya yang tidak normal itu.

"Menyerah saja Seungmin. Mati dengan menyerah lebih damai daripada mati tapi kesulitan begini."

Itu Jeongin!! Bahkan suara gesekan tongkat golf nya sangat jelas!!! Artinya Jeongin dekat dengan nya!! Seungmin pun segera pergi ke arah tangga, menuju ke lantai dua.

Sulit sekali rasanya ketika Seungmin menaiki tangga itu. Luka di perut nya sangat mengganggunya. Oh, tunggu!! Seungmin belum melepaskan pisau itu?! Awokawokawok!! Pantes kek sakit bet!!

Serius!! Ini ide yang bagus untuk mengumpan!! Kebetulan sekali tangga ini dekat dengan ruang keluarga!! Maka dari itu, Seungmin pun menarik pisau yang menancap itu. Menyakitkan memang, bahkan matanya terpejam menahan rasa panas dan sakit secara bersamaan.

Setelah pisau itu berhasil di lepaskan nya. Seungmin pun melemparkan pisau itu sejauh mungkin.

Prangg!!!

Dengan cepat seungmin segera berlari bersama sisa tenaga dan juga degup jantung nya yang ketakutan itu.

Benar, dia telah di lantai 2 sekarang.

"CK? Umpan? Manis banget!!" Lino tertawa melihat pisau berdarah itu. Bahkan dia telah mengambil dan menjilat pisau yang berdarah itu.

Darah yang menyegarkan, sama seperti yang dia lakukan ketika jari kecil itu terluka.

Ya, se-mengerikan itu kakak nya. Bahkan dia dengan mudahnya mengetahui letak pisau itu.

Merasa bahwa Seungmin tidak ada waktu lagi. Dia kini dengan cepat menaiki tangga menuju ke lantai tiga.

Hampir!! Hampir aja dia terjatuh karena sepatu sekolah nya yang dia pakai!!

Dikit lagi kaki nya membawa dirinya ke lantai 3, tapi lagi lagi dia merinding ketika mendengar suara tongkat golf itu lagi!!

Lagi lagi, kakak nya ada di belakangnya!!!

"Seungmin~"

Bersyukur sekali karena Seungmin adalah seorang lelaki yang memiliki tenaga dan tekad yang tidak main main!! Dirinya kini sudah tiba di lantai tiga!! Dia pun memilih untuk masuk ke dalam kamar nya!!!

Terangnya kamar ini berkat sinar rembulan yang menembus dari jendela kamar nya. Tangan nya pun kini meletakkan tas sekolahnya di atas kasur.

Harusnya tadi, Seungmin memakai tas sekolah nya dengan benar. Jadi, punggungnya tidak akan terkena pukulan begini. Ya, sedikit menyesal juga Seungmin malah tidak membuat tas tersebut seperti pelindung tubuhnya.

Dengan perlahan dia mengunci pintu kamarnya dan segera menggeser kan meja belajar nya. Kemana Seungmin harus sembunyi?

Mata nya tidak menemukan persembunyian yang bagus di rumah ini. Dia hanya melihat rembulan yang begitu indah, berwarna merah.

"Jika engkau melihat ku. Tolong berikan dua jalan untuk ku. Jika seandainya aku akan mati di sini, pertemukan aku dengan ibu ku. Tapi, jika seandainya aku tetap tidak bisa mati. Tolong, permudahkan jalan ku di kehidupan yang mengerikan tanpa bisa ku hindari ini."

Kedua tangan yang terluka dan berdarah itu menyatu dengan harapan yang sangat kuat di dirinya. Bahkan air matanya menetes begitu saja.

Tidak ada rasa sakit yang dia rasakan lagi selain di hati nya hingga akhirnya Seungmin bisa menyebutkan keinginan nya untuk saat ini.

Sebelum akhirnya pintu kamarnya akhirnya terbuka juga.

Ceklek

"Sudah ku duga, kau di sini." Han masuk ke dalam kamar nya. Dengan Seungmin yang berdiri di depan jendela kamar nya.

"Mundur atau aku akan lompat dari sini." Seungmin pun kini telah duduk di pinggiran jendela. Ya, tepat di jendela yang terbuka itu!!

Tapi, dengan santai nya Han maju dengan tongkat golf mengerikan itu di tangan nya.

"Lompat lah. Akan ku jadikan jasad mu sebagai teman sex ku."

"Aku akan menghantui mu." Jawab Seungmin dengan lantangnya. Walau sebenarnya perut nya sangat kesakitan, tapi dia tetap tidak boleh lemah di sini.

"Silahkan. Aku tetap akan welcome pada jalang walau telah menjadi hantu."

"Aku bukan jalang." Han semakin maju mendekati nya, begitu juga dengan Seungmin yang semakin mundur. Sedikit lagi tubuhnya benar benar terjatuh dari jendela kamar lantai 3 ini.

"Pengkhianat." Han langsung menarik seragam sekolah adik nya hingga tatapan mereka bertemu Seperti terakhir kali.

Tidak ada tatapan penuh cinta di mata Han. Hanya ada kebencian dan kemarahan.

Seungmin yang merasa bahwa Han sedikit lagi akan mencium bibirnya memilih untuk mengalihkan pandangannya hingga akhirnya Han tersenyum tipis.

"Baiklah jika itu mau mu." Ucapnya dengan nada dingin nya, tangan nya pun melepaskan cengkraman nya pada seragam sekolah yang berdarah itu.

Lalu dia pun mengayunkan tongkat golf itu pada Seungmin. Seungmin yang refleks melindungi dirinya dengan cara menghalaunya di kedua tangan nya. Akhirnya tanpa di duga, dia pun kehilangan keseimbangannya.

Ya, Seungmin benar benar terjatuh dari jendela kamar nya sendiri. Han yang terkejut pun langsung melemparkan tongkat nya, lalu mencoba meraih tangan Seungmin. Namun, sayang sekali. Seungmin sudah terlanjur terjatuh dengan senyum tipis yang terbit di wajahnya.

BRAKK!!!

"SEUNGMIN?!" teriak nya ketika melihatnya adik nya benar benar terjatuh ke bawah dengan darah yang mengalir dari kepala nya.

Melihat kondisi adiknya yang membuat nya sangat terkejut, tangan Han seketika gemetar dan akhirnya berjalan mundur beberapa langkah menjauhi jendela kamar itu.

Keringat dingin muncul begitu saja. Karena panik, Han pun segera pergi keluar dari kamar itu lalu segera mencari keberadaan Lino dan saudaranya yang lain sekarang!!

Tidak ada waktu lagi bagi nya, selain memberitahukan semua ini pada Lino!!
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini v:

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang