Yibo dan Zhan dibuat syok mendengar teriakan anak bungsu mereka di kamar mandi. Ketika diperiksa, yang terlihat adalah genangan darah di lantai, serta Hui yang menangis histeris.
"Astaga, Dedek!"
"Mama... Dedek takuuut."
_
_
"Kondisi anak kalian saa...
"Janji bukan sekedar janji, inilah hembus napas yang harus kupenuhi padamu." __________________________________________ __________________________________________
Jingshi - jam 09.12
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"FAAAH! Fah fah tah! Ummmaaa..." Duk duk duk! Si kembar Guiying dan Tianzhi memukul-mukul tembok kaca sambil berceloteh, mengobrol dengan bahasa bayi yang hanya difahami oleh mereka ber-2.
Di belakang, ada Jackson si ayah yang menjaga, kebetulan hari ini libur untuk bekerja. Dia ingin menghabiskan hari yang panjang bersama ke-2 bayinya yang menggemaskan. Gui dan Tian sudah bisa berdiri meski masih harus berpegangan pada benda sekitar, kadang-kadang mereka terjungkal tapi pasti akan tertawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bayi-bayinya Papa nggak mau pakai topi? Nih topi siapa yang Papa pakai dari tadi?"
Gui dan Tian menoleh, lalu si sulung mengangkat tangan dengan raut lucu. Melihat itu, Tian tidak mau kalah dan memekik.
"Yan Yan! Huhu~ Yaaan!" Seru si bungsu.
"Ah? Beneran punya Tian? Kayaknya ini punya Abang, deh."
Gui tersenyum memperlihatkan gusi yang belum ditumbuhi gigi. "Ang, Faaah!"
"Iya nih, ada tulisannya di depan. Sini ambil, Nak. Lari ke Papa."
Gui segera menjauh dari tembok kaca, meninggalkan Tian dengan tertatih-tatih. Lagi, si bungsu tidak mau kalah dan memilih merangkak secepat mungkin.
"Yaaah! Cepetan! Cepetan! Siapa pemenanganyaaaa?" Jackson berseru memberi semangat, si kembar tertawa terpingkal-pingkal saat mereka ber-2 ditangkap ke dalam pelukan.
"Piih! Piiih, Fah!"
"Topinya Abang, nih. Adek Tian kan punya yang warna kuning."
"Ning?" Tian bertanya dengan ekspresi bingung.
Jackson terlalu gemas, dia mencium wajah Tian penuh semangat, tapi Gui merengek lirih karena tidak kebagian ciuman. Ada anak lain di sisi berbeda, dialah Hua yang susah payah menaiki bak empuk sejak beberapa menit yang lalu.
