"bang bawain oleh-oleh ya" minta Ochi ke Syahrez yang lagi siap-siap mau berangkat ke bandara. Malam ini si babeh bakal terbang ke Jepang untuk urusan pekerjaannya. Bukan urusan kerjaan sih sebenarnya, ini reward tahunan dari kantornya. Kalo tahun lalu mereka jalan-jalan ke Bangkok, tahun ini naik level dikit, ke Jepang.
"mau dibawain apa lo?" tanya si babeh sambil mengingkat tali sepatunya
"ya apa kek, kitkat kek" jawab Ochi males mikir.
Syahrez nengok ke Ochi, "kalo kitkat doang, nih gue kasih ceban. Lo beli deh ke Alpa sana" katanya sebel.
"yaudah mana?"
Beneran diminta sama dia.
Syahrez menghela napasnya panjang. Belum juga berangkat, stok amarahnya sudah terpakai seperempat.
"udah bang?" tanya Wisnu tiba-tiba dari depan pintu
"eh iya Nu" si babeh langsung berdiri. Malam ini Wisnu yang berbaik hati mau nganterin Syahrez ke bandara. Ya hitung-hitung balas budi lah, selama ini kalo Wisnu dinas luar kota seringan Syahrez yang nganterin dia ke bandara.
Syahrez merapikan bajunya sebentar dan langsung menyandang tas ranselnya. Kopernya udah dimasukin Wisnu ke bagasi mobil.
"gue berangkat ya" pamit si babeh ke semua penghuni Akinda yang nganterin dia sampe ke ruang TV . Sudah jadi tradisi, tiap ada yang mau berangkat keluar kota atau keluar negeri pasti bakal dianterin paling nggak sampe ruang TV.
"hati-hati ya bang" kata Dino sedikit mewek. Nggak tahu kenapa pokoknya kalo abang-abangnya mau keluar kota atau luar negeri, pasti si bontot merasa sedih seolah abangnya nggak bakal balik lagi.
"ingat-ingat bawaan lo. Power bank taro di ransel, jangan di koper" kata Johan udah kayak petugas bandara.
"iye, udah di ransel" jawab Syahrez males. Dia nggak sepikun itu untuk meletakan powerbank di kopernya.
"tahan-tahan diri ya bang, liburan bareng Indira" pesan Juna yang sedikit khawatir ngeliat abangnya ini mau liburan sama cewek potensial seperti Indira. Juna kasian sama Zahra yang jauh disana kalo pacarnya ini malah bertingkah di negeri sakura tersebut.
"ck" si babeh mendecak kesal
"ini tahun ketiga gue liburan sama dia ya Jun. nggak pernah ada kejadian apa-apa. Lebay lo" omelnya langsung.
"setan ada dimana aja bang. Nggak peduli liburan keberapa juga"
Huh. Syahrez hanya bisa tersenyum masam ke Juna. Mau nanggepin, tapi buang-buang energi.
"bang?" Ochi tiba-tiba nyamperin Syahrez sambil menadahkan tangan
"cih, lagak lo mau salim gue segala" kata si babeh malu-malu. Nggak biasanya Ochi sopan sama dia.
"ehh" Ochi langsung narik tangannya begitu disambut sama Syahrez
"gue bukan mau nyalim elo, gue mau minta yang ceban tadi. Kan lo mau ngasih gue buat jajan di alpa" katanya nggak tahu diri :')
"ASTAGFIRULLAH CHI......"
Syahrez nggak mau ngomong kasar, kan mau perjalanan jauh.
Si Ochi langsung cengengesan. Dia nggak begitu takut sih dilempar sendal keramat si babeh. Kan orangnya sekarang lagi pake sepatu terus ribet juga kalo pake buka-buka sepatu segala.
"udah sana lo berangkat" usir Joshua langsung. Kelamaan drama yang ada si Syahrez ditinggal Wisnu.
"gara-gara lo nih" sungut Syahrez sebel ke Ochi
"gue berangkat ya" pamitnya sekali lagi
"safe flight Rez" Joshua mewakili teman-temannya semua
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fanfiction"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.
