63. Katanya Hari Bahagia

520 72 48
                                    

Rasanya baru saja kemarin hari pemilihan umum berlangsung tapi ternyata sekarang udah mau masuk weekend lagi. Malam ini anak-anak Akinda ngumpul di basecamp untuk membahas acaranya Hao besok. Berbeda dengan acaranya Wisnu yang dihelat di rumah, acaranya Hao diselenggarakan di salah satu hotel bintang 5 di Jakarta. Hao sendiri juga udah ngungsi dari kosan sejak 3 hari yang lalu. Anak-anak Akinda lumayan susah untuk menghubungi si koko-koko satu ini karena persiapannya lumayan bikin riweh sekeluarga besar.

"Jadi besok kita otw dari sini atau ketemu disana aja?" tanya Ochi membuka pertemuan malam ini.

"ketemu disana aja nggak sih? besok gue masih ada kerjaan sampe sore. Gue siap-siapnya di kantor, abis itu langsung jemput si bebeb" sahut Dika langsung

"yang jomblo langsung otw dari sini, nggak pake drama!" tegas Syahrez.

Booby, Vernon dan Dino menatapnya sinis, "sombong amet lo bang" kata Booby sebel

"kok sombong? Kan gue ngomong apa adanya" Syahrez malah nggak terima dituduh sedang jumawa.

"lu gimana Jek? Besok jaga kosan apa ikut?" tanya Johan yang peduli pada calon adik iparnya ini. Cie.

"jaga kosan aja, bang. Gue belum minat ketemu orang banyak. Masih suka keliyengan"

"lo tuh hiatus karena skandal apa karena abis kena gempa bumi sih? pake keliyengan segala!" kata Johan bingung

"hahahaha" Junior terbahak

"serius bang, kalo di tempat rame-rame gitu gue suka mendadak pusing, mual, gemeteran"

"lo punya panic attack?" potong Joshua langsung

Junior mengangguk pelan, "iya bang"

"sejak kapan? Lo udah konsul ke psikolog?" 

Junior hanya tersenyum merespon pertanyaan Joshua. Sejujurnya ia ingin terus terang tentang riwayat depresi yang dimilikinya, tapi nggak sekarang juga. Semuanya lagi pada ngumpul, Junior merasa nggak enak membeberkan masalahnya ini.

"jawab Jek, jangan senyam senyum doang" kata Joshua galak.

Sejak kehilangan Erika, Joshua jadi parno sama berbagai kemungkinan yang bisa merenggut orang-orang yang disayanginya. Walaupun baru belakangan ini kenal akrab sama Junior, Joshua merasa Junior sudah menjadi bagian resmi dari Akinda. Dan Akinda adalah keluarga bagi Joshua.

"udah kok bang. Aman" jawab Junior seadanya. Dia nggak mau bikin Joshua jadi khawatir.

"jadi nggak papa Jek lo sendirian di Kosan?" Syahrez memastikan ulang.

Lagi-lagi Junior mengangguk, "nggak papa, bang. Udah biasa juga."

Syahrez menatap Junior sejenak, setitik rasa khawatir dan kasian menghinggapi perasaannya. Pasti ada sesuatu yang masih disembunyikan oleh pria ini.

"kakak lo kesini lagi nggak Jek?" tanya Malik menanyakan tentang mbak Soya.

"nggak, orangnya lagi di California" malah Johan yang jawab.

"waduh.." Malik dan Junior mengucapkannya bersamaan lalu mereka tertawa meledek Johan.

"kakak gue punya jubir sekarang, Lik" kata Junior sambil ngakak

"cie bang Johan...... akhirnya dapat lagi" ejek Malik

Johan hanya tersenyum masam. Dapat-dapat. Dapat apa? emangnya Soraya ikan?

"udah jadian Han? Atau cuma komitmen-komitmen nggak jelas?" tanya Joshua mau tau.

"bukan urusan lo" jawab Johan cepat

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang