54. Move On

476 61 34
                                    

"Non, LU SAKIT APA?" Cecar Johan karena Vernon tidak meresponnya sama sekali.

Terdengar helaan nafas diujung telepon,

"gue sakit perut bang. Asam lambung gue naik nih..."

Huah. Johan menghela nafasnya lega. Pikirannya udah kemana-mana tadi dengar Vernon bilang dia sakit dengan nada bicara yang memilukan tersebut. Kan Johan jadi mikirnya Vernon tiba-tiba sakit keras. Hadeh.

"tai lo! Gue kirain lo sakit apaan monyet!" Johan marah-marah sendiri.

Vernon terbahak ditelephone, "HAHAHAHAHAHA"

"Gila! Kangen ternyata gue sama amarah lo bang! hahahaha"

Johan menyurungut kesal, "asem lo! terus lo nelepon gue nanyain obat?"

"iya bang, apaan ya nama obatnya? Ntar gue coba cari deh di apotek sini..."

"kagak perlu. Sekarang lu check aja deh koper lo. Di slot yang ada resletingnya. Disitu ada plastik obat, udah gue masukin semua tuh obat-obatan buat lo" jelas Johan udah persis kayak emak-emak yang lagi ngingetin barang bawaan si anak.

Vernon langsung nyengir dengarnya, tau aja deh si Johan kalo Vernon emang nggak ngebongkar kopernya walaupun udah berbulan-bulan 'kabur' ke New York.

"nemu nggak?" tanya Johan lagi setelah dengar grasak-grusuk ditelepon

"KETEMU BANG! MAKASIH YA!" sahut Vernon lega

Pria itu buru-buru meminum obat antasida yang sudah disiapkan Johan waktu itu sebelum Vernon berangkat ke Amerika.

"kok bisa asam lambung lo naik? Ada makan apaan? Atau lagi banyak pikiran ya?"

"kayaknya salah makan sih bang"

"makan hak orang ya lu?" tanya Johan yang mencoba untuk melucu itu

"hehe" Vernon tertawa garing

"nggak lucu sih btw"

"HAHAHAHA" Johan terkekeh

"bangsyat luh"

"hahahahaha" kedua sahabat ini tertawa bersama.

Setitik rasa rindu muncul di hati Johan. Walaupun dia jarang ngobrol bersama Vernon, ternyata ditinggal si bule berbulan-bulan seperti ini bisa bikin dia kangen juga ya.

"Bul, lu kapan pulangnya sih?" Johan memberanikan diri bertanya

"kayaknya abis tahun baru sih bang"

"emang gimana si Nancy?"

Vernon kembali terdiam.

"gimana apanya bang?" tanyanya kemudian

"lu nggak usah pura-pura bego deh. Gue tahu lo ke New York bukan karena Nancy kan? Belum cukup juga kaburnya Non? Udah gue bilang, lo nggak bisa kabur kalo orangnya masih nyangkut di hati lo. Dipikiran lo...." omel Johan panjang lebar

Lagi-lagi tak ada tanggapan dari Vernon. Pria itu hanya diam mendengar celotehan Johan.

"Vernon?" panggil paduka lagi

"gue masih ngomong sama lo atau udah sama batu ya?"

"haha" Vernon nyaut dengan tertawa pelan

"iya bang, gue denger."

Lalu terdengar helaan nafas panjang dari Vernon ditelepon tersebut.

"Gue nggak bisa bang..."

"nggak bisa apaan? Lu ngomong jangan setengah-setengah!"

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang