70. Ramadhan Di Akinda

563 69 34
                                    

"Gue nggak jadi nikah di Balai Sudirman" jelas Wisnu sekali lagi

Huah. Semuanya serentak menghela nafas lega. Padahal udah jantungan tadi mikirnya si Wisnu nggak jadi nikah. Ternyata omongannya belum selesai. Keburu dipotong sama si Syahrez.

"Ohh..."

"kenapa nggak jadinya Nu?" Juna yang nanya duluan

Wisnu melepaskan kaos kakinya dengan gusar lalu mencampakannya asal.

"Fina mendadak pengen intimate wedding aja. Di Puncak."

"bukannya lo udah DP di Balai Sudirman Nu?" tanya Syahrez, seingatnya Wisnu sudah menyelesaikan urusan biaya pernikahan yang besar-besar. Termasuk soal sewa gedung.

"bang..." Wisnu menatap Syahrez serius

"udah gue lunasin malah 537 juta!!!" katanya kesal.

Sekarang semua anak-anak Akinda di ruangan ini paham kenapa Wisnu kesalnya sampai bikin kulitnya berkerut-kerut. Siapa yang nggak kesal udah bayar gedung setengah miliyar terus tau-tau pasangannya minta ganti tempat? Ada edan-edannya nih mbak Fina.

"LAH TERUS?!"

Wisnu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, terlihat tidak ada energi lagi untuknya menjelaskan semua ini.

"Nu?" panggil Syahrez gelisah. Dia harus tau masalah Wisnu.

"gue oper tanggal ke orang lain. Udah ada yang take dan duit gue udah dibalikin sepenuhnya. Cuma tetap aja gue kesel bang.."

"wajar sih lo kesel, bang" celetuk Dino. Dia ikut prihatin karena Dino tau betapa Wisnu mengidam-idamkan Balai Sudirman sebagai venue pernikahannya.

"kenapa mendadak di ganti Nu? Emang venue di Puncak udah nemu?"

Wisnu mengangguk, "udah. Udah di booking juga semuanya. Cuma buat 100 undangan. Kalau di Balai Sudirman kemaren gue 2000 undangan bang" ujar Wisnu menanggapi pertanyaan Johan

"anjir!"

"Fak kata gue mah teh" kata Ochi kaget

"1900 undangan lagi dikemanain Nu?" tanya Johan geleng-geleng kepala. Penghematan anggaran sampe mangkas 1900 undangan sih bukan penghematan ya, tapi namanya nggak mampu.

"kan intimate wedding, bang. Jadinya cuma ngundang saudara sama temen-temen deket doang. Orang kantor gue yang awalnya bakal diundang 50 orang cuma jadi 15 orang tau bang."

"alasannya?!"

"Fina kemakan trend intimate wedding. Tiba-tiba ganti haluan ditengah jalan. Udah seminggu ini gue debat mulu sama dia. Baru kelar malam ini dan dia menang. Sial." Gerutu Wisnu kesal

Yang lain jadi ikutan garuk-garuk kepala dengerin curhatan orang yang jarang banget curhat ini. sekalinya curhat malah serius banget. Kan mereka jadi ikutan pusing.

"kok dia bisa menang? Kan yang bayarin semuanya elo?" tanya Syahrez heran.

"gue kalah argumen. Nggak bisa gue debat sama dia bang. Kalah mulu. Ada aja argumennya buat nyerang gue. Akhirnya yaudahlah gue ngikut aja. Capek juga kalau sama-sama keras terus. Ujung-ujungnya kagak jadi nikah. Rugi dong!"

"HAHAHA SI KAMPRET"

Bisa-bisanya malah mikirin untung rugi segala padahal lagi emosi. Marah-marah tetap bulol.

Sebenarnya sejak satu bulan yang lalu, Fina udah mulai kepincut dengan konsep pernikahan intimate wedding yang belakangan ini banyak digandrungi pasangan-pasangan muda. Katanya selain lebih hemat dibiaya, suasana pernikahan yang hikmat itu juga akan lebih terasa. Apalagi beberapa teman dekatnya Fina banyak yang memilih konsep ini untuk pernikahan mereka. Alasannya uang buat resepsi yang ratusan juta itu mending dipake buat honeymoon dan beli rumah. Ngapain ngadain acara besar-besaran yang kita bahkan nggak bakal ingat lagi siapa-siapa aja yang datang. Walaupun Fina tau secara finansial Wisnu mampu untuk memberikan keduanya tanpa Fina harus milih, Resepsi besar-besaran dan Honeymoon yang mahal tapi gadis itu memilih untuk menekan budget resepsinya. Dimana awalnya budget resepsi mereka hampir menyentuh angka 800 juta. 700 juta dari Wisnu, 100 juta dari Fina. Jumlah uang tersebut berasal dari tabungan mereka berdua. Bukan uang orangtuanya lagi.

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang