Malam minggu ini anak-anak Akinda ngadain acara bakar-bakar sate di dekat kolam renang. Daging qurban mereka nggak habis-habis padahal Malik udah sampai pusing mikirin mau dibikin apalagi. Lagian kan mereka juga nggak bisa makan daging setiap hari, kolestrolnya langsung naik yang ada. Akhirnya Syahrez sebagai ketua Akinda memutuskan 3 kg daging yang tersisa di kulkas dibuat sate saja. Sekalian ada hal yang mau ia sampaikan ke penghuni Akinda malam ini, kebetulan semuanya bisa ikutan ngumpul. Termasuk manusia paling sibuk seuniverse, siapa lagi kalau bukan si Willy.
"udah gue bilang kan Bang, belinya arang! Jangan batok kelapa. Lama kan jadinya" protes Dino sambil terus mengipas-ngipas batok kelapa yang masih dibakar di atas panggangan sate. M
Dino ngomel-ngomel ke Ochi karena tadi di pasar ia sudah menyuruh Ochi membeli arang sebagian tapi si abang maksain beli batok kelapa aja. Akhirnya mereka berdua yang kedapatan jatah untuk membuat api pembakaran terpaksa berdiri lebih lama di depan panggangan gini.
Ochi menggaruk-garuk kepalanya sendiri, ia udah kepanasan dan capek juga nungguin ni api nggak kelar-kelar. Plus di omelin si Dino lagi.
"kok yang ciwi-ciwi kemaren nggak dibawa?" celetuk Booby yang lagi jongkok bantuin Dika nusuk-nusukin daging ke tusukan satenya.
Syahrez noleh ke Booby, "ya masa cewek gue cuti lagi cuma buat liatin Ochi sama Dino bakar sate Bob?"
"iya juga sih.."
"mbak Fina sama mbak Tifa?" lanjutnya bertanya.
"ehem" Wisnu tiba-tiba berdeham.
"keselek.." buru-buru kasih klarifikasi soalnya langsung diliatin sama yang lain. Padahal dia nggak lagi minum atau makan sih. keselek angin kali ya? Angin masa lalu. Hiks.
"nggak usah dah, kita-kita aja. Ntar malah canggung-canggungan lagi" sahut Ochi
"siapa yang canggung?" tanya Joshua pura-pura bingung.
Ochi menatap Joshua sebel. "SINI BATOK KEPALA LO GUE KIPASIN JADI ARANG! PAKE NANYA LAGI"ujarnya marah. Ya Lagian Joshua pura-pura bego segala.
Joshua terbahak, "hahahaha sialan lo Chi. Gue serius nanya padahal"
Huh. Ochi mendengus kesal. "padahal kan lo udah tau, jangan nanya-nanya pertanyaan yang lo udah tau jawabannya deh" masih lanjut ngomel dia.
"sstt! Berisik banget daritadi, udah kelar belom tuh apinya? Laper nih" Willy yang daritadi cuma ongkang-ongkang kaki ikutan komen.
Mau marah gimana, semua biaya babakaran ini datangnya dari dompet beliou. Jadi ya pasrah ajalah kalo Sultan udah kelaperan, artinya Ochi harus bekerja lebih keras lagi supaya apinya siap dipake untuk membakar sate yang sudah disiapkan Dika.
"gue ada info buat kalian semua. Ini info ya, bukan usulan. Jadi nggak ada yang boleh bantah" kata Syahrez mendadak serius setelah melahap 10 tusuk sate.
Sekarang gantian Booby sama Joshua yang lagi ngipasin sate buat anak-anak Akinda. Joshua sebenarnya cuma ngeliatin doang sih, Booby yang ngipasin susah payah daritadi.
"apaan bang?"Ochi nyaut duluan padahal mulutnya masih penuh daging.
"jadi gini, orang yang biasanya ngeronda disini udah dapat kerjaan baru. Jadi di RT kita nggak ada yang ngeronda lagi..."
"NGGAK MAU GUE! NGGAK!" belum selesai Syahrez ngomong, Ochi udah motong duluan. Ia sudah tahu kemana arah pembicaraan ini akan bermuara. Pasti mereka disuruh gantian ronda.
Syahrez menatap Ochi marah, kebiasaan! Belum juga selesai ngomong, udah dipotong duluan.
"GUE UDAH BILANG NGGAK ADA YANG BANTAH!" seru Syahrez berang. Prinsip hidupnya dibantah sekali, harus dibalas 2 kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fanfic"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.