Pagi ini semua anak-anak Akinda pada ngumpul di basecamp buat membahas kejadian semalam. Ochi selaku aktor utama dari semua huru hara ini juga udah duduk manis di sofa ruang TV. Karena ketentraman penghuni kos udah mulai terganggu, jadi Ochi diminta untuk segera menyelesaikan masalahnya dengan Aura dan suaminya itu.
"polisi semalem akhirnya lo usir Jek?" tanya Syahrez membuka rapat penting pagi ini. Semalam Junior kan nelepon polisi buat ngusir si Dimas sama anak buahnya, tapi keburu diusir sama si Willy hahahaha
"ya nggak diusir juga sih bang, gue bilang premannya kabur"
"terus?" Syahrez merasa belum mendapatkan jawaban yang ia inginkan
"yaudah kata polisinya lain kali kalo ada preman lagi dipastiin dulu, jangan langsung nelepon"
"LAH?!" Juna langsung menggebrak meja, bikin yang lain kaget sama tingkahnya barusan.
"gimana ceritanya disuruh mastiin dulu?disuruh nangkep duluan gitu? Terus gunanya nelepon polisi apaan dong kalo bisa ditangkap sendiri?" dia malah ngomel-ngomel ke Junior
Si Jek yang tiba-tiba diomelin sama Juna langsung manyun. Dia kan nggak tahu apa-apa, hanya berinisiatif menolong. Malah kena semprot sama pak CEO ini
"ya marahnya jangan sama gue dong bang" protes si anak baru
Juna menghela napasnya sejenak, "yang marah sama elu siapa? Gue marah sama isilopnya"
"UDAH DEH!" Syahrez menengahi, belum apa-apa udah ribut aja ni orang berdua.
Junior dan Juna saling liat-liatan lalu mingkem berjamaah. Si Babeh lagi mode serius, bisa bahaya kalau bikin dia kesal pagi-pagi gini.
"lo udah tahu kejadian semalem kan Chi?" Syahrez menatap Ochi serius
Yang ditanya cuma ngangguk, tadi malam begitu nyampe kosan Ochi langsung disergap sama Dino dan Booby. Mereka nyeritain kejadian mengerikan semalam itu. Ochi udah pasti syok dengarnya dan juga buru-buru nyamperin Wisnu dan Juna buat minta maaf. Karena keputusan Ochi bawa Aura ke Akinda, Wisnu sama Juna jadi ikutan berantem sama Dimas.
"ini masalah harus selesai secepatnya Chi. Gue nggak mau yang tinggal disini pada nggak tenang karena takut si Dimas balik lagi sama pasukan yang lebih banyak" tegas Syahrez selaku ketum Akinda dan keponakan pemilik kosan.
Ochi lagi-lagi mengangguk, "iya bang. Gue besok ngomong sama bokapnya Raisa deh. Gimana selanjutnya"
"HARI INI! KAGAK ADA BESOK-BESOK! HARI INI LO NGOMONG SAMA BELIOU!" potong Syahrez langsung
Ochi menghela napasnya dan menatap si babeh jengah. Dia pikir ketemu ketua DPR kayak nemuin ketua RT?
"iye bang iye!" tapi Ochi nggak punya pilihan lain selain jawab iya. Kalo dia beralibi lagi, Syahrez makin ngamuk.
"lo juga harus bilang Chi ke Aura, lo cuma bisa nolongin dia sampe sini. Urusan kedepannya ya serahin sama dia lah. Mau bokapnya ditangkap KPK kek, mau dia laporin si Dimas ke polisi kek. Urusan dia dah. Lo udah cukup bantuin sampe sini" Johan ikut menyampaikan sarannya sambil memasukan beberapa bungkus snack ke dalam tas ranselnya. Kayaknya Johan mau pergi nggak tahu kemana.
Ochi menatap Johan heran, "lo mau kemana bang?" tanyanya dan mengabaikan saran paduka barusan
"Jogja. Acara kantor" jawab Johan sambil menyandang tasnya
"acara kantor? Kok gue nggak tahu?" Syarez ikutan bingung soalnya dia kan kerja di perusahaan yang sama kayak Johan
Johan tersenyum masam ke babeh dan menoyor kepala pria itu, "BEDA CABANG KAN SAT!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fiksi Penggemar"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.