37. Butuh Status

582 66 14
                                    

Seminggu berlalu setelah kepergian Danang untuk selama-lamanya, Malik belum juga kembali Akinda. Semua pekerjaannya yang dicancel karena Malik mau mendampingi ibunya yang masih begitu terpukul dengan kepergian adik laki-laki satu-satunya itu. Mama Lia masih sering melamun sendiri di rumah. Air matanya tak pernah mengering untuk menangisi Danang. Sebagai seorang ibu, ia merasa begitu bersalah. Andai saja ia bisa mendampingi Danang dari dulu alih-alih mengasingkannya ke Bandung, mungkin saja ceritanya akan berbeda.

Malam ini ada acara tahlilan 7 hari kepergian Danang di rumah Malik. Sebagai keluarga keduanya, anak-anak Akinda sudah pasti hadir duluan di kediaman pria itu. Dan seperti yang sudah-sudah, yang pada punya pasangan datang bersama kekasihnya masing-masing. Termasuk si babeh, yang kemaren abis disindir Ochi karena mbak Zahranya nggak datang di hari pertama tahlilan. Di hari ke-7 ini, Syahrez mendatangkan langsung pujaan hatinya itu dari Singapura. Ochi pun nggak bisa protes lagi. Memang luar biasa dedikasi Zahra Safira ini pada Syahrez. Kalau ada level diatas bucin mungkin dia lah pemegang tahta tersebut.

"Joshua mana Han?" tanya Syahrez ke Johan yang baru saja datang. Tadi katanya si Paduka akan datang bersama Joshua. 

"kagak jadi sama gue, bawa mobil sendiri dia"

"lah? Mobil lo udah bener?" 

2 hari yang lalu mobil si Johan menginap di bengkel. Tiba-tiba mesin mobilnya nggak mau hidup. 

"belom, gue naik ojol tadi" jawab Johan sambil bersandar ke kursi. Seharian bekerja, membuatnya jadi lemah tak berdaya. Seharusnya  Johan sudah bisa rebahan nih di rumah.

"si Jojo ada pasien mendadak bang?" tanya Ochi heran. Ochi juga baru 5 menit yang lalu sampai di rumah Malik

Johan menggeleng, "nggak tau deh, tadi dia wasap gue bilangnya nggak  jadi bareng"

"eh, si Wisnu udah datang belum?" Ochi tiba-tiba celingak-celinguk nyariin teman seperjuangannya itu.

"udah, di dalem dia" jawab Juna

"si Fina?!"

Syahrez, Johan sama Juna menatap Ochi bingung. Apalagi dugaan si maung ini?

"ada di dalem juga. Datang bareng kok mereka" Sahut Juna lagi.

"Alhamdulillah..." Ochi mengucap syukur lega

"kenapa emangnya? apalagi tuduhan lo?" Kata Johan malas. Ia yakin dan percaya, ada lagi tuduhan baru dari si Maung.

"nggak papasih, cuma tiba-tiba suuzon doang."

Ketiganya kompak melongos, tiba-tiba suuzon katanya. Hadeh

"masih aja lo Chi, gosip jaman jebot juga"

"iyasih cuma apa salahnya gue kepikiran?" tanya Ochi yang merasa sikapnya ini adalah bagian dari antisipasi saja. 

"SALAH!" seru Juna sebal

Ochi melongos, "waspada mah perlu-perlu aja, Jun!"

"si Zahra mana Rez?" Johan buru-buru menukar topik pembicaraan.

"ada di dalem. Ketemu mamanya Malik"

"emang kenal?"

Si babeh menatap Johan datar, "ya makanya ke dalem, kenalan. Gimana sih lo"

"ohhh"

"kok nggak lo temenin?" lanjut Johan

"ah cewek-cewek semua di dalem. Nggak nyaman gue, mending disini"

"eh iya bang, cewek lu gampang berbaur banget ya orangnya. Persis kayak lo sebenarnya. Nikahin aja udah bang" celetuk Juna tiba-tiba

Si babeh langsung senyum-senyum sendiri, "pengen sih Jun. tapi dianya belum mau tahun ini"

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang