"kenapa sih Chi?" tanya Syahrez sambil mengguncang bahu Ochi yang masih terus menangis.
"lo dipecat Chi?" Wisnu ikutan khawatir. Tapi si Ochi masih membisu, diam seribu bahasa.
"WOI?! BUDEK YA LO?!" Kata Wisnu geram karena dikacangin. Bisa-bisanya manusia yang sering budek ini justru ngatain orang lain budek.
Ochi menarik ingusnya dan menatap Wisnu kesal.
"gue mau nangis bahagia dulu nyet!" protesnya langsung
"bahagia? Lo bukan dipecat?" tanya Syahrez kaget. Melihat gelagatnya si Ochi malam ini, Syahrez justru berpikir ia baru saja dipecat. Tapi kok katanya air mata bahagia?
Ochi menggeleng dan buru-buru menghapus air matanya yang bercucuran seperti air hujan tersebut.
"Gue nggak dipecat. Gue naik jabatan bang! huaaaah!" teriak Ochi girang. Ekspresinya benar-benar bahagia. Bahkan Syahrez dan Wisnu belum pernah liat Ochi sebahagia ini.
"bukannya lo udah lama ditawarin naik jabatan, Chi?" Wisnu belum mau buru-buru ikut bahagia.
Ochi melongos, "iya, Nu. Tapi lo tau itu tawaran politik. Ada yang harus gue 'bayar' nantinya kalau udah dapat jabatan itu. Kalo yang ini gue beneran naik jabatan."
"IHH GUE SENENG BANGET! ALHAMDULILLAH. MAKASIH YA ALLAH" si Maung malah lompat-lompat nggak jelas. Kedua manusia lainnya di ruangan ini sebenarnya masih bingung tapi yaudah deh ikut bahagia aja sama Ochi.
"selamat ya Chi" Wisnu menyalami sahabatnya itu
Ochi tersenyum sambil menjabat tangan Wisnu dan langsung memeluknya, "thanks ya Nu." Ujarnya sembari menepuk-nepuk pundak Wisnu haru. Ochi udah mau mewek lagi, dia nggak pernah sebahagia ini sebelumnya. Apakah ini yang disebut dengan berkah ramadhan?
Hari ini Ochi tiba-tiba disuruh datang ke kantor padahal hari minggu. Si Maung udah misuh-misuh karena harus masuk kerja di hari libur tapi misuh-misuhnya terbayarkan dengan sebuah SK pengangkatannya untuk jabatan baru. Bu Rika, atasan Ochi di divisinya sekarang dipindah tugaskan mengisi jabatan pak Toni yang sudah masuk penjara. Posisi Bu Rika inilah yang akan diisi oleh Ochi selanjutnya. Padahal Ochi nggak pernah mengincar jabatan itu karena dia cukup tahu diri dengan kemampuannya. Terlebih lagi isu-isu buat naik jabatan itu harus ada 'setoran'nya udah jadi rahasia umum di lingkungan pekerjaan Ochi. Tapi yang namanya rezeki, nggak bakal lari kemana. Ochi akhirnya naik jabatan tanpa harus membayar sepeserpun. Makanya dia bahagia banget hari ini. Karena dengan jabatan ini, otomatis gaji Ochi bakal naik karena ada tunjangan jabatan yang akan diterimanya. Siapa yang nggak bakal senang kalau gajinya naik kan?
"terus ini kardus-kardus apaan Chi?" tanya Syahrez heran melihat dua tumpukan kardus yang tadi dibawa sama si Maung.
"ohh, ini isi ruangan gue di kantor bang. Harusnya gue tinggalin aja, terus gue pindahin ke ruangan baru gue besok. Tapi gue kelewat semangat nih, malah gue bawa pulang hahaha" cerita Ochi sambil menertawakan kebodohannya itu.
"yaelah Chi......"
"selamat ya Chi. Gue ikut seneng dengernya. Kerja yang baek, jangan aneh-aneh" pesan si babeh sambil merangkul temannya yang paling banyak tingkah itu.
Ochi senyum-senyum sendiri, "iya, bang. Makasih ya bang. Doain gue amanah" ujarnya sungguh-sungguh.
"bener-bener ya Tuhan tuh baek bener sama gue bang..." lanjut Ochi sambil duduk di sofa. Diikuti oleh Wisnu dan Syahrez yang mengambil tempat masing-masing di sebelah Ochi.
"kemaren gue mau bayar utang sama si Willy, 20 juta. Eh dia nggak mau. Katanya buat gue aja. terus duitnya gue pake buat beli tiket mudik, gue beliin Dino juga sekalian. Dan hari ini gue nerima balasannya. Gue naik jabatan. Berkali-kali lipat nilainya dari yang gue ikhlasin.... Masya Allah. Gila ya efek sedekah...." Lanjut Ochi dengan mata yang berkaca-kaca. Setelah sekian lama jadi penerima sedekah, sekarang Ochi merasakan sendiri manfaat menjadi orang yang bersedekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fiksi Penggemar"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.