Wah, Jujur ini part terpanjang yang pernah aku tulis :') hahahaha semoga kalian nggak bosen bacanya yah. Spesial agak panjang dari biasanya soalnya ini udah part yang ke 50! huhuhu semoga kalian tetap sabar membacanya sampai titik koma yang terakhir ya<3 Makasih sudah bergabung bersama Team Akinda sampai di part 50 ini. Wouldn't be here without your support, genks! much Love! Happy reading!
***************************************************************************************
Hari senin ini mendadak jadi hari yang sial bagi Ochi. Motornya mogok di jalan dan berakhir Ochi telat ke kantor padahal hari ini ada apel penting. Udah pasti begitu nyampe di kantor Ochi kena semprot sama atasannya. Tapi Ochi bisa apa, ini diluar kuasanya. Jadi mau nggak mau semua omelan atasannya hari ini diterima Ochi dengan lapang dada~
"Mas Fauzi!" panggil Raisa ke Ochi si kekasih hatinya itu. Dia tahu Ochi abis dimarahin sama atasannya.
Ochi menghentikan langkah kakinya dan menoleh malas ke Raisa, "ya ca?"
Sejak meresmikan hubungannya bersama Raisa, Ochi punya panggilan khusus buat Raisa. Manggilnya 'ca' singkatan dari Cayankkkk. Halah.
"kamu nggak papa?" tanya Raisa khawatir, daritadi dia kepikiran mulu sama Ochi begitu liat ia dipanggil ke ruangan atasannya
Ochi menggeleng pelan, "nggak papa kok" jawabnya sambil menebar senyum sumringah ke ayang bebnya itu. sudah dapat dipastikan, itu adalah senyuman palsu.
Selain karena diomelin sama bu Rika, Ochi masih kepikiran soal si Tiger. Tu motor masih harus nginep di bengkel nggak tahu sampe kapan. Kalo naik mobil terus Ochi bisa bonces. Mau minjem batmannya Dino, yang ada dia deg-degan mulu tiap pagi. Takut mogok juga di jalan, mana kantor Ochi jauh lagi dari kosan. Huft.
"Boong" kata Raisa curiga. Gelagat Ochi saat ini justru menunjukan ada sesuatu yang sedang tidak baik-baik saja padanya~
Ochi menghela napasnya gusar. "kalo udah tau, kenapa nanya?" balasnya sebel.
"ih!"
"kok gitu sih mas, ngomongnya?" hati kecil Raisa sedikit tergores rasanya mendengar jawaban Ochi yang sinis itu.
"lagi mumet nih, kamu jangan nambahin pusing dulu ya"
"plissss" minta Ochi serius dengan raut wajah yang mengiba ke Raisa
Raisa tertegun, dia sebenarnya cuma mau memastikan kalau Ochi baik-baik saja. Tapi kok respon pria ini justru menyebalkan gini ya?
"aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja kok. Sorry deh kalo sampe bikin kamu mikir aku nambahin masalah kamu" kata Raisa kesal sambil berjalan mendahului Ochi. Dia sedikit tersinggung dengan cara Ochi meresponnya.
Ochi menarik nafasnya panjang, "Ca..." panggilnya lemah. Dia lagi nggak ada energi buat drama-dramaan kayak gini.
Tapi yang dipanggil 'ca' ini nggak sudi noleh ke belakang. Masih kesel ceunah.
Ochi sendiri juga malas ngejarnya, nanti dramanya makin panjang. Jadi biarin aja deh mereka sama-sama menenangkan dirinya masing-masing.
Seharian ini Ochi menghabiskan waktunya hanya di ruangan ditemenin sama si Abdul. Suasana hatinya kacau banget hari ini, yang Ochi butuhkan hanya pulang ke kosan saat ini juga. Pengen ngurung diri di kamar dan tertidur di kasur mahalnya itu. ngeliat layar komputernya aja dia udah mual. Pengen muntah, di mukanya pak Toni. Lah.
"Chi..." panggil si Abdul khawatir. Daritadi Ochi cuma ngelamun depan layar komputernya. Laporan di atas mejanya dianggurin aja.
"hmm" Ochi bergumam pelan. Raganya aja yang di kantor, jiwanya nggak tau lagi melayang kemana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fiksi Penggemar"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.