"Makasih bang Dika udah nganterin gue" kata Booby sembari menjabat tangan Dika
"Safe flight bro! Baek-baek lu di negeri orang" pesan Dika sambil menepuk pelan bahu Booby yang langsung dibalas anggukan dari yang bersangkutan.
Pagi ini Booby akan terbang ke Korea Selatan nyusulin kakaknya. Dari semua penghuni Akinda, cuma Dika yang agak lowong pagi ini jadi bisa nganterin Booby. Dia dapat pinjaman mobil Audinya Willy. Anak-anak Akinda tuh saking udah deketnya, kalau ada yang berangkat keluar kota atau keluar negeri pasti wajib kudu dianterin ke bandara atau stasiun. Karena Dika belum punya mobil, jadi Willy ngasih pinjem mobilnya dulu. Mobilnya Willy kan ada dua ya.
Booby lalu menggeret kopernya menuju ruang keberangkatan sambil melambai-lambaikan tangannya. Dika sebenarnya sedikit khawatir melepas salah satu adiknya itu berangkat sendirian. Ini perjalanan pertama Booby sendiri keluar negeri. Booby bisa mandiri nggak ya disana bocah? Padahal jarak usia Dika sama Booby cuma 1 tahun tapi entah kenapa rasanya Booby masih terlalu kecil yang jarak usianya itu sampe 6 tahun sama Dika.
Setelah Booby masuk ke ruang keberangkatan, Dika langsung cabut dari bandara. Rencananya mau balikin mobil Willy dan ke kantor sama si cinta alias Varionya. Tapi Willy nyuruh Dika bawa mobilnya aja ke kantor daripada harus bolak balik ke Akinda lagi. Baiknya bang Willy. Sebuah kesempatan emas, kenapa tidak kan? Kapan lagi bawa mobil mevvah ke kantor?pasti jereng tuh matanya anak-anak kantor liat Dika langsung bawa mobil mahal.
****
"Mas Dika, ini kan script buat mas Uya Kuya nya udah jadi. Nah ini coba mas Dika cek dulu deh? Udah bener belom?" Tifa sedang menjelaskan hasil kerjanya berupa script buat Uya Kuya yang akan mengisi salah satu acara yang di handle tim Dika sore nanti. Sebelum ngasih brief ke artisnya, biasanya semua akan di cek dulu sama Dika.
Sejak kejadian malam itu di depan kosannya Tifa, mereka berdua bener-bener ngomong hanya untuk masalah kerjaan. Tiap Dika mau ngajak Tifa ngomongin soal kejadian itu, pasti mbaknya pura-pura budek. Dika juga sering dicuekin. Pokoknya Tifa berubah,nggak seperti Tifa yang dikenal Dika dulu.
"Mas Dika?" panggil Tifa datar. Soalnya daritadi dia ngomong si Dika cuma ngeliatin dia tanpa ngomong apa-apa.
"Eh?iya?" Dikanya tersentak.
"Dengerin aku ngomong nggak sih?"
Raut wajah Tifa langsung berubah kesal. Siapa juga yang nggak kesal kalo lagi ngomong malah didiemin?
"Denger kok" kata Dika bohong, padahal dia nggak nyimak apapun daritadi. Tiap Tifa ngomong, Dika tuh langsung mikir gimana ya caranya biar mereka bisa balik kayak dulu lagi?
Tifa menjauh beberapa langkah dari Dika, "apa emangnya?" tanyanya tak senang
"Eh" Dika jadi garuk-garuk kepala sendiri
Tifa menarik IPAD yang ada ditangan Dika, "mas Dika kalo lagi ngantuk, cuci muka dulu sana. Biar aku nggak harus ngulang ngomong sama mas Dika sampe berkali-kali" nadanya judes banget. Langsung tergores hati Dika yang gampang terluka itu.
"DIKKK DIKKK"
"DIKAAA!"
Malik tiba-tiba nyamperin mereka berdua. Mukanya sumringah banget seperti membawa kabar dari surga.
"DIIKKKK! WAHHH!" seru Malik heboh
"Apaan?" Dika yang justru tidak terlihat antusias
"Lo tau?! Wahhh!!!" Malik menepuk-nepuk bahu Dika girang
"Anjir, sakit bego!! Kenapa si lo?" Dika langsung mengelak dari Malik. Kesambet apa temennya ini?
Malik lompat-lompat nggak jelas sambil cengengesan, "si Mia!! Kamia Alananya lo itu!! Hahahaha"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fanfiction"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.