61. Lamaran

799 85 71
                                        

Hallooo guys! huahaha ini dia part terpanjang selama aku nulis Akinda! hahaha asli deh, nulisnya mixed feeling banget :') semoga kalian nggak bosen baca part ini ya. Karena aku sendiripun cukup menguras emosi menulisnya HAHAHA. Semoga secuil pesan kehidupan yang nyelip di bab ini bisa tersampaikan dengan baik. Terima kasih sebelumnya yang udah selalu baca Akinda dan ninggalin sweet messages kalian dikolom komentar. I really appreciated it!:') Seneng banget bisa kenal pembaca-pembaca Akinda disini. Sekali lagi terimakasih ya! selamat membaca<3

****************************************************************

*Tok-Tok-Tok*

Wisnu yang sedang menyiapkan pakaiannya untuk besok malam menatap pintu kamarnya bingung. Tumben-tumbenan pake diketok segala?

"Bang Johan? Bang Jo? Atau siapa?" tanyanya

"gue"

"Ohhh" setelah mengenali itu suara siapa, Wisnu langsung bergegas membukakan pintu untuk tamunya tersebut.

"ngapain bang?" tanya Wisnu setelah pintu dibuka

Ternyata Syahrez yang malam-malam begini datang ke kamar Wisnu. Si Babeh keliatannya baru balik dari kantor, soalnya masih pakai kemeja dan lanyardnya yang belum dilepas.

"gimana persiapan lo? udah beres?" Syahrez balik nanya sambil nyelonong masuk ke dalam kamar Wisnu. Nggak perlu aba-aba, kan ketua. Bebas.

"ini abis gue setrika bang" jawab Wisnu menunjuk ke arah baju batiknya yang baru saja selesai ia setrika tersebut.

"widih, cakep nih baju" ujar Syahrez sambil mengangkat selembar baju batik berwarna dongker  yang sudah dihanger oleh Wisnu.

"cakep dong, pilihan gue" jawab si empunya baju bangga

Syahrez tersenyum ke arah Wisnu, "cie akhirnya ya Nu.. lamaran juga lo. Deg-degan nggak?"

"hahahaha kalo sekarang belum sih bang, palingan besok baru kerasa nervousnya" jawab Wisnu sambil tersipu malu.

"selain baju semua udah beres kan persiapannya?"

Wisnu mengangguk, "udah bang. Aman"

"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu nya udah Nu?" t

Wisnu langsung terbahak mendengarnya, "bang... besok gue mau lamaran. Bukan jadi mualaf"

Syahrez yang baru menyadari pertanyaannya nggak nyambung juga ikutan ketawa.

"hahahaha iya ya, kok gue nanyain syahadat sih! hahahaha. Sorry-sorry.. gue lagi nggak fokus Nu"

"hahaha iya bang, santai. Lo baru balik lembur?"

Syahrez menggeleng, "kagak. Abis jemput kakak lu di Bandara. Pesawatnya pake delay segala tadi, jadi gue lama nunggu disana"

"ohhh, mbak Zahra beneran datang bang?" Wisnu takjub dengan dedikasi pacarnya si Syahrez ini.

"datang dong, sohibnya besok lamaran masa dia nggak datang"

Alis Wisnu bertaut, "sohibnya siapa bang?"

Syahrez menghela nafasnya. "ya bini lu lah gobl...." Mulutnya nggak tega ngatain Wisnu goblok.

"OHHH!" Wisnu tertawa sendiri

"iya juga ya bang, kok gue nggak ngeh sih hahaha"

"yeee, nervous kan lu? nggak biasanya lo nggak nyambung gini hahaha" ledek Syahrez sambil menyenggol lengan Wisnu

"hahahahaha" Wisnunya cuma ketawa aja.

" eh iya Nu, si papi jadi datang?"

Wajah sumringah Wisnu mendadak berubah mendengar pertanyaan Syahrez.

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang