29. Teman Lama

717 84 9
                                        

"Es jeruknya mas" seorang pelayan mengantarkan segelas es jeruk segar ke atas meja Joshua

"makasih mbak" jawab Joshua ramah, setelah pelayan itu pergi ia langsung meneguk es jeruk tersebut. Udah kehausan kayaknya.

Joshua sekarang lagi di kantin Fakultas Kedokteran UNPAD. Pagi ini ia kecepatan sampai di Bandungnya. Acara baru di mulai jam 11 nanti, tapi jam 9 tadi Joshua sudah sampai di Bandung. Walaupun udah sempat sarapan tadi di dekat kampus ini, Joshua masih harus nunggu sekitar satu jam lagi. Tapi dia udah janjian sama Anin, adeknya Dika untuk ketemuan di kantin ini.

"mas Joshua!" Panggil Anin sambil berlari menghampiri mejanya. Ia terlihat antusias sekali bertemu dengan malaikat penolongnya ini

"Anin!" Joshua melambaikan tangannya ke Anin

"Mas Joshua, maaf Anin tadi ke toilet dulu" Anin mengambil posisi duduk di depan Joshua

"it's okay, mas juga baru nyampe sini" katanya bohong, padahal Joshua udah 30 menitan duduk sendirian di sini dan menghabiskan 2 gelas es jeruk. Untung gelas yang kosong tadi udah diangkat sama pelayannya.

"Anin mau pesan makanan nggak?" tawar Joshua yang langsung dijawab dengan gelengan kepala Anin.

"masih kenyang mas, makasih ya" katanya sambil nyengir. Anin ini mukanya paling mirip sama Dika. Kalo liat dia nyengir gini, Joshua langsung keinget sama teman satu kosannya itu.

"gimana kuliahnya Nin?" tanya Joshua sambil meneguk minumannya

"masih gitu-gitu aja sih mas, kan Anin baru masuk seminggu"

"eh iya?" Joshua langsung salting, dia pikir Anin udah kuliah satu bulan yang lalu

"iya, baru juga minggu kemaren mulai kuliah. Masih pengenalan aja sih mas, belum yang berat-berat banget" jelasnya lagi.

"Anita kabarnya gimana?"

8 tahun tinggal bareng Dika, Joshua udah hapal luar kepala silsilah keluarganya.

"baik, teh Anita lagi KKN. Dia dapat percepatan dari kampusnya. Bisa KKN duluan" jawab Anin menjelaskan mengingat Anita baru semester 5

"Anita kuliahnya dimana Nin? Mas lupa deh"

"ITB mas"

"ohh" mulut Joshua mengatup. Emang nggak kaleng-kaleng deh adek-adeknya si Dika ini

"Mas Joshua kesini sendirian?" tanya Anin heran melihat Joshua yang datang sendirian kesini. Biasanya sih tamu-tamu untuk mengisi seminar itu di dampingi panitia

"maksud Anin, panitianya mana mas?" Anis buru-buru mengoreksi pertanyaannya soalnya Joshua langsung keliatan bingung

"ohh!"

"tadi udah nyamperin, tapi mas suruh duluan aja. Soalnya mas kesini mau ketemu Anin dulu"

"ohhh" gantian Anin yang ber'ohh'

"Mas Joshua, makasih banyak ya beasiswanya. Kalo nggak ada mas Joshua, Anin nggak mungkin ada disini. Satu langkah lebih dekat ke mimpi Anin" kata Anin sungguh-sungguh. Matanya ikutan berkaca-kaca.

Joshua tersenyum haru mendengarnya, Anin ini beneran potokopiannya si Dika. Love Languagenya Word of Affirmation. Suka ngasih kata-kata manis ke orang-orang yang dia anggap berharga dalam hidupnya.

"sama-sama Anin! Anin disini karena kerja keras Anin sendiri. Mas cuma jadi perantaranya aja"

"nilainya harus bagus ya, kuliahnya jangan main-main. Jangan kecewain Aa Dika yang banting tulang di Jakarta buat Anin sekeluarga" pesan Joshua

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang