"masih belum diangkat teleponnya bang?"
Syahrez menggeleng, "nggak diangkat. Wasap gue juga nggak dibales-bales. Aneh banget" ujarnya sembari terus memandangi layar ponsel yang masih menyala.
Sudah dua hari berlalu sejak kehebohan yang mendadak terjadi di Akinda karena ulahnya si Willy tapi sampai detik ini yang bersangkutan masih belum bisa dihubungi sama sekali. Willy sendiri saat ini sedang berada di Surabaya, mendadak pulang kampung rabu kemarin dan tiba-tiba membawa kabar mengejutkan.
"acaranya minggu depan ini banget, sialan!" gerutu Syahrez kesal. Ponselnya ia banting begitu saja ke atas sofa. Namanya digantungin itu pasti nyesek, mau sama siapa saja.
"kok Bang Willy tega banget ya giniin kita semua?" tanya Dika ikutan resah, ia masih tak percaya seorang Willy yang tampak acuh selama ini ternyata menyimpan sebuah rahasia besar.
"dia pasti punya alasannya kok, Dik. Nggak perlu sedih, kita harusnya seneng sama kabar ini" kata Joshua berusaha berpikir dewasa menghadapi situasi yang sedikit menganggu ketenangan warga kosan.
"Juna sama yang lain udah otw balik kan?" tanya Syahrez memastikan mengingat ada 3 orang lagi yang belum berada di Akinda kecuali si Willy.
"udah bang, udah nyampe Jakarta juga kata si Vernon" jawab Dino langsung
"lo yakin kan ini nggak kecelakaan?" tanya Ochi dengan mimik wajah serius, nggak pernah Ochi seserius ini dalam hidupnya
Syahrez melirik ke arah Ochi lalu berdecak sendiri, "Willy nggak gitu orangnya" ujarnya menolak semua kemungkinan buruk yang sebenarnya berlalu lalang juga dibenaknya sejak awal menerima kabar ini.
"siapa yang tau coba bang?!"
"Chi..!" desis si Babeh kesal
"udah 8 tahun kita tinggal bareng, emang lo pernah liat tingkah dia yang aneh-aneh?"
"tapi Bang!" Ochi masih bersikeras
"kita kan selama ini cuma tahu Willy diluar doang. Kita nggak pernah tahu dia di kamarnya ngapain. Kita nggak tahu apa aja yang terjadi disana"
"Chi.." kali ini Johan yang manggil
"udahlah, nggak usah serius-serius banget. Gue yang takut ngeliat lo begini. Gue belom kawin soalnya"
"ck!" si Maung langsung berdecak kesal, lagi serius malah dibecandain sama si Johan.
"GIMANA GUE NGGAK SERIUS BANG?! SI WILLY MAU NIKAH DAN KITA NGGAK TAHU SIAPA ITU KATRINA?!!!"
"belom nikah, cuma undangan pertunangan Chi" Johan keliatan lebih santai dari yang lain. Untuk masalah ini, Johan kecolongan karena nggak tahu apa-apa soal Katrina dan rencana pernikahan Willy. Willy sendiri memang tidak pernah menceritakan tentang kehidupan asmaranya. Bahkan Johan pernah berpikir Willy punya penyimpangan karena sekalipun ada wanita yang dekat dengannya selama mereka tinggal bersama di Akinda.
Ochi menatap Johan sebal, "ya orang tunangan endingnya kan nikah bang? Apalagi coba? Masa tunangan buat gimmick doang? Emangnya Vicky prasetyo?"
"HAHAHAHAHA" Booby dan Dino tiba-tiba tertawa sendiri.
"Konsonan langit yang akan menjadi sebuah takdir cinta kita, menjadikan hamparan bahwa saksi ini....." kata Dino sambil berdiri dan mengembangkan tangannya ke udara
"detik ini, secara sinaran ultrafeng yang mulai dinaungi oleh greenday akan menjadi cranberries cinta kita menjadi nyata." sambung Booby dengan tak kalah seriusnya. Keduanya lalu saling menatap dengan tatapan penuh penghayatan.
semuanya langsung melongos, memang genre kosan ini adalah horror komedi. Sesekali horor tapi setiap hari komedi. Di situasi genting seperti ini pun masih bisa kedua tuyul ini cosplay jadi Vicky Prestyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Akinda
Fiksi Penggemar"Kos Akinda" Tempat bertemunya tigabelas manusia dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku. Dari sekedar housemate kini mereka sudah seperti keluarga. Penuh suka duka menjalani hidup yang kadang hahahihi sekarang lalu menangis kemudian.