55. Resolusi Tahun Baru

589 69 43
                                    

Hello semua, another part terpanjang di Akinda hadir! hahaha nggak tau kenapa semangat banget nulis part ini. Makasih buat yang udah selalu mampir disini ataupun yang baru mampir juga :) buat yang baru datang, selamat datang! semoga terus datang ke cerita absurd anak-anak Akinda ya. Jujur aku nggak tahu nanti Akinda bakal sampe berapa bab :') Pokoknya makasih banyak buat yang selalu baca, vote dan ninggalin komen disini. Aku jadi semangat terus nulis karena kalian. Hiks. Luv banget buat semuanya. Happy reading guys!

****************************************************************************************

Setelah berhasil menghajar Wisnu, Vernon akhirnya tersenyum puas. Ia lalu mengulurkan tangannya untuk membantu pria itu berdiri. Wisnu tak berniat membalas pukulan si Bule. Dia cukup tahu diri kalau dia pantas mendapatkan 'hadiah' ini dari Vernon.

"sorry ya bang. Tapi lo pantes gue tonjok" kata Vernon lagi-lagi sambil tersenyum. Ia sedikit lega bisa menyalurkan emosi terpendamnya itu ke orang yang menyusahkan hidupnya belakangan ini.

Wisnu meraih uluran tangan Vernon, "gue ngerti. Gue juga minta maaf" kata Wisnu dengan bibirnya yang masih mengeluarkan darah.

"APASIH LO MONYET! DATANG-DATANG MALAH NGEGEBUK ANAK ORANG!!" Syahrez akhirnya bisa speak up juga. Dia beneran nggak abis pikir sama si Vernon, sekalinya pulang malah bikin onar.

"nggak papa bang, gue nggak papa" Wisnu menahan Syahrez yang udah siap-siap ngegeplak si Vernon.

"sini gue obatin" Johan langsung menarik Wisnu untuk ikut dengannya. Dia nggak mau ikut-ikutan marahin Vernon, Johan ngerti kenapa Vernon sampe nekat melakukan hal ini.

Semua anak-anak Akinda hanya bisa menatap Vernon tak percaya. Si bule akhirnya pulang, tapi kok surprisenya gini banget ya? Pake adegan berdarah-darah segala.

"hei? Lo semua nggak ada yang mau nyambut gue apa?" tanya Vernon sambil mengembangkan kedua tangannya.

"BANG BULEEEE!" Dino duluan yang menghampiri Vernon lalu memeluk pria itu.

"kangen banget sama lo" kata si Bontot yang emang hatinya gampang terenyuh itu

Booby dan Dika juga ikutan memeluk si Bule lalu diikuti oleh semua yang tadi cuma bengong doang. Vernon memeluk teman-temannya hangat. Ah, rasanya ia sudah ingin menangis saja. Ternyata teman-teman somplaknya ini ngangenin banget. Vernon nggak mau kabur-kaburan lagi, inilah rumah ternyamannya untuk pulang. Hiks.

"kok lo pulang nggak bilang-bilang bul?" tanya Malik setelah mereka semua duduk kembali di ruang TV. Wisnu sama Johan juga udah ikutan gabung. Bibir Wisnu udah beres diobatin sama Johan.

"surprise" jawab Vernon sambil membuka sepatu dan kaos kakinya.

"kaget sih gue" celetuk Wisnu. Ya gimana nggak kaget, tau-tau dia ditonjok....

"HAHAHAHAHA" Vernon tertawa sendiri sementara yang lain hanya menatapnya prihatin. Berbulan-bulan di Amerika ternyata membuat jiwa psikopatnya muncul....

"lo nggak jadi tahun baruan di Kanada?" tanya Johan

Vernon menggeleng, "berubah pikiran. Gue kangen banget sama lo semua"

"idih" Ochi mencibir tak percaya

"kangen sama kita atau udah berhasil move on?"

Lagi-lagi Vernon tertawa sendiri, "kalo gue udah berhasil move on, bang Wisnu nggak gue gebuk sih bang..."

*krik-krik*

Semuanya pada diem. Mau ngerespon becanda, tapi ini bukan saatnya untuk ngelawak. Muka Wisnu juga langsung kecut. Saingannya beneran kembali ke Akinda.

Kos AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang