34.ALVINO

2.1K 44 4
                                    

Haloo...

.

Gimana puasanya??

Update nihh hehe

.

*Happy reading*

.

Apakah laki laki berpenyakitan gak layak bahagia?

~Alvino Azreen Agara~

____________

Di pintu masuk keluarga Haiden laki laki itu terus menatap ke depan, ia kesini hanya seorang diri untuk menemui papah dari istrinya itu.

Alvino mengepalkan tangannya dengan rasa gugup, gelisah yang menyerangnya. Ia menyuruh sang ayah untuk tidak ikut dengannya karena ia akan berbicara empat mata soal Airlyn pada Syam papah mertuanya.

Adi tentu sangat khawatir mendengar ucapan anaknya itu yang hanya ingin menemui Syam seorang diri, ia takut emosi Alvino tidak akan terkontrol kembali seperti sebelum sebelumnya, tapi Alvino tetap pada pendiriannya ia mengatakan bahwa dirinya akan mengontrol dirinya sendiri dan ia akan datang ke keluarga Haiden seorang diri.

Meskipun Adi khawatir dengan Alvino yang ingin menemui Syam seorang diri tapi ia tetap memberi izin pada Alvino untuk datang seorang diri, bagaimanapun anaknya sudah besar dan harus bertanggung jawab dan membicarakan itu semua karena dia Alvino sekarang sudah memiliki keluarga, dan Adi hanya bisa berdoa semoga anaknya tidak membuat keributan ataupun hal yang lainnya dengan pria paruh baya itu.

Suara bel rumah berbunyi nyaring tapi tak ada orang yang membukakan pintu di sana, Alvino terus memencet bel berulang kali sampai pintu itu terbuka oleh wanita paruh baya, mungkin wanita paruh baya ini adalah pembantu dari keluarga ini.

"Malam Aden, cari siapa?" Tanya bi Aya selaku pembantu di keluarga Haiden, Alvino menatap bi Aya sebentar dan menarik nafasnya dalam, harus bisa!.

"Saya cari papa bi, apa ada?" Tanya Alvino, ia harus sopan datang ke rumah ini meskipun hatinya berkata lain.

"Silahkan masuk, nanti saya panggilkan tuan besar" titah bi Aya yang langsung dia angguki Alvino, Alvino langsung duduk di sofa ruang tamu menunggu Syam yang sedang di panggilkan.

Suara langkah kaki menuruni tangga membuat Alvino langsung menoleh ke sumber suara tersebut, ia menatap datar ke arah pria paruh baya yang menuruni tangga dengan gagah.

Ia berdiri saat Syam sudah ada di hadapannya, dengan wajah datar Alvino menunggu Syam bersuara.

"Ada apa kamu kemari mencari saya?" Tanya Syam yang berhadapan dengan sang menantu.

"Saya kemari ingin berbicara dengan anda" ucap Alvino formal, Syam langsung duduk di sofa di ikuti Alvino yang duduk berhadapan, bi Aya datang membawa sebuah nampan dan meletakkan itu ke meja ruang tamu.

"Ini den selamat di nikmati" ucap bi Aya yang di angguki Alvino, bi Aya langsung pergi dari ruang tamu meninggalkan dua pria yang saling menatap tajam.

"Silahkan bicara" titah Syam dengan menyeruput kopi di cangkirnya, Alvino menarik nafas dan membuangnya pelan.

"Airlyn di rumah sakit" Syam yang mendengar langsung melotot, ia syok dengan apa yang Alvino katakan, tapi ia langsung menormalkan wajahnya kembali dengan menatap datar ke arah Alvino, Apa Syam mengkhawatirkan kondisi Airlyn?

ALVINO [Instact But Fragile]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang