65.ALVINO

912 24 7
                                    

Halooo..

Update lagi nihhh wkwkwk

Maaf kalo nunggu update lama🙏🏻😭

Jangan lupa vote and coment yaaa!!

Tandai typoo sayangku hehe

Selamat membaca 🤍

..

"Yang jelas semua itu kesalah pahaman" Ucap Syaila dengan perasaan yang tidak enak, ia menceritakan semua yang ia dengar dari sahabat Kinan, ya dia yang menjaganya saat ini.

Syaila merasa sangat sakit mendengar semua cerita itu, bahkan Kinan yang telah mempermainkan hidupnya adalah orang yang sangat mencintai nya, meski perbuatannya itu yang tidak pantas untuknya.

Alvino dan Airlyn saling pandang, "Siapa pelaku sebenarnya?" Tanya Airlyn membuat Syaila mendongak.

Ia menatap Alvino dan Airlyn bergantian, "Fian" Jawabnya membuat Alvino dan Airlyn terdiam.

________

Syaila bagun dari tempat tidurnya dan menatap ke sekeliling yang di mana ia sudah berada di atas tempat tidurnya, ia baru ingat kemarin ia tidak sadarkan diri setelah mengatakan hal yang sebenarnya pada Fian__ sahabatnya.

Ia langsung berjalan keluar kamar dan duduk di meja makan yang saat ini ada di dapur, matanya menyapu semua ruangan yang ada di sana, "Bi, kemana bibi pergi?" Tanyanya lirih, ia tidak bisa membenci wanita yang sudah merawatnya itu, yang jelas bibinya berperan penting di hidupnya meski akhirnya ia yang di jual oleh wanita itu, yang jelas ia sangat merindukan keberadaan bibi nya saat ini.

Syaila mengambil gelas di atas meja makan dan mengisinya dengan air putih, menatap lekat ke arah gelas itu dan menghela nafas setelah meminumnya.

"Nan, kenapa kamu buat hidup aku hancur? Rasanya gak adil kalau aku yang terima ini semua, aku gak kenal kamu bahkan kita bertemu hanya saat itu, yang jelas kamu udah bikin hidup aku hancur Nan" Ucap Syaila menyentuh perutnya yang masih rata.

"Sayang, kita bertahan oke? Semua kehidupan yang menyakitkan ini harus kita lalui berdua tanpa adanya papa di hidup kita" Syaila mengusap matanya yang sudah berair membayangkan hal demikian, bagaimana Kinan menolak bayinya kemarin itu sudah membuat dirinya yakin bahwa Kinan tidak ingin bayi ini ada.

"Kalo aja papa kamu cinta ke mama mungkin semua ini gak akan pernah terjadi, kita mungkin bisa di terima dan kita bisa hidup bersama, kalo aja kamu cinta ke aku Nan apa kamu akan ninggalin aku dan bayi kita? Aku rasa cinta itu gak pernah ada, karena sejatinya semua itu hanya sebatas jual beli bukan?" Syaila menghela nafas berat dengan mata yang kian memanas kembali.

"Jadi anak kuat ya, buat mama bisa bertahan untuk dunia yang menyeramkan ini, buat mama yakin lahirnya kamu adalah kebahagiaan yang gantinya setelah penderitaan ini" Syaila tersenyum dengan menyentuh gelang yang dulu pernah di berikan Kinan padanya, laki laki itu sangat menyukai Syaila memakai gelang di tangannya yang jelas semua gelang yang di berikan oleh Kinan akan setia Syaila pakai setiap harinya.

Mata Syaila menatap boneka beruang yang pernah di berikan Kinan padanya beberapa hari lalu, ia tersenyum dengan tangan yang mengelus perut ratanya.

"Kamu, mama, papa, dan om beruang" Syaila terkekeh dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya.

Syaila bangun dari duduknya dan berjalan ke kamar untuk mengambil handphone yang ada di dalam tasnya, "Kok gak ada?" Tanyanya saat melihat handphone nya tidak ada di dalam tas yang ia bawa kemarin untuk menemui Kinan ke apartemen laki laki itu.

ALVINO [Instact But Fragile]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang