64.ALVINO

543 20 2
                                    

Halooo...

Update lagi nihhh wkwkwk

Update malam ada yang baca gak nihh?

Apa kabar kalian semua??

Ini ulangan cerita Syaila ke Kinan yaa, kalian kan udah tahu, kalo Alvino sama Airlyn belum, jadi ini di ceritain hehe

Tandai typoo yaa

Vote, coment and share yaaa

Selamat membaca 🤍

..

"Aku ingin tanggung jawab dari kamu!" Ucap gadis yang menitikkan air matanya menatap laki laki tampan di hadapannya, setalah pulang dari rumah sakit ia langsung mampir ke apartemen kekasihnya ini, tidak tahu harus kemana ia akan singgah selain pada laki laki itu.

Karena laki laki itu harus bertanggung jawab kepadanya dan juga bayi yang ada di dalam perutnya.

Kinan menoleh menatap ke arah Syaila yang baru saja sampai ke apartemen nya, "Pregnant?" Tanya Kinan membuat Syaila mengepalkan tangannya, entah laki laki itu akan menolak atau menerima, yang jelas Syaila meminta pertanggungjawaban itu.

"Gugurin, gak ada yang namanya hamil di dalam hubungan kita, terlebih kita berdua hanya melakukan hubungan sex tanpa adanya perasaan." Jelas Kinan membuat Syaila mengepalkan tangannya, dia menolak! Kinan menolak bayinya.

"Tapi bayi ini gak salah!" Bantah Syaila meminta keadilan, meski ia juga tidak ingin bayi ini ada.

"I don't care, gue udah pernah bilang untuk selalu minum obat pencegah kehamilan tapi apa? lo pasti gak minum itu kan? Sampai hamil kaya gini!" Ucap Kinan yang tidak memperdulikan.

"Lagian, hubungan kita itu hanya one night stand sebatas sex, sex dan sex! Gak ada namanya pertanggungjawaban di saat lo hamil karena hal itu, so, gugurin kalo lo gak mau bayi itu ada!" Tekan Kinan berjalan ke arah sofa dan duduk menyilang di sana, tatapan memerah dari Syaila tidak Kinan hiraukan, perempuan itu sangat menyebalkan, menyusahkan!.

"Oh ya, jangan lupa dandan yang cantik, malam ini gue mau tubuh lo, seperti biasa tiga jam berturut-turut!" Ucap Kinan yang langsung pergi dari ruang tamu dan masuk ke kamarnya.

Pertahanan Syaila luruh dan tubuh itu terjatuh di atas lantai yang dingin, Kinan benar benar membuatnya rendah di matanya, Kinan kejam laki laki itu sangat kejam padanya.

"Pak, Bu, maafin Syaila" lirih wanita itu dengan tangisan yang pecah.

Setelah dari apartemen Kinan Syaila berjalan di sepanjang trotoar jalanan dengan mata yang terus berair di sana, ia akan kembali ke rumahnya setelah penolakan yang di lakukan oleh Kinan tadi, mau minta pertanggungjawaban ke siapa selain laki laki itu?, tidak ada, karena semuanya memang harus seperti itu, bahkan bibi yang menjualnya saja tidak tahu pergi ke mana saat ini, ya, bibi nya kabur entah Syaila tidak tahu di mana wanita paruh baya yang menjualnya itu. Matanya menatap lurus dengan tangan yang terangkat untuk mengelus perut yang katanya ada bayi di dalamnya, ia senang tapi tidak tahu itu sebuah kesenangan apa kesialan yang harus ia jalani, yang jelas ayah dari bayi ini menolak dirinya menolak bayi yang masih gumpalan darah ini di perutnya.

Kakinya melangkah masuk setelah sampai di teras rumahnya, laki laki yang sedari tadi terdiam di kursi teras langsung berdiri dari duduknya saat melihat gadis yang sedari tadi ia tunggu.

"Sya lo abis dari mana?" Tanya laki laki yang sedari tadi menunggu kedatangan Syaila di teras rumahnya, Syaila mendongak melihat laki laki itu dan menangis keras membuat laki laki itu menatap bingung dan bertanya-tanya mengapa gadis itu menangis.

ALVINO [Instact But Fragile]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang