Peringatan dulu untuk para pembaca, chapter ini mengandung hal-hal yang kurang pantas. Mohon untuk bijak dalam membaca.
Dan seperti biasa, sebagian karakter disini bukan original milikku. Silahkan baca di author nya langsung kalau mau.
Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Malam hari di asrama, ya seperti biasanya kalau ngomongin soal malam pasti condong nya ke asrama putra. Walau di asrama putri juga ada penunggu malam yang suka duduk di atas genteng karena memang dianya yang gak mau tidur. Alasannya? Karena kalau tidur kekuatannya bisa tiba-tiba bentrok dan membuat kehancuran. Jadi penunggu malam di asrama putri ini akan menghabiskan waktu di atas atap asrama putri, sambil mengawasi sekitar.
Oke kembali ke topik cerita kali ini, Kazan sedang duduk di atap sambil melihat langit malam Land of Light yang gak ada bedanya sama pagi atau siang hari.
Kazan: "terang... Walau lebih redup dari pagi dan siang hari"
Kazan bergumam pada dirinya sendiri saat melihat langit. Kazan kembali melihat sekitaran nya, tepatnya ke halaman kedua asrama yang bersebelahan ini. Mata Kazan saat itu tidak sengaja menangkap sosok besar yang berjalan dalam bayangan menuju ke asrama putra. Merasa curiga, Kazan pun mengikuti bayangan itu menuju ke asrama putra.
.
.
.
.Di sebuah ruangan yang cukup gelap, Peridot tiba-tiba terbangun dengan ekspresi seakan ketakutan sambil melihat sekeliling ruangan. Ultraman hijau itu sekarang tidak dalam wujud Ultra nya, melainkan Peridot berada dalam wujud manusia nya.
Peridot: "apa... Ini sama seperti yang sebelumnya?"
Peridot menghela nafas berat sambil perlahan bangun. Kedua kakinya berjalan tanpa alas kaki menelusuri lorong gelap yang begitu panjang. Pupil mata berlian hijau itu melihat sekitarnya dengan siaga, siapa tau saat dia sedang berjalan tiba-tiba ada sosok aneh yang menyerangnya. Peridot berhenti saat kedua mata berlian nya menangkap sebuah cahaya dari sebelah kirinya.
Peridot: "ini... Kelihatan berbeda dengan yang sebelumnya..."
Peridot mendekati cahaya itu, terlihat sebuah pintu yang terbuka memancarkan cahaya dari dalam. Saat Peridot mendekat dan berniat untuk melihat ruangan itu lebih jelas, dari belakang sosok misterius yang jauh lebih besar dari Peridot mendorongnya. Peridot sekarang sudah berbaring di sebuah tempat tidur yang entah bagaimana, tiba-tiba dia ada di tempat tidur.
Sosok besar yang mendorong Peridot, perlahan naik ke atas Ultra dengan manik berlian hijau itu. Peridot membelalak kan kedua matanya saat sosok besar itu sudah berada tepat di atasnya.
Peridot: "Tidak!! Lepaskan!!! Aku tidak mau lagi!!! Tidak!!!"
Peridot berusaha untuk melepaskan diri, namun kedua tangan dan kakinya seperti diikat oleh sesuatu. Sosok di atasnya hanya menyeringai, menunjukkan deretan gigi tajam dengan tatapan mengerikan. Peridot memang tidak bisa melihat jelas, namun dia tau kalau sosok besar itu sudah menatap nya seperti mangsa yang siap untuk dilahap.
Sesaat Peridot mulai merasakan sebuah sentuhan. Sentuhan tepat di bagian perut menuju dadanya, setiap sentuhan terasa begitu nyata sama seperti mimpi yang sebelumnya. Dan itu bukan sesuatu yang baik.
Tepat saat tangan besar yang merabanya naik ke area dada, Peridot langsung berteriak keras hingga dia kembali terbangun di kamar asrama. Peridot menatap langit-langit asrama dengan perasaan lega. Namun hal itu hanya sementara, saat sosok besar itu tiba-tiba kembali hadir tepat di hadapan Peridot.
![](https://img.wattpad.com/cover/352419520-288-k977282.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
School Day with Ultra's
RandomUltra juga sekolah? Tentu saja mereka juga punya sekolah, dan disekolah ini gak cuma pengetahuan yang akan diberikan kepada para murid. Tapi juga pengajaran soal sopan santun dan tata krama. Tapi, apa jadinya kalau Ultra dengan tittle Beban Planet...