Setelah aku baca komen, entah kenapa pengen bikin cerita ini.
Seperti biasa, sebagian karakter disini bukan original milikku. Aku hanya meminjam, silakan baca di author nya langsung kalau tertarik.
Oke, kalo gitu Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi hari di sekolah Ultra yang salah satu gadis Ultra dengan mengendap-endap keluar dari kelas sambil melihat sekelilingnya. Gadis Ultra yang berasal dari ras merah itu, melihat sekelilingnya seperti bersembunyi dari sesuatu atau lebih tepatnya seorang Ultra.
Nexus: "Lagi gabut lu?"
"Kyaaaaa!!!!!"
Gadis Ultra dengan twins tails itu terkejut dan langsung melepaskan tinju tepat ke wajah Nexus. Namun Nexus dengan mudah bisa menahan tinju yang bisa dibilang bertenaga itu.
Nexus: "Santai lah"
"Habisnya kau mengejutkan ku!"
Nexus: "Gw udah disini sejak tadi, lu aja yang gak liat Laby!"
Gadis Ultra dengan nama panggilan Laby hanya menggembungkan pipinya dengan wajah memerah karena kesal. Nexus menghela nafas saat melihat ekspresi lucu dari Ultra dengan nama lengkap Labyrinth itu.
Labyrinth, seorang gadis Ultra yang menjadi murid dari Regulos. Juga Ultra yang dahulunya tidak ada beda dengan salah satu begundal dalam cerita ini. Namun sekarang gadis Ultra ini sudah berubah, dan jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Nexus: "Lu ngapain ngendap-ngendap begitu? Kabur dari paman lu?"
Labyrinth: "Kalau sudah tau, kenapa masih tanya?!"
Nexus: "Y. Kalo mau nyari Ren, ada di taman dia!!"
Nexus berjalan menjauh, sementara Labyrinth yang sudah ketahuan niatnya mengendap-endap hanya bisa menahan malu dan salting.
.
.
.
.Ren: "Huh... Rasanya lebih baik berada disini..."
Ren saat ini sedang berada di taman bersama dengan kedua temannya, siapa lagi kalau bukan Servan dan Arve. Mereka bisa dibilang baru dari kantin dan sekarang duduk di taman karena Ren seperti tidak mau berada di kerumunan para Ultra di kantin.
Servan: "Woi, Ren! Lu ngapain dah ngajak kita kesini?"
Ren: "pengen"
Arve: "Tapi... Kenapa lu harus duduk di atas pohon? Gak bisa cari tempat duduk yang lain apa?"
Servan dan Arve hanya menatap dengan kepala dipenuhi sweatdrop saat melihat teman mereka yang memang pendiam ini, duduk di atas pohon. Sementara Ren sendiri hanya diam sambil menatap datar.
Mungkin efek kebiasaan dulu saat teman masa kecilnya yang selalu mengajaknya duduk di pohon. Memang bukan di atasnya, tapi setiap merasa ingin sendiri Ren biasanya suka duduk di atas pohon. Walaupun dia juga kadang suka kaget sendiri kalau tiba-tiba ada ulat atau serangga lain yang muncul saat dia duduk di atas pohon.
Servan: "Woi! Turun sini! Jangan di atas aja lu!"
Ren: "males"
Arve: "yaelah, jawaban lu gitu amat dah. Yang panjang dikit gitu"
Ren: "Ya"
Kembali kepala Servan dan Arve dipenuhi dengan sweatdrop. Disaat kedua Ultraman itu seperti sibuk menyuruh teman mereka untuk turun dari pohon, Labyrinth kebetulan lewat di pohon yang di duduki oleh Ren.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Day with Ultra's
De TodoUltra juga sekolah? Tentu saja mereka juga punya sekolah, dan disekolah ini gak cuma pengetahuan yang akan diberikan kepada para murid. Tapi juga pengajaran soal sopan santun dan tata krama. Tapi, apa jadinya kalau Ultra dengan tittle Beban Planet...