Ya... Aku gak tau mau ngasih pembukaan kayak gimana, intinya kaya yang di judul.
Seperti biasa, sebagian karakter disini bukan original milikku. Silahkan baca di author nya langsung kalau mau.
Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi yang cerah di Sekolah Ultra, seperti biasa para Ultra yang gak bisa masuk ke dalam ruangan untuk ujian, ngemper di jalan dekat dengan ruangan sambil menghapal kembali pelajaran yang bakalan muncul di ulangan. Buat yang bertanya kenapa mereka gak bisa masuk ruangan? Karena ini seperti pengalaman dari yang bikin cerita sendiri. Dimana dia sama temen-temen nya gak diperbolehkan masuk pas lagi ada ulangan sebelum bel masuk.
Ya setiap sekolah beda sih, jadi gak usah bingung dan karena sistemnya di sekolah ini mengikuti yang Author pembuat cerita alami selama sekolah. Jadi hasilnya begini :v oke kembali ke cerita.
Pagi ini Fuma yang sepertinya hampir terlambat datang ke sekolah, sedang menyiapkan apa saja yang ada di harus di bawa pas masuk ke dalam ruangan nanti.
Fuma: "pensil, penghapus, serutan, tatakan buat ulangan, sama— Lho?! Lho kok ilang?!"
Fuma seperti menatap horor sambil mencari sesuatu didalam tas nya. Sebuah benda penting yang selalu ada saat ulangan tengah semester dimulai, akan tetapi Fuma tak berhasil menemukan benda penting itu dan berakhir dia yang dalam masalah besar.
Fuma: "Haduh... Gimana ini?! Kalau misalnya ditanyain gw gimana?!"
Raisa yang kebetulan satu ruangan dengan Fuma, bingung saat melihat ekspresi panik dari Ultra yang menjuluki dirinya ninja Ultraman itu. Raisa pun mendekati Fuma dan bertanya.
Raisa: "Fuma-san, ada masalah apa?"
Fuma: "A-aku... Aku lupa bawa kartu peserta..."
Raisa seketika ikut kaget dan khawatir saat tau kalau Fuma tidak membawa kartu peserta ujian. Memang sebenarnya itu cuma kertas hijau biasa dengan banyak kolom yang perlu di tanda tangani sama pengawas ujiannya. Tapi yang jadi masalah adalah, tuh kartu kalau gak lengkap bisa aja peserta ujian disuruh buat ngulang pelajaran yang belum ada tanda tangan nya.
Jelas itu yang gak Fuma mau, mengulang pelajaran sains plus matematika yang jadi mapel ujian hari ini. Raisa yang mendengar keluh kesah Fuma hanya bisa menatap khawatir, sedangkan Fuma nya sendiri cuma bisa pasrah sama keadaan.
Raisa: "uhh... Apa Fuma-san tidak bisa berlari kembali ke asrama untuk mengambil kartu peserta nya?"
Fuma: "Tapi udah jam 08.40 Raisa-chan... Sebentar lagi bel masuk bunyi... Kalo gak sempat gimana?"
Raisa berusaha berpikir untuk membantu Fuma biar dia tidak mengulang kembali ulangan hari.
Raisa: "Ah!! Bagaimana kalau kita minta bantuan X-san atau Zero-san? Mereka kan bisa menggunakan portal"
Fuma: "Oh ya! Kenapa gak kepikiran ya?"
Fuma pun langsung bergegas ke tempat X dan Zero berada karena secara mereka itu gak satu ruangan, meninggalkan Raisa yang sebenarnya cukup senang bisa membantu.
Raisa: "Semoga berhasil!!"
Fuma: "Ya!! Terima kasih, Raisa-chan!!!"
Fuma pun melesat menuju ke ruangan milik X terlebih dahulu, karena ruangan dari Ultra yang katanya adalah robot ini cukup dekat dengan ruangannya. Sesampainya di ruangan yang dipakai X dan kawan-kawan untuk ulangan, Fuma langsung menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari gerangan Ultra yang tercipta dari data itu.
X: "Ngapain lu?"
Seperti panjang umur karena yang di cariin tiba-tiba muncul pas depannya, Fuma langsung menceritakan apa yang terjadi dengannya.
Fuma: "X!! Bantuin gw dong! Kartu peserta gw ketinggalan!!"
X: "Lu mau gw ngapain? Ngasih kartu peserta gw buat lu?"
Fuma: "Bukan gitu!!! Gw minta bantuan lu buat buka portal, biar gw bisa ngambil kartu gw yang ketinggalan!!"
X: "maaf, Fuma. Tapi lu gak inget kalau di area sekolah gak boleh pakai kekuatan kah?"
Fuma terdiam sejenak saat mendengar itu, seketika langsung berdrama karena dirinya yang lupa soal peraturan tersebut.
Fuma: "Tidak!! Kenapa... Kenapa kau membuat ini jadi lebih sulit...?! Kenapa?!!"
X hanya bisa menatap datar Fuma yang sedang berlutut sambil melakukan drama. Saat itu Herx yang kebetulan lewat, melihat Fuma yang sedang berdrama dengan lampu sorot yang muncul entah dari mana plus ada efek kilauan air mata yang membuat semakin dramatis.
Herx: "Uhh... Kau kenapa Fuma?"
X: "si Fuma kelupaan bawa kartu peserta ujian, minta bantuan gw tapi karena ada peraturan gak boleh pakai kekuatan di sekolah. Jadi gak bisa bantu"
Herx: "Terus dia jadi begini gitu?"
X: "Yup."
Herx hanya bisa menghela nafas sambil melihat Fuma yang masih menangis bombay sambil meratapi nasib.
Herx: "Ya... Tunggu disini."
X: "Huh? Lu mau ngapain —"
Belum X menyelesaikan perkataan nya, Herx tiba-tiba langsung menghilang dari hadapannya. X melihat sekeliling berusaha mencari kemana Herx berada. Kali aja kan tuh Ultra cuma melesat dengan cepat sampai tak terlihat kemudian kembali lagi ke ruangannya, namun setelah di cari Herx tetap saja tidak ada.
Beberapa menit berlalu, Herx tiba-tiba kembali muncul di hadapan X yang jelas membuat Ultraman robotik itu terkaget-kaget.
X: "Anjir!! Lu abis ngapain sih?"
Herx: "Balik ke asrama."
X: "Huh? Bentar... Lu ngambil kartu peserta punyanya si Fuma?"
Herx: "iya..."
X: "yaelah... Padahal tadi udah gw bilang kan gak boleh pakai kekuatan"
Herx: "ini cuma teleportasi. Lagi pula aku hanya mengambil kartu peserta kan, bukan untuk menyakiti murid yang lainnya"
X: "iyain dah"
Herx berjalan ke Fuma yang sebenarnya sudah pasrah sama keadaan.
Herx: "Fuma, ini kartu milikmu. Lain kali jangan sampai lupa lagi."
Fuma menatap Herx dengan wajah lesu, saat melihat kartu peserta yang ada di tangan Herx. Wajah Fuma pun berubah cerah ceria. Saking senang nya Fuma sampai memeluk Herx, sedangkan yang dipeluk cuma bisa pasrah sama kelakuan teman sepupunya itu.
Fuma: "Makasih, Herx~ lu memang teman yang terbaik~ Hiks..."
Herx: "iya lah... Udah balik sono! Sebentar lagi masuk!"
Baru saja Herx bilang seperti itu, bel masuk pun benar-benar berbunyi.
Fuma: "Okelah! Kalo gitu gw balik dulu~ bye my friend~" ✧(。•̀ᴗ-)✧
Herx hanya bisa menatap datar dengan sweatdrop di kepalanya. Fuma berlari menuju ke ruangannya yang gak terlalu jauh dari tempat Herx dan X, sementara Herx kembali ke ruangannya sendiri. Untuk X? Dia sudah masuk ke ruangannya karena pengawas nya sudah datang.
.
.
.
.
.
.Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
School Day with Ultra's
RandomUltra juga sekolah? Tentu saja mereka juga punya sekolah, dan disekolah ini gak cuma pengetahuan yang akan diberikan kepada para murid. Tapi juga pengajaran soal sopan santun dan tata krama. Tapi, apa jadinya kalau Ultra dengan tittle Beban Planet...