Bab I

9.9K 264 0
                                    

Kita tak pernah tau jalan hidup kita akan seperti apa ke depannya. Dengan siapa kita akan hidup. Ke keluarga mana kita akan bergabung. Itu adalah kuasa tuhan. Tak ada satupun manusia yang mau hidup menderita karena sejatinya manusia itu menginginkan kebahagian dan ketenangan hidup.

Begitupu dengan kehidupan gadis remaja ini. Ia mencoba menjalani kerasnya hidup di usia remaja dengan segala kesabaran yang ia punya. Berupaya tak mengeluh akan kehidupannya. Karena ia percaya tuhan tak akan sia². Dan anak itu bernama "Revadelia Putri Wijaya"

" del,,, bangun nak,udah sore. Kamu mau ke kafe kan?" Seorang ibu mencoba membangunkan anaknya.

" nggh,,, iya bund " adel menggeliat dari tidurnya.

"Jam berapa sekarang bund?" Adel bertanya sambil sesekali masih menguap dan mengerjap ngerjapkan matanya.

"Ini udah hampir jam 3" jawab sang ibu sambil berjalan keluar kamar meninggalkan kamar anaknya.

Adel masih meregangkan otot-ototnya sebelum iya memutuskan untuk segera mandi dan bersiap untuk berangkat kerja.

Tak berselang lama adel telah rapi dan siap untuk berangkat ke kafe tempat ia bekerja. Ia mengambil topi dan tas gitarnya,dan lansung keluar kamar untuk pamit k ibunya. "Bund,adel berangkat ya." Adel salim kepada ibunya. "Iya nak, hati² di jalan." Jawab sang ibu sambil tersenyum. Adel pun berangkat menggunakan sepeda kesayangannya. Ya,adel berangkat kerja menggunakan sepeda. Adel sebenarnya ingin sekali membeli motor,tapi apalah daya kondisi ekonomi yang tidak begitu baik,membuat ia mengurungkan niatnya untuk sekedar membeli motor. Dengan sepedanya sekarang,paling tidak adel masih bersyukur, karena tak harus berjalan kaki berangkat kerja.

Adel adalah gadis manis yang berpenampilan tomboy,dengan rambut sebahunya. Ia selalu berpenampilan boyish. Sehingga ia terlihat keren di mata orang² sekitarnya. Adel adalah gadis yang tak pernah mengeluh atas takdir hidupnya. Walaupun kehidupan keras yang ia jalani semenjak kecil. Di tambah lagi,semenjak ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu dan meninggalkan hutang yang tidak sedikit. Adel dan ibunya terpaksa harus menjual rumah serta benda berharga lainnya untuk menutupi sebagian hutang yang ayahnya tinggalkan. Sekarang adel dan ibunya tinggal di kontrakan sederhana. Adel dan ibunya pun bahu membahu bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka serta terus menyicil sisa hutang ayahnya adel.

Adel harus bekerja sambil sekolah. Sekarang adel duduk di bangku kelas XII. Di pagi hari ia sekolah dan sore hari sampai malam ia bekerja. Adel bekerja di sebuah kafe sebagai pengisi musik di kafe tersebut.

Adel mengayuh sepedanya sambil mendengarkan musik dari earphonenya. Saat adel tengah menikmati perjalanannya menuju kafe,ia melihat seorang perempuan yang tengah bingung di dekat mobil yang terparkir di pinggir jalan. Adel yang aslinya berjiwa sosial tinggi,mencoba menghampiri wanita tersebut,apalagi jalan tersebut rawan kejahatan karena sepi.

Adel berhenti di dekat mobil tersebut dan memarkir sepedanya. Ia menghampiri wanita tersebut dan bertanya. "Maaf mbak,ada yang bisa saya bantu. Tadi sepertinya saya lihat mbaknya kebingungan." Wanita tersebut menoleh kesamping melihat adel yang telah berdiri disampingnya. "Oh ini dek,mobil saya bannya bocor,saya bingung harus bagaimana. Tadi saya udah coba untuk minta bantuan tapi hasilnya nihil" wanita itu memijat mijat pelipisnya.

Adelpun berketuk hatinya untuk membantu wanita tersebut.
"Maaf mbak,kalo mbak tidak keberatan,apakah saya boleh bantu?"

Wanita itupun memperhatikan adel dengan seksama dari atas sampe bawah. Dia masih ragu, entah adel orang baik atau orang jahat.

Melihat wanita tersebut memperhatikannya seperti itu,adel paham.
"Mbak tak perlu khawatir,saya hanya niat membantu. Tidak ada niatan lain. Lagian ini daerah rawan kejahatan mbak. Saya khawatir jika mbak terlalu lama disini. Apalagi wanita cantik seperti mbak." Jelas adel sambil tersenyum.

Wanita itu mengangguk mempercayai adel. Karena memang dari tadi jalanan tersebit sepi.

"Apakah mbak punya ban serap serta peralatan untuk ganti bannya?" Tanya adel

Wanita itupun mengangguk dan membuka bagasi mobilnya untuk mengabil ban serap dan peralatan lainnya.

Adel mulai mengganti ban tersebut dengan telaten. Wanita itupun kagum akan kecekatan adel.
Tak berapa lama adelpun selesai dengan apa yang di kerjakannya dan membereskan segala perkakas dan mengembalikan ke tempat semula.

Adelpun menghampiri wanita tadi
"udah mbak" ucap adel sambil tersenyum.
Wanita itupun melihat bannya dan mengucapkan terimakasih kepada adel. Ia pun membuka pintu mobilnya untuk mengambil sesuatu.

"Ini untuk ucapan terimakasih saya atas bantuannya." Ucap wanita tersebut sambil menyodorkan beberapa lembar uang.

Melihat itu adel hanya tersenyum sambil mendorong pelan tangan wanita tersebut.
"tidak perlu mbak,saya ikhlas membantu mbak atas dasar kemanusiaan.". Wanita itupun semakin kagum kepada adel.

Adel melihat jam d pergelangan tangannya.
" astagfirullaah,udah hampir jam 5" kaget adel

Wanita itupun mengernyitkan keningnya pertanda heran dan bertanya
" kenapa?"

"Ini mbak,saya harus berangkat kerja,saya harus buru²,karena udah hampir telat. Maaf ya mbak saya duluan. Mbak juga harus segera pulang. Ini sudah sore,takut ada apa² nantinya."terang adel.

"Apa perlu saya antar?"

"Nggak usah mbak,saya pake sepeda saja,lagian udah nggak terlalu jauh lagi kok." Ucap adel lansung mengambil sepeda dan menggendong tas gitarnya.

Adel akan segera mengayuh sepedanya. Tapi terhenti karena wanita tadi memanggilnya.
" Dek tunggu,nama kamu siapa?"

" adel " jawab adel lansung mengayuh sepedanya meninggalkan wanita tersebut.

Wanita tersebut melihat kepergian adel sambil tersenyum dan bergumam " terimakasih adel"
Dan iapun masuk ke mobilnya dan pergi dari tempat tersebut.






Hai semua,ini cerita pertama yang aku buat. Mohon bantuan dan dukungannya.
Jangan lupa vote yaa... makasih 😊🥰

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang