BAB 46

881 87 0
                                    

Feni sekarang tengah berada di kafe milik gita bersama dengan gito dan istrinya. Gita tidak ikut menemani karen ada hal lain yang harus dia urus.

"Jadi apa yang mau kamu tanyakan fen?" Tanya gito membuka pembicaraan setelah pesanan mereka datang.

"Sebenarnya ini masalah pribadi om. Tapi aku yakin om tau jawabannya?"

"Maksud kamu?" Tanya gito bingung dengan perkataan feni. Begitupun dengan eli istrinya.

"Om kenal dengan orang yang bernama arman wijaya?" Ucap feni sambil memperhatikan mimik wajah gito.

Gito begitu kaget begitu feni menyebutkan namanya. Perubahan wajah gito dan istrinya tertangkap jelas oleh feni. Pancingan feni tepat sasaran.

"Bagaimana kamu tau nama itu?" Ucap gito setelah berhasil menguasai kembali dirinya.

"Saya anak sulung arman?" Jawab feni singkat.

"Apa?" Gito kaget dengan apa yang di katakan feni. Begitupun eli.

"Nggak mungkin. Jangan bercanda dong fen."

"Nggak om,tante. Aku nggak bercanda. Aku anak sulung arman. Kakaknya reva." Jelas feni.

"Tapi bagaimana mungkin. Arman bilang kalau dia hanya punya 1 anak. Dan itu reva." Gito mulai bingung.

Gito dan keluarga memang tau jika feni adalah anak angkat dari keluarganya sekarang,karena memang papanya feni pernah bercerita kepadanya. Tapi dia tak menyangka jika feni adalah anak arman sahabat kecilnya yang telah lama tidak berjumpa. Dan sekali berjumpa malah memberi masalah untuknya.

"Ternyata ayah benar² tak mengakui aku sampai akhirnya." Ucap feni sendu.

"Maksud kamu." Kali ini eli yang bersuara.

"Iya om,tante. Aku adalah anak sulung mereka. Tapi ayah sama bunda berubah sikap sama aku semenjak kelahiran reva. Karena reva lebih aktif dan cerdas darpada aku menurut mereka. Mereka mulai mengabaikanku. Setiap kali kalau ada apa² sama reva,mereka tak segan² akan menyalahkanku dan bermain kasar. Bahkan karena perlakuan mereka, aku jadi kurang kasih sayang. Di sekolah aku di bully karena ada teman yang tau kondisi aku di rumah. Tiap kali aku mengadukan hal itu ke mereka,mereka hanya cuek." Feni bercerita sambil berurai airmata.

"Bahkan akhirnya aku mereka usir dari rumah, karena reva kecelakan. Reva jatuh dari tangga. Dan mereka menuduhku yang mendorongnya." Feni terus menangis.

Eli dan gito yang mendengar apa yang di ceritakan feni tidak percaya. Eli menghampiri feni dan mencoba menenangkannya. Bahkan feni sempat mengeluarkan foto keluarganya untuk memperkuat omongannya. Itu adalah foto keluarga satu²nya yang dia punya.

"Aku tidak benci dan dendam sama mereka. Aku sayang sama mereka. Jika memang mereka tidak menginginkanku,aku ikhlas om,tante. Tapi aku merasa bersalah dengan adel." Ucap feni lagi.

Hal itu sontak membuat gito semakin tak karuan. Ia mulai berfikir. Apa sebenarnya yang di inginkan feni. Apa jangan² feni mengetahui rahasianya.

"Adel... emang kenapa dengan adel?" Tanya eli

"Adel bukan revadelia putri wijaya. Karena revadelia putri wijaya telah meninggal karena sakit." Ucap feni.

Kali ini gito semakin tak bisa berkata kata.

"Dan kalau benar² dia reva adik aku,dia tidak mungkin lupa padaku."

Gito berusaha sekuat tenaga menenangkan dirinya.

"Jadi maksud kamu adel itu bukan reva anaknya arman?"

"Iya om. Dan aku juga tau,jika om juga sudah tau semuanya. Karena memang selama ini aku telah mencari tau soal adel. Dan dari semua yang aku dapat. Om orang yang paling tau segalanya. Jadi aku mohon sama om. Kasih tau aku siapa adel sebenarnya?" Ucap feni to the point.

"Maksud kamu? Om nggak tau apa²" gito masih mencoba berkilah.

"Om nggak perlu berkilah. Aku udah tau apa yang om dan ayah lakukan. Tapi aku tidak bisa menemukan identitas reva. Jadi aku mohon sama om kasih tau aku. Aku kasian om sama adel,pasti keluarga sangat merindukannya. Dia bahkan sampai tidak ingat siapa dirinya. Yang dia tau dia anaknya ayah dan bunda. Om nggak kasian." Ucap feni memancing arman.

Gito terdiam mendengar penuturan feni. Dia berfikir sejenak dan menatap kearah istrinya. Eli mengangguk. Apa yang di katakan feni ada benarnya. Gito berfikir feni bisa membantunya untuk menemukan orangtua asli adel.

"Baiklah om akan kasih tau kamu semuanya. Dan kami harap kamu bisa mengerti dengan apa yang akan om sampaikan." Ucap gito.

Feni mengangguk.
"Akhirnya dengan menjual cerita kesedihan ini gue bisa bongkar info dari lo. Gito... gito... jadi orang kok gampang banget di begoin." Batin feni

Gitopun menceritakan semua yang terjadi bebarapa tahun lalu itu. Dengan seksama feni mendengarkan.

"Om harap kamu bisa bantu om untuk cari tau orangtua adel siapa sebenarnya. Supaya mereka bisa berkumpul lagi. Om juga nggak menyangka ternyata arman orang seburuk itu. Dia tega pada anak sendiri. Kamu hebat fen. Kamu anak yang baik. Bahkan setelah apa yang terjadi,kamu masih mau peduli dengan semua ini. Om bangga sama kamu." Ucap gito

"Iya om...feni hanya kasihan sama adel. Jika kita tidak menemukan keluarganya. Dia akan tetap hidup sebagai orang lain selamanya."

Gito dan eli mengangguk setuju. Gito juga berjanji akan memperlihatkan pada feni barang² peninggalan adel dulu.

----

Gito beserta istri dan anaknya tengah duduk di ruang keluarga.

"Git... papa mau ngomong sesuatu sama kamu. Tapi sebelum itu papa harap kamu bisa mengerti dengan apa yang akan papa ceritakan."

"Apa sih pa? Serius amat kayaknya." Gita penasaran.

"Papa harap setelah apa yang papa ceritakan nanti,kamu tidak benci papa."

"Apaan sih pa... jangan berbelit belit deh."

Gito dan eli memang telah sepakat untuk memberitahu gita. Karena menurut mereka,akan lebih baik jika gita tau semua ini. Agar jika suatu saat rahasia ini terbongkar,gita sudah tau dari mereka,bukan dari orang lain.

"Papa akan kasih tau kamu soal masalalu yang buat papa berhenti jadi dokter. Git... papa sbenarnya telah melakukan sebuah kesalahan yang membuat papa merasa bersalah dan tidak sanggup untuk melanjutkan  tugas sebagai dokter."

"Maksud papa apa?" Gita mulai serius mendengarkan ucapan papanya.

Gitopun menceritakan semuanya. Gita memdengarkan dengan seksama. Gita syik dengan apa yang di tuturkan ayahnya.

"Pa? Itu kriminal pa. Bahkan papa dan teman papa sengaja mengubah identitas anak itu. Gita nggak hbis pikir sama papa. Kalau seandainya gita yang di posisi anak itu gimana? Apa papa mama nggak khawatir,anak papa sama mama menghilang tanpa jejak dan tak akan pernah di kenali lagi." Gita frustasi mendengar penjelasan papanya

"Papa tau git,papa salah. Makanya papa akan berusaha memperbaikinya. "

"Gimana caranya pa?"

"Papa masih berusaha mencari tau soal adel."

"Adel...?" gita kaget mendengar nama itu

"Iya... anak itu adel... adik angkatnya shani. Dan papa dan mama juga baru tau kalau sebenarnya feni sudah tau soal ini. Bahkan papa mama juga baru tau kalau feni adalah anak sulung arman dan siska,orangtua reva atau adel"

Gita semakin kaget dengan apa yang di dengarnya.

"Maksud papa,feni itu kakak kandungnya reva? Anak teman papa itu?"

"Iya... feni telah mencari tau tentang adel karena dia ingin adel kembali ke keluarga aslinya. Tapi pencarian feni mentok,hingga akhirnya dia menemui papa dan menceritakan semua."

"Wah drama kehidupan macam apa ini tuhan... " gita mengacak rambutnya.

"Jadi papa harap kamu mengerti dengan semua ini. Papa minta maaf sama kamu."

"Jujur dari lubuk hati yang terdalam,gita amat sangat kecewa sama papa. Tapi karena memang papa berniat memperbaiki semua,gita akan memaafkan papa. Dan gita juga akan mendukung apa yang papa lakukan,asal itu yang terbaik."

"Terimakasih sayang..." gito memeluk gita,elipun ikut memeluk anak dan suaminya.

Mereka berpelukan penuh haru.



RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang