BAB 59

907 117 4
                                    

Hari² berlalu. Yanti semakin berubah. Anak² mulai enggan berteman dengannya karena perubahannya itu. Yanti sekarang selalu sendiri. Gaby dan gengnya terus terusan mengganggu yanti. Hingga suatu hari,ada kejadian tak terduga. Yanti di keluarkan dari sekolah karena melakukan kekerasan kepada salah seorang murid disana hingga anak tersebut kritis di rumah sakit.

Semenjak saat itu,shani dan teman² sekelasnya tidak lagi mendengar kabar dari yanti. Kabar terakhir yang mereka dengar dari berita yang beredar bahwa yanti juga di usir dari rumah karena mendorong adiknya dari tangga hingga adiknya terluka.

Sejak saat itu,yanti benar² hilang tidak ada kabar. Bahkan beberapa kali shani dan teman²nya berusaha mencari tahu keberadaan yanti. Tapi hasilnya nihil.

FLASHBACK OFF

"Jadi lo yanti?" Ucap shani masih kaget dengan semuanya.

"Iya... gue yanti. Saat SMA kita ketemu lagi,tpi sayangnya lo nggak ingat gue. Karena perubahan penampilan. Untung ada orang baik yang angkat gue jadi anak. Ya walaupun gue harus menjual airmata." Ucap feni sambil menyeringai.

"Terlepas dari semua yang terjadi. Apa yang terjadi sama lo fen,nggak ada hubungannya sama gue. Dan gue nggak peduli lo siapa. Mau lo yanti ataupun feni. Gue anggap lo sahabat selama ini. Tapi gue nggak nyangka lo jadi begini. Dulu gue nggak percaya dengan berita yang beredar,tapi sekarang gue percaya setelah apa yang lo lakuin ke adel. Lo psiko fen." Shani meluapkan emosinya.

"Asal lo tau shan. Dulu gue memang nggak pernah melukai siapapun,termasuk anak yang kritis dulu itu. Dia terjatuh sendiri, karena kecerobohannya. Hanya saja waktu itu gue ada disana. Saat gue memberi penjelasan,tak ada seorangpun yang percaya. Bahkan orangtua guepun nggak peduli. Andai saja waktu itu gue nggak menemui dia,mungkin gue nggak akan di fitnah dan di keluarkan dari sekolah."

Feni mencoba meredam emosinya sejenak,dan melanjutkan kembali ucapannya.

"Sebelum dia terjatuh,gue emang bertengkar sama dia. Dia bahkan bilang,lo sengaja buat bikin anak² kelas jauhin gue,agar gue nggak punya teman. Awalnya gue nggak percaya. Tapi kenyataannya emangkan. Semenjak kehadiran lo,anak² jauhin gue. Semenjak itu gue benci banget sama lo."

"Hahahahahaha.... lucu lo fen... itu hanya pemikiran sempit lo doang. Gue nggak pernah membuat anak² jauhin lo,tapi sikap lo sendiri yang bikin mereka nggak nyaman hingga menghindari lo. Bukan karena gue." Jelas shani.

"Iya. Andai lo nggak datang, semua nggak akan terjadi."

"Udahlah fen,lo aja yang terlalu mengada ngada. Mending lo k psikiater deh. Otak lo emang nggak waras." Ucap shani

"Terserah deh fen lo mau mikir gue apa. Kalo memang gue salah menurut lo gue minta maaf. Tapi apa yang lo lakuin ke adel itu udah nggak bisa di tolerir. Gue akan proses secara hukum."

"Gampang banget lo ngomong maaf stelah semuanya. Emang dengan maaf lo,semua bisa kembali? Nggak ya shani indira. Gue nggak bakal biarin lo bahagia." Ucap feni.

"Mau lo apa lagi sih fen,lo belum puas. Lo udah ngerecokin perusahaan gue,sekarang lo bikin adel celaka." Emosi shani

"Gue belum akan puas sebelum lo sama adel menderita. Gue nggak akan lepasin lo berdua. Camkan itu." Ucap feni sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah shani.

"Lo benar² nggak waras ya fen. Kali ini gue bener² bakal proses lo ke jalur hukum. Jadi lo siap² aja." Ucap shani berjalan meminggalkan feni.

"Kita liat aja shan,siap yang akan menderita terlebih dahulu. Kalian berdua atau gue." Teriak feni

Ucapan feni tak menghentikan langkah shani. Shani hanya mengabaikan ucapan feni. Dan berlalu darisana.

----

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang