BAB 45

912 88 0
                                    

Gito dan keluarganya pagi ini sedang sarapan bersama.  Karena gita juga sedang berkunjung kerumah orangtuanya. Gita adalah anak semata wayang gito dan eli.

"Git... kamu udah lama kenal sama shani?" Tanya gito di sela² sarapan mereka.

"Belum juga sih pa. Gita kenal sama shani juga karena di kenalin feni waktu itu." Jawab gita

"Mmm... begitu... papa sih ada niatan mau ajuin kerjasana dengan perusahaannya shani. Karena papa pikir,jika papa bisa kerjasama sama mereka,itu bakal bagus buat perkembangan bisnis papa."

"Wah bagus dong pa. Coba aja,mana tau papa beruntung bisa bekerjasama sama mereka."

"Nanti kalo papa sama mama ke jakarta,bolehlah kita ajak dia makan bareng. Sekalian bahas tipis² lah." Ucap gito sambil tertawa.

"Isssss.... si papa mah,manfaatin anaknya. Tapi nggak papa deh,nanti gita coba bilang sama shaninya. Mana tau dia bisa." Jawab gita.

Gita dan papanya masih asyik dengan obrolan mereka. Sedangkan eli sang mama hanya menjadi penyimak obrolan itu. Jarang² mereka bisa menikmati momen seperti ini. Karena gita yang tinggal jauh dari mereka.

----

Di rumah sakit adel sedang melakukan persiapan untuk pemeriksaan yang telah di jadwalkan dokter sebelumnya. Di dalam ruangan tersebut ada adel,shani beserta dokter dan suster yang akan melakukan pemeriksaan.

"Ci...kok adel deg deg an ya..."ucap adel sambil menggenggam erat tangan shani sambil berbaring di brankarnya.

"Nggak papa,cici disini temenin kamu. Tenang ya..." shani berupaya menenangkan adel

Dokter yang melihat kegugupan adelpun ikut bersuara

"Nona adel tenang aja. Ini nggak bakal lama kok." Ucap sang dokter

"Iya dok. Saya hanya sedikit gugup saja." Jawab adel

"Iya, saya mengerti. Kalau begitu kita mulai ya."

Sang dokterpun memberikan arahan kepada suster untuk membantu mengarahkan adel. Adelpun melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan tak berlansung lama,karena memang peralatan yang di gunakan sudah canggih. Hingga hanya perlu beberapa menit untuk melakukan pemeriksaan hingga hasilnya keluar.

Setelah beberapa saat,hasil pemeriksaanpun telah keluar.

"Jadi bagaimana hasilnya dok?" Tanya shani

"Dari hasil pemeriksaan ini. Saya dapat melihat ada sedikit masalah. Sepertinya nona adel pernah mengalami kecelakan yang lumayan,hingga mencederai bagian otak yang berfungsi menyimpan memorinya." Jelas sang dokter.

"Maksud dokter?" Shani bingung dengan penjelasan sang dokter.

"Seperti yang mbak shani ceritakan sebelumnya,nona adel bercerita bahwa sebelum dia mengalami sakit kepala yang hebat,dia melihat banyak puzzle yang dia tidak tau itu apa. Menurut saya kemungkinan itu adalah kepingan² memori masalalunya, yang kembali menyeruak karena beberpapa faktor. Mungkin hal² yang membuat ia sampai kehilangan semua memorinya,atau hal yang sangat² membekas di hidupnya sebelumnya." Jelas sang dokter lagi.

Shani mendengar setiap perkataan dokter dengan seksama. Dia berusaha meresapi dan memahami ucapan sang dokter.

"Jadi saya menyarankan nona adel untuk melakukan serangkaian terapi untuk menemukan kembali ingatannya yang hilang jika memang di butuhkan dan akan di dampingi oleh dokter ahli. Semua saya serahkan kembali kepada nona sebagai keluarganya."

"Baiklah dok. Saya ingin yang terbaik untuk adik saya. Saya akan bicarakan ini dulu kepada adell. " jawab shani.

"Baiklah kalau begitu. Jika sudah ada keputusan kabari saya." Ucap sang dokter.

"Baik dok."

"Kalau begitu saya permisi." Ucap sang dokter segera meninggalkan shani dan yang lain di ruang pemeriksaan.

Tak lama setelah itu adelpun menghampiri shani,setelah sebelumnya dia masih berbaring karena suster masih melakukan pengecekan padanya,saat shani berbicara dengan dokter.

"Tadi dokter bilang apa ci?" Tanya adel.

"Nanti aja cici jelasin. Kita balik ke kamar dulu yok." Jawab shani sambil menggandeng adel kembali ke kamar inap.

Sampai di kamar inap adel,adel memilih untuk duduk di sofa. Karena ia merasa bisan jika berada di ranjang terus.
Zee dan cio pun ada disana,karena mereka berdua memilih menunggu disini saat adel melakukan pemeriksaan.

"Jadi gimana hasil pemeriksaannya?" Tanya cio saat mereka semua sudah duduk.

Shanipum menjelaskan apa yang di katakan dokter tentang kondisi yang di alami adel berdasarkan hasil pemeriksaan..

"Jadi menurut dokter,akan lebih baik jika adel melakukan terapi untuk membantunya mengingat kembali ingatannya yang hilang." Ucap shani.

Mereka diam sejenak,larut dan mencova memahami apa yang di katakan shani.

"Sekarang terserah adel maunya gimana?. Apa kamu mau melakukan tetapinya atau nggak. Cici nggak mau terlalu memaksa,tapi cici ingin yang terbaik buat kamu. Kalau kamu mau, kita akan lakukan dan juga akan di dampingi dokter ahli. Tapi jika tidak juga nggak papa. Tapi yang cici takutkan jika kita tidak melakukannya, kamu akan drop lagi jika ada kepingan yang ingatan yang hadir." Shani memberikan pendapatnya.

Adel nampak memikirkan apa yang di katakan shani dan mempertimbangkan semuanya. Dia tidak membutuhkan waktu lama untuk mengambil keputusan.

"Adell akan lakukan ci." Ucap adel pasti

"Kamu yakin?" Shani meyakinkan

"Iya ci. Adel juga penasaran dengan semua ingatan itu. Seperti ada rahasia disana. Bahkan disana ada tara dan cici. Adel ingin mencoba mengingat semuanya." Jawab adel.

Shani sebenarnya juga penasaran,kenapa di ingatan adel ada dirinya dan juga tara. Padahal seingatnya dia dan adel belum oernah bertemu sebelumnya.

"Baiklah jika kamu sudah mengambil keputusan. Nanti cici akan bicara kepada dokter."

Cio dan zee pun hanya ikut dengan keputysan yang nereka berdua buat. Cio dan zee hanya mendengatkan karena menurut mereka,apapun pilihan yang shani dan adel ambil adalah yang terbaik. Mereka berdua hanya bisa mendukung keputusan itu.

----

Di rumahnya feni masih memikirkan cara untuk mendapatkan info tentang adel dari gito.

"Gimana caranya gue bisa dapat info dari si gito ini. Arrrghhhh... ayo fen...mikir... pake otak lo..."

Feni mondar mandir di kamarnya. Sampai akhirnya ia punya ide.

"Gue yakin ini akan berhasil...." feni tersenyum smirk.

Feni meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Halloo..." saut seseorang di seberang

"Iya... om lagi sibuk nggak?. Kalo nggak,bisa ketemu nggak. Ada hal yang pengen aku tanya sama om." Ucap feni

"Oh boleh²... om lagi nggak sibuk kok. Kapan? Kebetulan om juga lagi mau ke jakarta. "

"Oh ya... kalo begitu kita ketemu di kafenya gita aja om. Gimana?"

"Boleh²... kamu WA aja mau jam berapa."

"Oke om... makasih sebelumnya."

"Iya sama²..."

Fenipun mengakhiri panggilannya.
Orang yang di hubungi feni adalah gito.

Fenipun segera mengabari gito jam pertemuan. Setelah itu diapun bersiap.

----

"Siapa pa?" Tanya eli pada suaminya.

"Feni... dia ngajak ketemu. Katanya ada yang mau di tanya..." jawab gito.

"Ooh... ya udah... kalo gitu mama ikut boleh? Mama juga mau ketemu feni." Ucap eli

"Iya. Kita janji ketemu di kafenya gita kok" jawab gito.

Saat ini gito sekeluarga sedang perjalanan ke jakarta. Gito ada sedikit urusan disana,sekalian mengantar gita balik ke jakarta.

Gita hanya mendengarkan pembicaraan orangtuanya dari tadi,tqnpa ikut komentar. Dia berfikir,ada keperluan apa feni ingin ketemu papanya. Tapi gita menghiraukan pikiran anehnya itu.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang