BAB XVIII

1.3K 83 0
                                    

Hari ini adel akan pindah ke rumah shani. Dia sedang membereskan barang² yang akan di bawa pindah. Disana juga ada shani,gracio,zee dan teman² adel.
Shani menyarankan adel membawa pakaian saja dan hal² berharga yang penting saja. Selebihnya shani menyarankan untuk di jual saja seperti perabotan rumah. Adel menyetujui itu setelah mereka berdiskusi bersama.

Saat membereskan rumah. Tak sengaja adel menemukan sebuah gelang di bawah lemari di dekat ruang tamu. Tapi adel tak tau itu gelang siapa. Jadi ia menyimpannya saja. Karena ia menganggap mungkin itu gelang milik ibunya. Dan kembali melanjutkan membereskan yang lain.

"Dell,udah semua kan?" Tanya shani saat masuk ke kamar adel dan melihat adel telah selesai dengan kopernya.
"Iya ci,udah semua kok,adel juga nggak punya banyak barang yang bisa di bawa." Jawab adel.
"Kalo gitu,ayo kita siap² berangkat. Nanti keburu sore. Untuk barang² yang akan di jual,cici udah minta bantuan orang untuk menjualnya. Nanti kamu tinggal terima beres."
"Iya ci,makasih banyak ya. Adel terus²an merepotkan cici."

Shani duduk di pinggir ranjang di samping adel
"Dell,cici nggak pernah merasa direpotkan sama kamu. Cici ngelakuin ini karena kemauan cici sendiri dan ini menjadi kebahagian tersendiri buat cici. Cici nggak mau dengar lagi kata² maaf telah merepotkan cici,karena cici udah anggap adel adik cici yang harus cici jaga dan juga sayangi. Dan mulai sekarang adel juga bakal jadi prioritas cici." Jelas shani.

Adel sangat terharu mendengarnya. Adel memeluk shani erat.
"Adel bersyukur banget bisa jadi adek cici. Mulai hari ini juga adel bakal berusaha jadi adik yang baik untuk cici,yang bisa cici banggain. Adel nggak akan ngecewain cici."
"Cici senang dengarnya. Mulai hari ini kamu harus jadi lebih kuat. Apapun yang telah terjadi jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk kamu lebih baik ke depan."
"Iya ci... "
"Ya udah sekarang kita berangkat ya. Yang lain udah pada nungguin."
Adel mengangguk dan segera menarik kopernya keluar.

Adel memasukan barang²nya ke mobil shani dan sebagian di mobil gracio. Saat hendak menutup pintu rumah. Adel kembali menatap rumah itu lama. Ia mengingat memori² yang pernah ia jalani dirumah ini bersama ibunya. Shani yang melihat itu hanya bisa merangkul bahu adel. Dan setelah puas,adel mengunci pintu dan mengembalikan kunci ke pemilik rumah. Tak lama setelah itu iapun meninggalkan kediaman lamanya dan membawa memori indah yang ia dapat di rumah itu.

Adel ikut mobil shani, zee satu mobil dengan gracio,sedangkan teman²nya di mobil freya.

Di perjalanan adel dan shani tak banyak bicara. Adel masih fokus dengan pikiran²nya dan shani juga fokus menyetir.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan,akhirnya mereka sampai di kediaman shani.
Saat telah sampai adel kaget melihat rumah shani yang begitu besar dan lumayan luas. Dia tak menyangka rumah shani lebih besar dari dugaannya.
Adel masih diam karena saking takjubnya,sampai² saat shani menegurnya ia tak menjawab.
"Dell... adell..." shani menepuk pelan bahu adel karena adel tak kunjung menyahuti panggilannya.
Adel yang kagetpun lansung menoleh
"Eh... iya ci..."
"Kamu kenapa sih? Kita udah sampe,ayo turun." Ajak shani
Adel mengangguk dan segera turun. Sesampai diluar shani memanggil mang sholeh salah seorang penjaga di rumahnya untuk menurunkan barang² adel dan menaruhnya ke kamar yang telah di siapkan.
Mang sholeh pun segera menjalankan perintah tuannya.

"Welcome adel...mulai hari ini,ini rumah kamu. Rumah kita" shani merentangkan tangannya seolah menyambut kedatangan adel.
Adel hanya tersenyum melihat kelakuan shani. Adelpun lansung menghampirinya. Dan mereka berpelukan. Itu adalah pelukan selamat datang untuk adel.

Tak berselang lama mobil gracio dan freya pun juga telah sampai. Mereka semua telah turun.
Teman² adel segera menghampiri adel dan shani,begitupun gracio dan zee.
"Wah... gila... bener² ni rumah. Ni rumah apa istana ci?" Celetuk olla yang di hadiahi jitakan oleh flora.
"Aduh sakit flo."ringis olla
Yang lain malah tertawa.
"Norak lo..." freya membalas ucapan olla.

"Udah² nggak usah ribut. Masuk yuk." Ajak shani yang sudah melangkah masuk dan di ikuti oleh yang lain

Sesampai di dalam,adel dkk semakin kagum. Mereka memperhatikan detail rumah yang bak istana itu. Mata mereka juga melihat foto keluarga shani.
"Itu foto keluarga cici?" Olla kembali buka suara
"Iya..." jawab shani.
"Cici punya adek? Umur berapa ci? Sekarang dimana?" Kepo olla.

Adel yang mendengar itu,lansung memberi kode agar olla berhenti kepo.

Shani melihat akan hal itu.
"Nggak papa kok del,santai aja. Iya itu keluarga cici. Mama,papa,sama adik cici. Mereka udah nggak ada. Mereka udah menghadap yang kuasa." Wajah shani sedikit sendu,tapi ia tetap tersenyum.

Olla merasa tak enak hati karenanya.
"Maaf ci, olla nggak tau,olla nggak bermaksud buat cici sedih mengingat itu." Olla menunduk karena merasa bersalah.
"Nggak papa kok olla. Jangan merasa bersalah gitu ya. Beneran cici nggak papa." Shani menghampiri olla dan mengangkat dagunya agar kepalanya kembali tegak. Shani tersenyum dan mengacak lembut rambut olla.

"Berhubung sebentar lagi magrib,kita siap² untuk magrib an dulu yuk,stelah itu kita makan malam. Tadi cici udah bilang bik sumini untuk siapin makan malam buat kita." Jelas shani.
Yang lain mengangguk dan mulai bersiap untuk menunaikan ibadah magrib. Shani mengantarkan adel ke kamarnya di ikuti oleh teman² adel yang lain. Kamar adel bersebelahan dengan kamar shani di lantai 2.
Sedangkan gracio dan zee lansung menuju kamar mandi dan bersiap ke ruang ibadah yang ada di rumah tersebut

Tak lama kemudian shani bersama adel dkk juga turun untuk menunaikan ibadah magrib. Kecuali olla. Ia menunggu di kamar adel,karena ia non muslim.

S
K
I
P

Sekarang mereka telah selesai makan malam,dan sedang berkumpul di ruang tengah.
"Del,besok sepupu koko yang pengacara itu akan menemui kamu,kamu bisa kan?" Gracio membuka pembicaraan.
"Iya bisa kok ko,kalo boleh tau jam berapa ya. Soalnya besok adel kan harus sekolah. Kalo bisa sih sepulang sekolah ko,Kalo nggak bisa,adel bakal izin besok" jawab adel.
"Besok sore aja del,lagian besok dia mau ke kantor polisi dulu untuk konfirmasi semuanya."
"Ooh okelah kalo gitu ko. Sekali lagi adel makasih ya ko. Koko udah mau bantuin adel.
"Iya dell... sama² koko juga senang bisa bantu kamu"

"Kalo gitu besok cici bakal dampingin kamu ketemu pengacaranya." Shani ikut bersuara.
"Emang cici nggak ngantor?" Adel menanggapi pernyataan shani
"Aman,cici bisa handle dari rumah kok tenang aja. Untuk di kantor biar calon pak direktur yang handle." Ucap shani melirik ke arah gracio.
Gracio hanya mengangguk dan tersenyum

"Ya udah deh kalau gitu,gimana baiknya aja. Adel ikut aja. Sekali lagi makasih ya buat semuanya. Berkat kalian semua beban berat ini terasa lebih ringan" ucap adel tulus sambil memandang satu persatu orang² yang ada di sampingnya saat ini.
Merekapun tersenyum haru mendengar itu.

"Btw,kalian malam ini nginap atau gimana?" Tanya shani kepada teman² adel dan juga gracio serta zee.
"Nggak deh ci,kami balik aja. Soalnya besok kan sekolah. Kapan² boleh deh kita nginap. Kalo di izinin."jawab oniel mewakili teman temannya.
"Ya boleh lah,kalian boleh nginap kapan aja,pintu rumah ini selalu terbuka buat kalian."
"Makasih banyak ci"
"Iya sama².."
"Kalo kamu sama zee gimana yang?" Kali ini shani bertanya kepada gracio.
"Kita balik juga,lagian besok zee juga sekolah,dan aku juga masih ada kerjaan yang harus di selesaikan dirumah." Jawab cio
"Ooh... ya udah kalo gitu."
Setelah itu mereka melanjutkan mengobrol dengan obrolan ringan sampai akhirnya teman² adel pamit pulang.

"Ci... kita pamit ya. Makasih buat makan malamnya" ucap freya mewakili teman temannya.
"Iya sama²,kalian nanti sering² main kesini ya." Saut shani
"Iya ci.. kalo gitu kita pamit dulu. Del kita balik ya" ucap olla.
Shani dan adel mengangguk.
"Assalamualaikum" ucap mereka serempak
"Waalaikumsalam" sahut shani dan adel

"Yank... kami juga pamit ya" ucap gracio menghampiri shani dan adel.
"Iya,kamu hati²,jangan ngebut,udah malam. Nanti sampe rumah kabarin aku" jawab shani.
"Iya sayangku yang super bawel..." gracio mencubit gemesh hidung shani.
"Beuuh... berasa jadi nyamuk kita" ucap zee sambil melirik adel. Adel hanya senyum² aja mendengarnya.
"Sirik aja lu..." gracio mencibir zee.
Shani dan adel hanya tersenyum melihat tingkah 2 beradik itu.
"Ya udah yank... kita balik ya"
Shani mengangguk.
"Assalamualaikum" ucap gracio sambil mencium kening shani.
Zee yang melihat itu memutar bola mata malas.
Setelah itu ia pun juga berpamitan.

Setelah gracio dan zee meninggalkan pekarangan,shani dan adelpun segera masuk kerumah.





Jangan bosan ya guys,tunggu kelanjutannya.
Bakal ada tokoh baru nantinya.
Mohon dukungannya ya...
Jangan lupa vote,kritik,dan sarannya.
Terimakasih.🥰

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang