BAB XX

1.2K 96 1
                                    

Saat ini shani sedang berada di kantor. Dari beberapa saat yang lalu di mencoba menghubungi feni,karena feni belum datang. Tak biasanya feni telat seperti ini. Saat terus mencoba menghubungi feni, tiba² ada yang mengetuk pintu ruangannya.

"Ya...masuk"
Seseorang membuka pintu dan masuk. Orang itu adalah feni.

"Fen,lo darimana aja sih,kok tumben telat banget. Dan hp lo juga nggak bisa di hubungin."

"Sorry shan,gue tadi bener² kesiangan. Hp gue mati,lupa di cas. Sorry banget..." feni mengatupkan dua telapak tangannya di depan wajah.

"Emang lo ngapain aja,sampe bisa kesiangan gini,nggak biasa²nya?" Selidik shani.

"Hehehe... semalam gue maraton drakor" feni nyengir

"Fen...fen... lo itu ya...hmm..." ucap shani sambil menggeleng gelengkan kepalanya

"oiya fen,jadwal gue siang ini, kosongkan? Gue ada urusan,lo tolong handle yang lain ya?" Lanjut shani.
Shani baru ingat kalau dia ada janji menemani adel untuk bertemu pengacara kenalan cio.

"Lo mau kemana?" Tanya feni.

"Gue mau nemanin adel ketemu pengacara yang bakal bantuin dia menangani kasus kematian ibunya." Jelas shani.

Mendengar ucapan shani,feni sedikit syok. Tapi ia segera menetralkan kondisi itu.

"Ooh,gitu ya udah. Lo tenang aja, urusan kantor serahin ke gue aja. Aman mah pokoknya." Ucap feni setenang mungkin,walaupun hatinya mulai gelisah.

"Makasih ya fen,lo emang sahabat sekaligus partber kerja yang bisa diandalkan. Gue juga sekalian nanti mau urus,biar gue bisa jadi walinya adel" terang shani lagi.

"Maksud lo?" Feni sedikit bingung.

"Iya, gue belum sempat cerita ke lo,kalo sekarang adel tinggal sama gue,dan gue juga berencana bakal jadi wali buat dia. Soal ini udah gue diskusiin juga sama adelnya. Ya walaupun awalnya dia nolak,tapi akhirnya dia mau"

Lagi² feni syok mendengar penuturan shani. Tapi di sisi lain, mungkin itu akan lebih baik untuk rencananya.

"Mmm... gitu... kalo gue terserah lo aja,lo lebih tau apa yang lo mau,dan apa yang baik buat lo. Gue sebagai sahabat lo,cuman bisa dukung keputusan lo."

"Makasih ya fen...." Shani berdiri dan memeluk feni.

"Kalo gitu,gue balik ke meja ya,masih banyak kerjaan soalnya" ucap feni setelah melepas pelukan shani. Shani hanya mengangguk sebagai jawaban.

Shani kembali duduk di meja kerjanya,dan melanjutkan pekerjaannya. Dan feni pun kembali ke mejanya.

Setelah sampai di mejanya feni memikirkan kembali kata² shani tadi.

"Kalo shani sama adel tinggal bareng,gue jadi lebih gampang buat tau kegiatan adel. Gue bisa sedikit cari tau dari shani, gue juga bisa manfaatin keadaan buat hancurin keduanya sekaligus." Bathin feni. Feni nampak tersenyum yang penuh misteri.

Setelah sedikit memikirkan rencana tentang shani dan adel,feni juga kembali teringat dengan pertemuannya dengan seseorang tadi malam.

Flashback on

"Lo udah selidikin apa yang gue suruh?" Tanya feni ke orang itu

"Udah bos,tapi kita belum mendapatkan hasil apapun." Jawab orang itu.

"Lo gimana sih,ngerjain itu aja nggak becus. Gue nggak mau tau. Lo harus cari tau semuanya. Selidiki semuanya mulai dari kematian adik gue. Nggak mungkin kan reva yang udah mati hidup lagi. Kalo memang adel itu reva. Terus yang mati siapa?"

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang