BAB 57

1K 89 5
                                    

Karena kekalahan nilai waktu itu, yanti semakin kesal kepada shani. Tapi dia berusaha selalu biasa saja terhadap shani,walaupun hatinya tidak begitu.

Hari ini anak² kelas 7-1 sedang mengadakan kegiatan bebas setelah ujian tengah semester. Shani sedang berkumpul dengan anak² yang lain. Memang semenjak kedatangan shani di sekolah itu,anak² jadi lebih suka bermain atau berkumpul dengan shani,karena menurut mereka shani itu hangat,baik hati dan tidak membedakan teman. Walaupun anak² yang lain tau,kalau shani berasal dari keluarga berada,tapi ia bisa membaur dengan baik dengan yang lain.

Bagaimana dengan yanti?,yanti memang pintar,tapi terkadang karena ia merasa pintar,ia merasa sedikit superior dengan apa yang ia miliki. Walau tidak terlihat jelas,tapi terkadang anak² yang lain bisa merasakannya. Tapi semenjak kehadiran shani,mereka lebih suka mendekat kepada shani untuk meminta bantuan pelajaran atau sekedar bercengkrama.

"Hai.... kalian lagi pada ngapain? Kok nggak ngajak² aku sih?" Sapa yanti menghampiri anak² yang sedang bergerombol di meja shani.

"Oh... nggak kok,kita hanya lagi cerita² aja." Jawab anin.

"Cerita apa? Ikut dong?" Ucap yanti lagi

"Aah... bukan apa²,hanya bahas² hal random aja. Mungkin kamu juga nggak bakal suka,kan kamu sukanya bahas pelajaran doang." Sahut anin lagi yang diangguki yang lain.

Anak² yang lain saling pandang. Mereka sedikit menyindir yanti,karena selama ini yanti saat diajak cerita² random,dia selalu merasa nggak penting dan selalu membahas pelajaran,seolah ia adalah anak yang rajin,dan hal yang di ceritakan teman²nya bukanlah hal yang penting.

Yanti yang mendengar apa yang di bilang aninpun sedikit merasa jengkel. Tapi ia tetap tersenyum untuk menutupi rasa jengkelnya.

"Udah udah... kalau kamu mau gabung,ayo aja yan." Ajak shani

Anak² yang lain saling pandang dengan apa yang ucapkan shani. Mereka sebenarnya tidak mengharapkan yanti ada diantara mereka. Tapi karena shani sendiri yang mengajaknya,mau gimana lagi.

"Shan... kita² mau ke kantin aja deh,lapar soalnya. Kamu mau ikut nggak?" Ajak mira

"Iya nih shan,lagian kayaknya lebih asyik ngobrol di kantin deh daripada disini. Kan bisa sekalian makan." Anin menimpali.

"Boleh deh,lagian aku juga lapar,hari ini mama nggak bikin bekal,karena lagi sibuk ngurusin adik aku yang lagi demam. " jawab shani

"Kamu punya adik shan?" Tanya anin

"Iya,aku punya adik perempuan,namanya tara." Jawab shani

"Ooh... kamu nggak iri shan sama adik kamu?" Celetuk yanti

Ucapan yanti sedikit membuat anak² yang lain mengernyitkan kening. Mereka tau apa yang di maksud oleh yanti. Karena dari apa yang mereka dengar dari gaby anak kelas sebelah,teman SD yanti dulu,bahwa yanti di banding²kan oleh orangtuanya dengan adiknya sendiri. Dan itu membuat yanti iri dengan adiknya sendiri. Dan bahkan pernah beredar rumor,jika yanti suka menjahili adiknya secara berlebihan hingga terkadang membuat orangtuanya marah.

"Kenapa harus iri?" Sahut shani

"Ya secara,orangtua kamu pasti lebih perhatiankan ke adik kamulah daripada kamu." Ucap yanti

"Hahahahaha.... ya nggak lah. Ngapain juga harus iri. Lagian adik aku juga usianya lebih muda dari aku,dan wajar aja orangtuaku sedikit lebih perhatian sama adik aku. Aku juga sayang banget sama tara. Lagian semua orangtua pasti sayang sama semua anaknya. Ya memang sih terkadang ada sedikit iri,tapi aku sadar jika seorang kakak nggak boleh iri berlebihan dengan adiknya. Toh kita juga di perlakukan sama di saat umur yang sama." Jawab shani

"Wah kamu pikirannya dewasa banget ya shan,nggak nyangka aku" ucap mira

"Ya nggak gitu juga,lagiankan aku kakak,aku jiga mau jadi pelindung dan bisa diandalkan buat adik aku sama halnya seperti orangtuaku." Ucap shani

Anak² yang mengangguk angguk dengan apa yang di katakan shani. Beda halnya dengan yanti. Dia merasa shani sok dewasa dan bijak.

"Cih... sok banget jadi orang. Palingan lo cuman berdalihkan,biar di pandang baik." Batin yanti

"Kok jafdi malah lanjut ngobrol sih,jadi ke kantin nggak nih?" Ajak anin.

"Jadi donk... " sahut mereka

"Kalo gitu ayok.... udah lapar nih..." ucap anin

Mereka segera beranjak hendak pergi,tapi yanti masih duduk diam di mejanya.

"Yan,kamu nggak ikut?" Tanya shani

"Nggak deh,aku disini aja. Lagi pengen istirahat disini aja" tolak yanti

"Yakin?" Tanya mira

"Iya..." sahut yanti

"Ya udah deh,kalau gitu kita ke kantin dulu ya..." ucap shani

Yanti hanya mengangguk. Shani dan yang lainnya beranjak menuju kantin.

----

Di kelas yanti dengan kekesalannya. Rasa irinya semakin menjadi terhadap shani.

"Mau pamer dia soal keluarganya. Belum aja dia ngerasain nanti,waktu orangtuanya lebih sayang ke adiknya daripada dia." Monolog yanti

Karena merasa perasaannya tak karuan,yanti memilih untuk menelungkupkan kepalanya di meja dengan berbantalkan tangannya. Yantipun memilih untuk tidur sejenak.

Saat yanti mulai terlelap dalam tidurnya,anak² mulai kembali ke kelas,dan di kelas terdengar sedikit keributan karena anak² yang kembali kekelas. Hal itu membuat yanti terbangun dari tidurnya. Dan saat yanti bangun shani sudah duduk di bangkunya.

"Kamu udah bangun?" Tanya shani

Yanti hanya mengangguk,dan menatap sekelilingnya.

"Nih,aku beliin jajanan buat kamu." Shani menyerahkan jajanan yang ia beli untuk yanti

"Nggak usah makasih" jawab yanti

"Nggak papa,ambil aja."

Yanti akhirnya mengambil jajanan tersebut dan berterimakasih.

"Oiya yan, nanti anak² mau belajar bareng di rumah,kamu mau ikut nggak?" Tanya shani

"Di rumah siapa?" Tanya yanti

"Di rumah aku. Kamu ikut ya?" Bujuk shani

"Liat ntar deh..."

"Ayolah yan... kan seru belajar rame²"

Shani terus berusaha membujuk yanti.

"Ya udah deh... kapan?"

"Sepulang sekolah. Kita lansung ke rumah aja." Ucap shani.

"Ya udah... kalo gitu aku kabarin orangtuaku dulu biat izin." Ucap yanti

Yantipun mengambil ponselnya dan menelpon orangtuanya dan meminta izin. Dan orangtuanyapun memberi izin.

Saat telah mendapat izin ia pun memberitahu shani. Dan shanipun merasa senang karena yanti akhirnya mau ikut. Shanipun memberitahu anak² yang lain tentang itu.

Sebenarnya yanti ogah ikut shani dan yang lain,tapi rasa tidak ingin kalahnya mengalahkan semuanya. Yanti tak ingin jika teman²nya selama ini lebih dekat dengan shani si anak baru di banding dirinya. Yanti tak ingin tergeser posisinya oleh shani,walaupun nyatanya sekarang sudah mulai.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang