BAB IV

1.9K 143 1
                                    

"Makasih ya zee,udah mau nganterin aku." Ucap adel setelah sampai di rumah.

"Iya del,sama²" ucap zee sambil tersenyum.

"Sore ini kamu kerjakan?" Kembali zee bertanya.

"Iya,kayak biasanya." Jawab adel.

"Ooh ya udah,hati² ya. Aku balik dulu. Salam buat ibu" pamit zee.

Adel mengangguk sambil tersenyum ke arah zee.
Zee pun masuk mobilnya dan segera pergi meninggalkan rumah adel.

Saat adel hendak masuk ke rumahnya. Tiba² ada orang yang memanggilnya.

"Adel,tunggu" panggil orang itu

Adel menoleh,dan sedikit kaget. Karena yang datang adalah orang yang punya kontrakan.

"Del,bilang ya sama ibu kamu,untuk bayar kontrakannya. Kalian udah nunggak 3 bulan. Kalian nggak bisa tinggal gratis disini. Ini bukan panti sosial." Cerocos wanita tersebut.

"Maaf bu,tapi kami belum bisa bayar. Nanti kalau udah ada pasti kami bayar kok." Adel memohon.

"Halah,dari kemaren kemaren alasannya itu² mulu,bosen saya dengarnya."

"Gini aja,jika sampe bulan depan kalian nggak lunasin,kalian angkat kaki dari kontrakan saya. Paham?" Terang wanita itu.

Adel mengangguk mengerti. Wanita itupun segera berlalu pergi dari hadapan adel.

Adel menghela nafasnya berat. Ia bingung harus bagaimana harus menyelesaikan semuanya. Gajinya tak begitu besar. Sedangkan ibunya yang bekerja sebagai buruh pabrikpun gajinya tak seberapa. Terkadang mereka benar² harus berhemat untuk hidup.karena sebagian besar penghasilan mereka di pakai untuk menutupi hutang² ayah adel.

Mungkin kalian fikir,kenapa adel dan ibunya tidak kabur saja. Bukan tidak pernah mencoba,tapi saat mereka mencoba dan ketahuan adel dan ibunya malah di bikin tambah susah oleh orang² tersebut,karena mereka selalu bisa menemukan keberadaan adel dan ibunya. Jadi sekarang mereka hanya bisa pasrah dan terus berusaha. Ingin mengeluh,marah,tapi itu terasa tiada guna.

Adel melangkah gontai menuju kamarnya. Sesampai di kamar,iapun duduk di meja belajarnya sambil memikirkan bagaimana menyelesaikan semua ini. Tanpa terasa air mata adel jatuh begitu saja.

"Ya Allaah,kenapa begitu berat cobaan yang engkau berikan kepada hamba dan bunda. Jujur hamba lelah ya Allaah. Kasian juga bunda. Bantu kami ya Allaah. Jangan tinggalkan kami. Sesungguhnya Engkaulah penolong kami. " monolog adel.

"Aku nggak boleh berlarut seperti ini. Aku harus berusaha semaksimal mungkin. Aku yakin Allaah akan menolongku."

Adel menghapus airmatanya. Ia bangkit dari duduknya dan segera berlalu ke kamar mandi untuk bersih² dan bersiap untuk bekerja sore ini.

* * *

Di kantornya saat ini shani tengah fokus dengan pekerjaanya. Hingga feni pun masuk dan mengslihkan perhatian shani dari pekerjaannya.

"Ada apa fen?" Ucap shani menghentikan pekerjaannya.

"Nggak kok,masih banyak kerjaan ya? Ini udah waktunya pulang shan." Ucap feni

Shani melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan jam 17.21 WIB.
"Oiya... tapi ini masih nanggung fen dikit lagi kelar." -shani

"Hmm... lo mah gitu,kalo udah kerja." Ucap feni sambil menghela nafas kasar.
Shani hanya tersenyum.

"Lo kok belum pulang? Nggak usah nungguin gue." Ucap shani yang kembali fokus pada kerjaannya.

"Gue mau minta temani lo keluar malam ini,bisa?"
Shani menghentikan kembali kegiatannya.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang