BAB XXVI

973 85 0
                                    

Hari berlalu begitu cepat. Semester pertama adel di kelas XII juga telah berakhir. Kehidupan sehari jari pun berjalan dengan baik dan damai.
Liburanbtelah datang. Adel dkk sedang berkumpul di ruamh adel.

"Akhirnya liburan datang juga." Ucap flora sambil menyomot cemilan

"Iya. Apa rencana kalian ni di liburan kali ini?. Kalo gue pengen jalan² sih,tapi masih ragu" ucap olla

"Kalo gue sih nggak kemana mana, soalnya mama papa sibuk "ucap oniel.

"Gue juga " jawab freya.

"Kalo gue masih belum tau" jawab flora.

"Kalo lo del?," tanya olla kepada adel.

"Mmm... gue juga belum tau sih,cuma waktu itu  gue pernah bahas sama cishani,cishani pengen wisata alam gitu. Bosen liat perkotaan katanya. Mungkin liburan kali ini kita bakal ngelakuin rencana itu. Itupun kalo cishani nggak sibuk sih." Jawab adel

"Wah asyik tuh kayaknya. Kalo jadi kita boleh ikut nggak?" Ucap olla yang di setujui teman²nya.

"Ntar deh gue tanyain cishaninya lagi" jawab adel lagi.

Setelah itu mereka lanjut ngobrol. Membahas hal² nggak penting sambil sesekali di selingi tawa.

Disaat menjelang sore,teman² adel telah pamit pulang. Dan saat ini adel tengah berada di rumah sendirian. Karena merasa gabut,adel mengambil gitarnya dan duduk di halaman belakang.

Adel mulai memetik gitarnya. Alunan musik merdu keluar dari petikan gitar adel. Dia mencoba memainkan beberapa lagu.

Pesawat kertas 365 hari - jkt48

"Kutatap langit di pagi hari
Ku awali hari dengan doa
Semoga satu hari ini bisa
Dipenuhi oleh senyum

Walaupun terkadang hujan turun
Dan air mata juga mengalir
Di hari yang tak berjalan dengan mulus
Besok pun tetap semangat

Di dalam mimpiku selalu
Terlihat ada diriku sendiri
Yang dengan bebasnya melakukan semua
Hal yang ingin aku lakukan

Hidup bagaikan pesawat kertas
Terbang dan pergi membawa impian
Sekuat tenaga dengan hembusan angin
Terus melaju terbang

Jangan bandingkan jarak terbangnya
Tapi bagaimana dan apa yang dilalui
Karena itulah satu hal yg penting
S'lalu sesuai kata hati
365

Di saat terlihat bintang-bintang
Atau malam yang gelap gulita
Pada saat semangatmu hilang carilah
Orang lain dan bicara

Manusia tidaklah pernah
Ditinggal sendirian saja
Terkadang kita tak menyadari
Hal baik di sekitar kita

Hidup bagaikan pesawat kertas
Terbang dan membawa cinta kita semua
Sayap yang terbentang dengan percaya diri
Dilihat semua orang

Walau tak tahu cara melipatnya
Suatu saat pasti akan berhasil lalu terbang
Kekuatan harapan yang menerbangkannya
Ya. mari nikmatilah 365 "

Adel masih asyik bernyanyi sambil bermain gitar. Tanpa ia sadar ada seseorang yang telah berdiri di belakang dari beberapa waktu lalu. Orang tersebut juga menikmati lagu yang di nyanyikan adel.
Saat adel selesai menyanyikan lagu pesawat kertas tadi,orang tersebut bertepuk tangan. Hal itu sontak membuat adel memutar kepalanya ke arah suara tepuk tangan tersebut.

"Aaaaa.... cici.... bikin kaget aja deh." Rengek Adel

Shani hanya tersenyum dan segera berjalan menuju tempat duduk di sebelah adel.

"Enaknya yang nyantai sore² sambil gitaran..." ucap shani

"Habis gabut ci,bingung mau ngapain..." jawab adel.

Shani menyenderkan punggungnya ke senderan bangku taman. Dia memejamkan matanya menikmati angin sore.

"Capek banget kayaknya..." ucap adel memperhatikan shani.

"Iya lumayan dell. Hari ini ada 3 meeting dengan klien, di luar kantor semua lagi." Jawab shani

"Mmm... ya udah,mending sekarang cici bersih² dulu shani. Ntar keburu magrib. Adel juga mau mandi." Usul adel.

"Iya ni,cici juga gerah. Pengen mandi. Yok masuk." Ajak shani.

Adel mengangguk dan mereka segera beranjak ke kamar masing².

* * *

Malam ini shani dan adel sedang duduk di ruang keluarga setelah mereka menyelesaikan makan malamnya.

"Jadi liburan kali ini mau kemana?" Tanya shani membuka topik

"Nggak tau ci. Belum kepikiran."
"Tapi kan waktu itu cici pernah bilang mau wisata alam. gimana kalo kita laksanakan rencananya" usul adel.

Shani nampak berfikir sejenak.
"Boleh juga tuh. Nanti cici cek jadwal dulu dan konfirmasi ke feni lagi. Tapi 3 hari ke depan belum bisa." Jawab shani.

"Kalo gitu terserah cici aja. Kalo bisa hayuk,kalo nggak juga nggak papa"

"Cici usahain ya. Habisnya cici juga butuh liburan kayaknya. Pusing kerja mulu" jawab shani sambil tersenyum.

"Oke kalo gitu. Btw ci,tadi adel sempat cerita ke anak² soal ini. Kalo kita jadi liburan mereka mau ikut katanya."

"Wah boleh juga tuh,makin rame makin asik. Nanti ajak zee juga sekalian gimana?" Usul shani.

"Boleh ci, koko nggak di ajak nih?" Ucap adel sambil tersenyum jail.

"Nanti deh cici coba tanya kokonya." Jawab shani.

Mereka terus mengobrol sambil menikmati siaran tv. Sampai akhirnya mereka kembali ke kamar untuk istirahat.

* * *

Di tempat lain feni tengah bertemu dengan seseorang.

"Gimana?,kamu udah dapat informasinya?" Tanya feni

"Kami sudah dapat sedikit informasi,tapi kami masih menyelidikinya." Ucap orang itu.

"Info apa yang kamu dapat?" Tanya feni lagi

"Kami telah menyelidiki keluarga pak Arman Wijaya, yaitu ayahnya bos. Setelah kepergian bos dari rumah waktu itu, setahun kemudian anak kedua pak Arman,adik bos meninggal dunia karena gagal jantung. Pak Arman dan bu Siska telat mengetahuinya hingga akhirnya Reva tidak bisa di selamatkan." Jelas orang itu

"Terus?" Feni meminta orang tersebut melanjutkan laporannya.

"Karena kehilangan anak kesayangannya bu siska mengalami depresi berat. Bahkan pak Arman sampai pindah rumah untuk mengupayakan supaya istrinya bisa sembuh,karena ia fikir di rumah lama terlalu banyak kenangan tentang reva. Tapi hal itu tidak membuat kondisi bu siska membaik. Kondisinya malah memburuk. Sampai akhirnya dua tahun kemudian pak Arman pulang membawa seorang anak yang sangat mirip dengan reva. Dan semenjak reva kembali kondisi bu siska mulai membaik karena menurutnya anaknya telah kembali."

"Jadi ... tiba² saja si Arman itu dapat anak yang sangat mirip dengan reva? Mustahil. Reva juga bukan anak kembar." Saut feni sambil tersenyum miring

"Kami juga sedang menyelidiki itu. Tapi belum ada titik terang. Info yang kami dapat sekarang juga kami dapat dari keluarga pak arman. Tapi setelah memberikan info ini,mereka meminta untuk tidak lagi di sangkut pautkan dengan pak arman. Karena mereka tidak mau peduli." Lanjut orang tersebut

"Baiklah. Kamu teruskan pencarian. Saya ingin tau siapa sebenarnya adel ini, revadelia... " feni memainkan jarinya sambil berfikir.

"Kalo begitu saya permisi bos" pamit orang itu

"Oke, cari tau semuanya secepatnya. Jangan sampai kamu mengecewakan saya. Paham?" Peringat feni.

"Baik bos."

Orang itu segera meninggalkan feni.
"Adel... siapa kamu sebenarnya... kenapa kamu bisa semirip itu dengan reva." Feni masih memikirkan itu.

Tak lama setelah itu feni juga beranjak dari tempatnya. Dan pergi entah kemana.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang