BAB VIII

1.4K 117 0
                                    

"Hufft...capek juga ya..." olla lansung merebahkan badannya di rerumputan di bawah pohon rindang dekat lapangan tersebut.

"Itu mah lo nya aja yang jarang olahraga. Makanya baru lari segini aja udah ngeluh capek" celetuk onil,membuat yang lainnya hanya tersenyum.

"Kalian haus nggak?" Tanya shani melihat kearah teman²nya dan juga adel dkk.

Mereka hanya mengangguk lemas,karena memang sebenarnya mereka sedikit lelah setelah lari tadi.

"Oke yuk cari minum dulu!" Ajak shani.

"Hehehe... lo aja ya shan, masih pengen lurusin kaki nih...pegel gue,gue titip aja ya...okey?" ucap feni sambil nyengir dan di angguki gita juga.

"Hmm ...kalian ,dasar... ya udah deh biar gue yang jalan. Payah lo semua" shani berdiri dari duduknya.

"Ci... adel temenin ya,adel juga sekalian mau beli minum." Ucap adel.

"Kita titip ya dell..." ucap teman² adel yang lain.

"Iya..." adel juga segera berdiri dari duduknya dan berjalan kearah shani.

Shani dan adelpun berjalan meninggalkan teman² mereka untuk menuju minimarket di are GOR tersebut.
Sesampai di minimarket mereka mengambil beberapa botol air mineral dingin dan beberapa cemilan. Saat mendekati meja kasir,shani melihat ke arah freezer eskrim.

"Dell... mau eskrim?" Tanya shani menunjukkan eskrim di tangannya.

"Nggak deh ci,makasih" tolak adel.

"Kamu nggak suka eskrim?"

"Suka kok ci,tapi_" ucapan adel di poyong shani.
"Cici yang traktir...oke"

Shani mengambil 2 buah eskrim dan membawanya ke kasir.
Adel hanya menghela nafas. Saat selesai kasir menghitung belanjaan mereka, shani menyodorkan beberapa lembar uang untuk memabayar.

"Biar cici yang bayar" shani mengerti akan tatapan adel menatap tak enak kepadanya.

"Nggak papa kok del,uangnya kamu simpan aja.oke. jangan nggak enakan seperti itu." Ucap shani sambil tersenyum.

"Ya udah yok balik. Oh ya ni eskrimnya" shani menyodorkan eskrim kepada adel. Adelpun menerimanya.

"Makasih ya ci"

Shani hanya memgangguk.
"Di makan eskrimnya,ntar kalo di liat anak² pada minta lagi" ucap shani sambil terkekeh
Adel pun ikut terkekeh kecil.

Merekapun berjalan santai sambil makan eskrim dan menenteng belanjaan mereka.

"Andaikan adik cici masih ada,pasti dia udah seusia kamu del" ucap shani sambil melihat kearah adel

Adel bingung dengan ucapan shani. Shani yang menyadari itu tersenyum.

"Iya,adiknya cici udah meninggal 10 tahun yang lalu karena kecelakan mobil." Wajah shani berubah sedikit sendu. Adel yang melihat itu sedikit sedih.

"Turut berduka ya ci,adik cici pasti udah bahagia disana" ucap adel

"Iya,tara pasti udah bahagia disana sama mama sama papa" lanjut shani

Adel makin kaget ternyata shani punya kehidupan seperti itu. Dia tidak menyangka seorang shani kehidupannya seperti itu.

"Ci..." hanya itu yang keluar dari mulut adel. Ia tak tahu harus ngomong apa.

Shani hanya tersenyum.
"Nggak papa kok del,sekarang cici udah ikhlas kok atas kepergian mereka. Walau kadang suka rindu aja"
Adel mengangguk paham.

"Sebenarnya kamu mengingatkan cici sama adik cici del" terang shani

"Kok bisa ci?"

"Iya... tara itu suka banget musik,suka bernyanyi dan juga bermain musik. Tara juga takut petir sma halnya seperti kamu." Mata shani sedikit berkaca kaca sekarang.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang