BAB 61

885 120 2
                                    

Makin hari kondisi adel semakin membaik. Shani tak pernah sekalipun meninggalkan adel sendirian. Bahkan untuk pekerjaan kantorpun dia pantau secara online. Dan untuk urusan kantor lansung dia minta bantuan cio.

"Ci..." panggil adel tiba²

"Iyaa.... kenapa sayang?" Sahut shani sambil menghentikan kegiatan yang sedang ia kerjakan.

"Bosaaannn.... pengen jalan² keluar. Boleh ya..?"

Shani menghampiri adel,"emang kamu mau kemana?" Tanya shani

"Pengen nyari udara segar aja ci,suntuk di kamar terus..."

"Hmmm... kamu mau kemana?" Shani berjalan ke arah ranjang adel.

"Kemana aja,kalau boleh,maunya motoran keliling² kota." Ujar adel sambil nyengir

"Iihhh... kamu ya... kondisi masih gini juga." Shani mencubit hidung adel.

"Habis di tawarin gitu sih..."

"Ya udah... kita ke taman rumah sakit aja ya. Kamu tunggu sebentar,cici beresin peralatan bentar"

Shani kembali ke sofa dan membereskan peralatannya. Dan segera akan keluar mengambil kursi roda.

"Cici mau kemana?" Tanya adel melihat shani berjalan ke arah pintu.

"Ambil kursi roda... biar kamu nggak terlalu capek kalo jalan..." ucap shani

"Nggak usah ci,adel udah kuat kok... jalan aja ya.. ntar kalo capek gendong....hehehehe" ucap adel tanpa dosa.

"Hadeuh.... beneran kuat...?" Shani memastikan.

Adel mengangguk pasti. Akhirkanya merekapun keluar ruangan untuk mencari udara segar.

Sesampainya di taman,adel tampak sangat senang.

"Hmmm... nikmat banget udaranya..." gumam adel.

"Ci... kita duduk di bangku bawah pohon itu yuk...?" Ucap adel.

Shani mengangguk. Mereka segera menuju bangku tersebut. Shani telah duduk. Tapi adel masih berdiri.

"Loh... ayo duduk..." ucap shani.

Adel mengangguk. Dia segera duduk dan menyenderkan kepalanya di bahu shani.

"Bahu dan pangkuan cici jadi tempat ternyaman buat adwl sekarang. Sebagaimanapun perasaan adel jika berada di samping cici rasanya legaaa banget."

"Adel bersyukur bisa bertemu cici. Bertemu cici adalah salah satu berkah terbesar yang adel dapat dari tuhan. Dan jika ada siapapun yang menyakiti cici, adel juga merasa tersakiti,dan adel nggak bakal biarin orang itu hidup tenang." Ucap adel

Shani antara bingung dan senang dengan ucapan adel. Dia bingung kemana arah pembicaraannya dan senang karena adel merasa bahagia disampingnya sama halnya dengan dirinya.

"Dell... maksud kamu apa?" Tanya shani.

"Kak feni... adel nggak rela jika kak feni sampai mengacaukan kehidupan cici. Apapun alasannya. Jika memang dia benci adel karena dianggap mengambil kebahagiannya,nggak papa. Tapi jangan dia ganggu cici juga hanya karena hal itu." Jelas adel

"Sayang dengerin cici ya... feni benci sama cici bukan karena kamu. Tapi ada kisah di masalalu yang membuat dia benci sama cici. Walaupun itu hanya salah paham dirinya saja. Jadi kamu jangan memikirkan sesuatu yang berlebihan ya." Jelas shani.

Adel mengangguk.

"Oiya... ada satu hal lagi yang harus kamu tau." Ucap shani lagi.

"Apa ?" Tanya adel

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang