Feni saat ini sedang duduk di samping ranjang di kamarnya. Ia menangis sejak kembali dari pemakaman tadi siang.
"Bund,kenapa jadi seperti ini bund. Bukan ini yang aku mau bund. Apa nggak sedikitpun di hati bunda ada aku. Apa sebegitu nggak pentingnya aku bund. Bahkan sampai akhirpun masih seperti itu. Yang ada di hati ayah sama bunda hanya reva reva reva dan reva."
Feni masih meratapi nasibnya. Feni menundukkan wajahnya di lutut dan terus menangis.
Dia kembali mengingat kejadian malam itu.Flash back on
Malam itu feni mendatangi rumah siska,ibunya. Dia telah mendapatkan alamat rumah ibunya dari orang suruhannya. Dia tidak mungkin menanyakannya pada shani,yang jika ia lakukan mungkin akan mengundang kecurigaan dari shani.
Sesampai di rumah ibunya feni mengetuk pintu. Mendengar ada yang mengetuk pintu, yang punya rumah pun segera membukan pintu.
Alangkah kagetnya siska melihat siapa yang datang. Anak yang belasan tahun pergi meninggalkan rumah tiba² datang menemuinya.
"Feni..." ucap siska sambil menutup mulutnya karena kaget. Gadis berambut pendek,dan modis. Sangat berbeda dengan yang dulu. Bahkan jika tidak dengan seksama memperhatikan,orang tidak akan percaya jika feni yang sekarang adalah feni yang dulu.
"Iya...ini feni... apakah aku boleh masuk?" Tanya feni
"Iya... silahkan..." ucap siska mempersilahkan feni masuk. Dan setelah itu kembali menutup pintunya."Bunda apa kabar?" Tanya feni setelah mereka duduk di ruang tamu.
"Baik,kamu apa kabar?" Tanya siska tanpa basa basi.
"Seperti yang bunda lihat. Tanpa ayah dan bundapun aku bisa sukses di luarsana. Tapi aku nggak nyangka kalian jadi seperti ini sekarang. Tinggal di rumah kecil seperti ini, dan di lilit banyak hutang. Kasian banget" Jawab feni dengan senyum sinisnya.
"Ternyata setelah sekian lama, kamu jadi sombong dan angkuh" balas siskaFeni tertawa mendengar ucapan siska.
"Sombong bunda bilang, bukankah kalian yang menciptakan karakter itu untuk aku. Kalian buat aku menjadi princess yang di prioritaskan. Selalu kalian banggakan. Dan tidak boleh kalah dari yang lain. Dan aku masih memegang itu sampai sekarang jadi prinsip hidup aku." Feni menarik nafas sejenak,karena rasa kesal di hatinya mulai memuncak.
"Tapi apa yang kalian lakukan kepadaku saat reva lahir?,kalian sibuk dengan dia. Dia yang kalian bilang lebih cantik, bahkan menyanjung²nya karena kepintarannya di usia batita. Dan kalian bahkan tak menoleh lagi ke aku. Bahkan karena kalian aku jadi bahan olok² di sekolah." Feni benar² tak bisa lagi menahan amarahnya.
Siska hanya diam tak membalas apapun ucapan feni."Kenapa diam?,nggak bisa jawab karena apa yang aku bilang benar hah?"
"Cukup fen, kamu sudah salah menilai semuanya. Bunda sama ayah tak pernah mengabaikanmu. Tapi kami tidak bisa hanya berfokus hanya kepadamu saja,karena kami juga telah punya reva." Siska mulai tersulut emosinya.
"Hahahahaha... bunda fikir aku percaya. Aku bisa rasakan semuanya bund. Kalian lebih perhatian ke reva. Dan mengabaikan aku." Feni menengadahkan wajahnya agar airmatanya yang telah menganak sungai tidak jatuh."Saat aku mengadu tentang perlakuan teman² di sekolah padaku,kalian hanya bilang aku yang terlalu cengeng dan manja.
Dan apakah kalau kalian sayang padaku,kalian akan mengusirku dari rumah hah, hanya karena kecelakaan yang menimpa reva. Kalian bahkan tak mau mendengar penjelasanku. Walaupun semenjak kelahiran reva,perhatian kalian padaku tak lagi seperti sebelumnya,tak sekalipun aku membenci reva." Kali ini feni tak lagi bisa menahan airmatanya."Sebegitu tak pentingnya aku setelah kehadiran reva. Apakah hanya reva anak kalian. Setelah kalian mengusirku dari rumah,apakah kalian mencariku. Tidak kan,bahkan aku harus sampai meminta minta di pinggir jalan untuk mendapat makan."
Feni terus meluapkan apa yang dia rasakan selama ini."Cukup fen, saya tidak mau lagi mendengarkan apapun alasanmu itu. Kamu bilang kecelakaan,di cctv rumah terlihat jelas,kamu sengaja mendorong adikmu dari tangga. Kamu bilang itu kecelakaan?"
"Oke fine. Aku akui,saat itu aku khilaf. Tapi aku lakuin itu karena cemburu. Dan aku menyesal. Tapi apakah hanya karena itu kalian lantas mengusirku?"
Siska hanya diam"Aku beruntung bertemu orang baik yang bisa membantuku untuk bangkit. Dia mengangkatku jadi anaknya. Dan seprti yang anda lihat sekarang hidupku jadi jauh lebih baik. Tidak seperti kalian." Feni kembali tersenyum sinis dan menghapus airmatanya.
"Sebenarnya aku kesini ingin memperbaiki hubungan kita tapi sepertinya itu nggak akan mungkin."
Feni kembali menenangkan hatinya."Btw aku kesini bukan hanya ingin berdebat sama anda, tapi saya ingin menanyakan soal adel." Feni kembali membuka pembicaraan.
"Memangnya ada apa dengan adel?" Siska sedikit bingung dengan apa yang dikatakan feni.
"Siapa adel sebenarnya?"
"Apa maksud kamu,adel adalah anak saya. Revadelia putri wijaya. Adik kamu. Kalaupun kamu mengakuinya" jawab siska sinis
"Nggak mungkin,revadelia sudah meninggal 11 tahun yang lalu. Bagaimana bisa dia hidup lagi."
"Apa maksud kamu,reva tidak pernah meninggal. Dia masih hidup. Bahkan dia masih sehat sampai sekarang. Jangan bicara yang tidak²"
"Nggak mungkin,aku bahkan hadir di pemakamannya hari itu walaupun kalian tak menyadari keberadaanku saat itu."
"Kamu jangan bicara sembarangan ya." Siska mulai kembali emosi.
"Sembarangan anda bilang. Saya tidak bicara sembarangan. Saya punya buktinya. Saya mengambil video saat pemakaman itu dengan ponsel saya."
Feni memperlihatkan video tersebut kepada siska.Siska memperhatikan video tersebut. Saat melihat video itu,tiba² kepalanya pusing dan emosinya jadi tidak terkontrol. Ada banyak bayangan dan potongan potongan memori tak jelas yang muncul di kepalanya. Dia jadi seperti orang kesetanan dan berusaha mencekik feni.
"Kamu jangan bicara sembarangan,anak saya masih hidup. Dia tidak mati. Kamu bukan anak saya. Anak saya hanya satu reva. Kamu bukan anak saya. Saya benci kamu." Siska terus mencoba mencekik feni dan menatap feni dengan tatapan yang tak bisa di artikan.Feni yang saat itu merasa terancam, tidak sengaja mendorong siska hingga siska jatuh dan kepalanya terbentur sudut meja.
Melihat itu seketika feni panik. Darah mulai mengalir dari kepala siska. Karena takut dan panik dengan kejadian itu dia meninggalkan siska begitu saja.Feni lansung menuju ke mobilnya yang ia parkir agak jauh dari rumah siska,tapi ia masih melihat rumah itu dari mobilnya. Feni sangat panik saat itu dia tidak tau harus bagaimana. Dia hanya bisa memantau dari mobilnya. Sampai pada akhirnya ada tetangga yang datang entah untuk apa ke rumah tersebut. Dan mengintip ke dalam. Dan saat itulah orang itu menjerit dan minta tolong. Bahkan feni masih di tempat sampai ambulance membawa siska ke rumah sakit.
Flash back off
"Brengsek,kenapa semua jadi begini." Feni melemapr cermin di kamarnya dengan gelas yang ada di atas nakas samping kasur.
"Gue berharap bunda bisa terima gue kembali. Tapi nyatanya apa,dia masih nggak mengharapkan kehadiran gue. Gue benci kalian. Gue benci. Gue bakal hancurin semua orang yang udah hancurin hidup gue. Gue bakal bikin kalian semua menderita. Dan lo del,gue nggak tau siapa lo. Karena lo,posisi reva yang seharusnya udah nggak ada,balik lagi. Gue nggak bakal biarin lo hidup tenang. Karena lo bunda terus menganggap reva masih ada,dan nggak ada kesempatan buat gue balik sama orang tua gue. Lihat aja,apa yang bisa gue lakuin buat lo." Emosi feni menggebu gebu
"Dan lo shani,karena lo masa sekolah gue di SMP hancur. Sekarang gue juga bakal buat hidup lo hancur. Tunggu aja apa yang bisa gue lakuin, " feni tersenyum sinis sambil mengepal erat tangannya.Feni mengambil ponselnya dan menelpon seseorang
"Gue pengen lo cari tau lebih banyak tentang adel. Gue nggak mau tau,secepatnya gue harus dapat infonya. Kalo nggak lo bakal tau akibatnya. Paham" feni lansung memutuskan sambungan telponnya."Gue akan mulai dari lo del,dan lo shan,tunggu aja giliran lo. Saatnya permainan di mulai" feni tertawa memikirkan apa saja yang akan dia lakukan. Tawanya menggelegar di kamar tersebut.
Terimakasih kalian masih setia mengikuti ceritanya.
Terimakasih atas dukungannya.
Jangan lupa vote,kritik dan sarannya juga
Maaf jika agak aneh menurut kalian ceritanya,tapi semoga kalian suka. Hehehe 😊🤭
Tunggu terus kelanjutannya ya sampai ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
RandomSemua takdir di tangan tuhan Kita tak pernah tau,apa yang tuhan rencanakan untuk hidup kita. Begitupun dengan kisah hidup para tokoh kita ini. Misteri masalalu,dendam dan pengorbanan. Baca aja... biar kalian tau kisahnya. Oke... 🤍