Pagi telah menjelang,shani telah terbangun dari tidurnya. Ia segera menghampiri ranjang adel dan memandang sejenak adiknya yang masih terbaring lemah.
"Cepat sembuh ya sayang..." gumam shani sambil memberikan kecupan di kening adel.
Setelah itu shani ke kamar mandi untuk bersih².
Seselesainya bersih² shani mwmutuskan untuk ke kantin sejenak membeli sarapan dan kopi untuknya. Setelah selesai,shanipun kembali ke kamar adel.Saat shani kembali ternyata adelpun sudah bangun.
"Udah bangun? Maaf ya cici tinggal kamu bentar " ucap shani
Adelpun mengangguk.
"Nggak papa kok ci. Cici emang darimana?" Tanya adel lemah.
"Cici habis dari kantin,beli sarapan" jawab shani menunjukkan apa yang di belinya.
"Kayaknya enak deh... mauuu?"
"No...no...no... kamu belum boleh makan beginian,sampe kamu benar² pulih. Oke....?"
"Yahhh... "
"Kalo kamu udah sehat,kamu mau makan apa aja,cici bakal traktir. Jadi kamu harus cepat sehat."
"Beneran ya ci...?"
"Iya...."
"Ya udah... cici sarapan aja dulu. Sarapan yang banyak ya cicinya adel..."
"Iya adiknya cici..." ucap shani sambil menoel hidung adel.
Shani segera kembali ke sofa dan memakan makanan yang di belinya di kantin.
----
Pagi ini adel kembali di periksa oleh dokter. Kondisinya makin membaik. Dan sebagian peralatan kesehatan di tubuhnya pun udah di lepas,dan menyisakan infus saja.
"Nah nona adel,sekarang luka²nya sudah di bersihkan. Semoga cepat sehat ya. Untuk pola makannya ke depan juga harus di jaga,agar proses penyembuhannya berjalan baik." Ucap sang dokter.
"Iya dok... terimakasih." Ucap adel
"Kalo perkembangannya seperti ini terus,dalam minggu ini nona sudah bisa pulang. Tapi dengan syarat masih rawat jalan. Oke?" Lanjut sang dokter
"Beneran dok?..." tanya adel sumringah
"Iya...." jawab sang dokter sambil tersenyum.
"Alhamdulillaah. Kalo gitu terimakasih banyak ya dok." Shani ikut menanggapi perkataan dokter.
"Sama² mbak. Kalo begitu saya permisi dulu. Mari..." ucap sang dokter sambil meninggalkan ruangan adel bersama perawat.
Saat ini di ruangan itu hanya ada adel dan shani.
"Ci..." ucap adel
"Iya... kenapa sayang?" Tanya shani
"Soal kak feni..."
Mendengar ucapam adel,membuat shani menghentikan kegiatannya dan duduk di samping adel.
"Cici udah tau..." ucap shani sambil menatap adel sendu.
"Maksud cici... cici tau darimana?" Tanya adel
"Dari feninya lansung...." ucap shani
"Apa?" Kaget adel.
"Dia nggak ngapa ngapain cici kan?" Khawatir adel
"Nggak... kamu nggak perlu khawatirin itu,dia nggak bakal bisa. Cici juga mau bilang makasih dan maaf sama kamu. Karena kamu udah ngebelain cici dari dia. Dan maaf,karena cici juga kamu jadi seperti ini." Ucap shani menundukkan kepalanya tanda penyesalan.
"Nggak ci... ini semua bukan salah siapa²... ini hanya kesalahpahaman kalau menurut aku. Kak feninya aja yang nggak bisa mengontrol diri,hingga akhirnya dia bisa seperti sekarang." Ucap adel sambil menggenggam tangan shani agar berbagi kekuatan.
"Makasih ya del. Cici benar² terharu dengan ucapan kamu. Kamu punya pemikiran yang benar² dewasa. Cici benar² bangga sama kamu. Kalau kamu benar² tara adik² cici,cici akan benar² sangat bahagia."
"Maksud cici apa? Kalau adel benar² tara? " bingung adel.
Shani tersenyum sambil melihat wajah bingung adel.
"Iya... om gito telah kasih tau cici semuanya tentang kamu. Dan siapa kamu sebnarnya." Jelas shani
"Maksudnya?" Adel masih bingung.
"Apa yang di ceritakan feni ke kamu adalah benar. Feni juga menceritakan apa yang terjadi saat dia bertemu kamu sama cici. Hingga apa yang dia lakukan sama kamu,sampai kamu seperti ini." Ucap shani penuh emosi.
"Jadi benar adel bukan anak ayah bunda?. Malangnya... ternyata adel hanya orang nggak jelas. Mungkin benar apa yang di katakan kak feni kalau adel ada hanya untuk jadi boneka untuk membahagiakan oranglain." Sendu adel
"Sssttt... kamu ngomong apa sih... nggak ada yang ngejadiin kamu boneka. Kamu ya kamu. Kamu bukan boneka." Ucap shani
"Gimana nggak ci... adel bahkan nggak tau siapa keluarga adel. Jangankan keluarga,bahkan diri adel sendiri adel nggak tau siapa." Adel mulai terbawa emosi.
Entah kenapa adel menjadi sensitif saat ini.
"Hey... cici nggak bermaksud buat kamu gini ya... maaf cici udah bikin suasana hati kamu jadi nggak baik. " sesal shani.
"Nggak ci... harusnya adel yang minta maaf,Sudah banyak merepotkan cici."
"Del... cici nggak merasa di repotkan kok."
"Ya udah, kita nggak usah bahas ini dulu. Sekarang kamu istirahat. Dan fokus sama kesehatan kamu. Masih banyak hal yang mngkin perlu kita tahu dan luruskan. Kita bakal tunggu penjelasan om gito. Untuk feni, cici udah minta vantuan gracia dan ji. Jadi kamu nggak perlu khawatir." Jelas shani.
Adel hanya mengangguk. Hati dan fikirannya sebenarnya tidak tenang. Kacau dan kalut teebawa emosi. Hanya saja ia berusaha untuk tidak memperlihatkan kepada shani.
"Ci.... makasih ya." Ucap adel tiba²
"Makasih buat apa? " sahut shani
"Untuk semua. Semua kebaikan dan kasih sayang cici buat adel. Adel sayang banget sama cici. Walaupun kita bukan siapa²." Ucap adel sambil tersenyum menatap adel.
Shani hanya tersenyum dan memberikan kecupan sayang di dahi adel sebagai jawaban kalau dia juga sesayang itu sama adel.
"Udah² jangan mikir yang nggak² lagi. Kamu istirahat aja. Ntar kalo ngobrol terus,kamu nggak jadi istirahat dan malah sehatnya makin lama."
Adel mengangguk dan mulai memejamkan matanya.
Dan shani pun kembali ke sofa untuk kembali memantau kerjaan kantornya di laptop yang sengaja dibawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
RandomSemua takdir di tangan tuhan Kita tak pernah tau,apa yang tuhan rencanakan untuk hidup kita. Begitupun dengan kisah hidup para tokoh kita ini. Misteri masalalu,dendam dan pengorbanan. Baca aja... biar kalian tau kisahnya. Oke... 🤍