BAB XI

1.5K 111 1
                                    

Di lain tempat,di rumahnya feni,feni sedang berdiri di depan cermin kamar mandinya.
Dia nampak memikirkan sesuatu.

"Kok wajahnya mirip seseorang ya?. Kenapa sepertinya wajah adel itu seperti tak asing. Wajahnya sekilas mirip reva adik gue. Revadelia. Tapi mana mungkin adel itu reva. Reva kan udah meninggal."

"Nggak nggak... nggak mungkin adel itu reva. Reva itu udah meninggal. Bahkan gue sendiri ikut mengantar ke pemakamannya."

"Fen, lo nggak usah mikir aneh². Adek lo udah tenang disana. Lo harus fokus dengan kehidupan lo yang sekarang. Jangan ingat² lagi masalalu. Feni come on..lo pasti bisa"

Semenjak pertama bertemu adel sebenarnya feni sudah seprti mengenal adel. Wajahnya memngingatkan feni pada adiknya. Tapi waktu itu dia tidak terlalu menghiraukan. Tapi sekarang malah jadi fikiran..

Feni mengeluarkan selembar foto di dompetnya. Ya itu adalah foto reva adiknya.

"Rev, itu nggak mungkin lo kan. Kalian pasti hanya sedikit mirip."

Feni kembali menyimpan foto tersebut. Dan setelah itu ia pun larut dengan pikirannya.

* * *

Waktu berlalu begitu saja,tak terasa adel telah berada di tengah semester pertama di kelas 12. Ujian tengah semesterpun telah berakhir. Karena adel harus ujian tengah semester kemaren gita memberikan libur untuk adel selama seminggu,supaya adel fokus ujian dan fokusnya tak terbagi. Tenang aja,gita berjanji tidak akan ada pemotongan gaji.
Hari ini adalah hari terakhir UTS.

"Huuufffttt... akhirnya ujian ini kelar juga" ucap olla sambil meregangkan otot²nya.

"Iya nih... akhirnya. Semoga hasil baik deh" onil menimpali.

Freya dan flora pun ikut nimbrung.
"Bener banget,semoga nilai kita bagus deh. Kalo adel mah jangan di tanya lagi. Dia kan bintangnya." Ucap flora yang diangguki teman²nya kecuali adel.

"Apaan sih flo,nggak jelas banget" ucap adel sambil membereskan peralatannya.

"Lah emang iya. Buktinya dari kelas X lo selalu jadi number one. Nggak ke geser sama sekali. Kadang kita insecure sama lo del. Lo yang harus sekolah sambil kerja aja, nggak mengganggu prestasi lo. Lah kita?" Ucapan flora di angguki oleh teman².

"Udah,udah. Makanya kalian kalo waktunya belajar ya belajar. Jangan main mulu otaknya. Kalian juga harus mikirin masa depan. Walaupun ke depannya juga sebenarnya kehidupan kalian udah terjamin sih. Tapi bukan berarti kalian bisa leha leha kan?" Adel menasehati teman²nya. Yang di beri petuah hanya nyengir² aja.

"Btw...berhubung UTS ydah berakhir,gimana kalo sore ini kita jalan² nonton gitu. Refreshing otak lah." Ujar freya.

"Baru juga di bilangin,hmmm" ucap adel sambil geleng² kepala.

"Ayolah dell,sesekali. Lagian lo masih libur kan?. Please. Gue yang traktir... ayolaaaa..." freya masih membujuk temannya itu. Kalo yang lain mah nggak perlu di bujuk,mereka mah ayo ayo aja.

"Mmm... gimana ya...?" Adel masih tampak memikirkannya.

"Ntar semua biaya kita yang tanggung deh" onil ikut bersuara.

"Iya..." saut flora dan olla

Teman² adel paham kalau adel sangat susah dia ajak nongkrong atau sekedar jalan². Karena mereka tahu akan keadaan ekonomi adel. Bahkan tak ada rahasia di antara mereka. Tapi bagaimanapun keadaannya,teman² adel tak menghiraukannya. Karena bagi mereka adel adalah teman yang berharga.

"Ayo lah dell..." freya terus membujuk

Adel tampak berfikir sejenak. Dan akhirnya mengangguk.

"Yeeeeyyyyyy..." teman² adel bersorak riang.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang