BAB XIII

1.3K 97 1
                                    

Shani telah sampai di rumahnya. Cio segera turun dari mobil dan mebukakan pintu untuk shani
"Silahkan my princess..." mempersilahkan shani turun
"Terimakasih my prince..." jawab shani sambil tersenyum.
Setelah itu mereka tertawa,menertawakan tingkah aneh mereka.
"Sayang... aku lansung balik ya?" Cio memeluk pingggang shani sambil menatap mata indah shani.
"Iya sayang... kamu hati² ya di jalan. Kalo udah sampe kabarin aku. Oke?"
"Iya sayang. Aku jalan dulu ya"
Shani mengangguk sambil tersenyum. Ciopun mencium lembut kening shani.
"Assalamualaikum..." pamit cio
"Waalaikumsalam..."jawab shani sambil melambaikan tangan yang di balas cio.
Setelah itu cio pun meluncur dengan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah shani. Shanipun segera masuk setelahnya.

* * *

Sedangkan di tempat lain,freya dan adel masih di perjalanan.
"Dell,lo sama zee gimana?,masak iya mau gini² terus. Lo beneran nggak suka sama zee"
"Apaan sih fre. Males ah,gue nggak mau bahas"
"Kenapa sih del,kalo memang suka bilang aja. Gue bisa liat kok kalo lo itu suka sama zee. Bahkan lo cemburukan liat zee bareng ashel tadi".
Ucapan freya barusan membuat adel sedikit kaget. Apa sekentara itu,hingga freya bisa melihatnya. Padahal ia telah berusaha semaksimal mungkin untuk menutupinya.
"Udah ah,males gue bahas² kek gini" adel mengalihkan pandangannya keluar jendela. Tak lagi menghiraukan freya.
"Dell,dell... "freya hanya bisa menggeleng melihat sikap temannya itu. Freyapun kembali fokus menyetir saja dan melanjutkan perjalanan.

15 menit kemudian mereka sudah sampai di rumah adel. Freya lansung pamit dan tidak mampir karena memang sudah malam. Tak lama stelah kepergian freya. Adel masuk ke dalam rumah. Karena ia bawa kunci sendiri ia tak perlu mengganggu tidur ibunya. Saat sampai di dalam,adel sedikit mengintip kamar ibunya, dan ternyata benar sang ibu sudah tidur. Ibunya tidak khawatir adel pulang larut malam ini,karena sebelumnya adel telah mengabari ibunya,bahwa ia juga bareng dengan shani dan tunangannya. Stelah menutup kembali pintu kamar ibunya adel segera menuju kamarnya untuk bersih² dan istirahat.

Saat hendak memejamkan matanya,hp adel berdering. Adel melihat siapa yang menelponnya,dan ternyata itu adalah shani.
"Hallo,assalamualaikum"
"Waalaikum salam."
"Iya ci,ada apa?"
"Oh.... nggak,cici cuman mau mastiin,kamu udah sampe rumah atau belum."
"Mmm... udah kok ci,ini adel udah mau tidur rencana. Eh malah di telpon cici"
"Ooh,jadi ceritanya cici ganggu istirahat kamu nih?"
"E... bukan gitu ci maksud adel"
"Iya iya. Cici tau kok,hehehehe becanda."
"Iiii...cici mah bikin adel takut aja."
"Kenapa takut?"
"Takut salah ngomong ci,takut kalo perkataan adel menyinggung cici gitu"
"Adell,adell... kamu mah.... aduh"
"Hehehe... cici udah di rumah?"
"Udah kok,ini rencana juga udah mau bobok,eh tiba² keingat kamu. Jadi telpon dulu lah"
"Ooh gitu... kangen yaaa?"
"Issss PD an. Cici khawatir aja. Ya udah bobok gih,udah malam. Besok sekolah kan?"
"Iya ci,ni udah ngantuk benget. Cici juga bobok,jangan begadang. Night cicinya adel..."
"Night too adeknya cici. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam."
Panggilan mereka pun terputus. Dan adelpun segera berbaring dan tidur.

* * *

Feni dan shani sedang dalam perjalanan kembali dari kantor. Karena mobilnya harus di service,feni nebeng bersama shani.
Saat di perjalanan shani tak sengaja melihat adel dan ibunya baru keluar dari sebuah pasar tradisional.
"Eh itu adell bukan sih?" Ucap shani
"Mana?" Feni mengikuti arah pandangan shani
"Bener itu adell bersama ibunya." Lanjut shani lansung menepikan mobilnya.
Sedangkan feni syok dan lansung menutup mulutnya melihat perempuan di samping adel.
"Nggak nggak... ini nggak mungkin." Batin feni.
Shani yang melihat reaksi feni mengerutkan keningnya
"Kenapa fen,kok lo kayak orang syok kayak gitu?"
"Eh... nggak itu gue liat cowok ganteng tadi lewat?" Jawab asal feni. Dia nggak mungkin bilang kalau ia kenal dengan ibunya adel. Padahal shani tau,feni belum pernah bertemu dengan ibunya adel.
"Mana cowoknya?" Shani juga ikut mengedarka pandanganya.
"Udah lewat barusan" ucap feni sekenanya.
Shani hanya menggeleng.
"Samperin adell sama ibunya yok?" Ajak shani kepada feni
"Nggak deh lo aja,gue males turun." Tolak feni
"Iiiii...lo mah gitu"
"Males gue,lo aja. Gue tunggu sini aja"
"Hmmm... serah lo aja deh" pasrah shani dan lansung turun dari mobilnya dan menghampiri adel dan ibunya.

Sedangkan di mobil feni masih bergulat dengan fikirannya.
"Bagaimana bisa bunda sama adel. Nggak mungkinkan adel beneran reva?. Nggak,nggak... reva udah meninggal. Tapi siapa adel kenapa adel mirip dengan reva. Bahkan sekarang bersama bunda. Ada apa ini?.
Gue harus cari tau semuanya."
Feni terus memperhatikan adel dan ibunya. Tak lama kemudian dia menelpon seseorang.

Di sisi lain shani telah berada di dekat adel dan ibunya.
"Assalamualaikum" sapa shani
"Waalaikumsalam" saut adel dan ibunya.
"Eh nak shani.. kok bisa disini?" Ibu adel kaget dengan kehadiran shani.
"Iya... cici kok bisa ada disini?" Adel ikut bertanya.
"Iya tan,del...tadi shani kebetulan lewat,dan liat kalian. Jadi mampir buat nyapa" terang shani.
"Oalaaah... kirain kenapa?" Ucap ibu adel sambil tersenyum.
"Cici darimana hendak kemana?" Kali ini adel yang bersuara
"Ini cici habis pulang kantor"
"Ooh" saut adel

"Kalian udah mau pulang?,gimana kalo shani antar aja?" Ucap shani kepada ibu adel.
"Nggak usah nak,kami nggak mau ngerepotin. Ibu sama adel masih mau belanja beberapa lagi. Lagian rumah juga deket. Nak shani duluan aja,pasti capek kan baru pulang kerja?" Jawab ibu adel.
"Nggak kok tan,shani nggak ngerasa di repotin."
"Nggak papa kok ci, adel sama ibu masih mau belanja. Cici duluan aja. Pasti cici capek, liat tu mukanya aja muka lelah gitu" adel juga ikut menimpali.
Shani yang merasa apa yang dikatakan adel dan ibunya ada benarnya hanya manggut².
"Benaran nggak mau shani anter tan?"
"Iya nak shani,nggak papa. Ibu sama adel mah gampang,deket juga."
"Iya ci,cici duluan aja."
"Ya udah kalo gitu shani duluan ya tan,dell cici duluan ya." Ucap shani pamitan kepada adel dan ibunya.
"Iya ci,hati² " ucap adel yang di angguki setuju oleh ibunya.
"Iya,kalian juga hati²,kalo gitu saya duluan. Permisi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" saut adel dan ibunya serentak.

Shanipun akhirnya meninggalkan adel dn ibunya menuju ke mobil untuk melanjutkan perjalanan pulang.
"Lamanyaaa...." celetuk feni
"Ngobrol dikit aja fen,lo mah gitu,ngeluh mulu." Kesal shani.
"Hmm... ya udah. Yok jalan." Sambung feni.
"Iya...iyaa... siap boss" shani melajukan mobilnya dan meninggalkan pasar tersebut.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang