BAB XXV

994 85 0
                                    

Adel dan shani masih menikmati acara jalan² keliling kotanya. Setelah sebelumnya mereka sempat beristirahat di waktu magrib.

"Ci... di depan ada yang jualan martabak tuh... beli yuk?" Ucap adel sedikit memelankan laju motornya.

"Kamu suka martabak?" Tanya shani

"Beuuuhhh... suka banget ci, itu mah salah satu favorit adel ci.." jawab adel.

"Boleh deh,kita beli martabak dulu." Shani menyetujui kemauan adel.

Adel menepikan motornya di samping stand martabak.

"Bang martabak coklat kejunya satu ya." Ucap adel ke penjual martabak.

"Siap mbak. Di tunggu ya..." jawab abang penjualnya.

Adel dan shani duduk di kursi yang tersedia di dekat penjual martabak tersebut.

"Huuftt...lumayan juga ya rasanya keliling² pake motor. " celetuk adel sambil mendudukkan pantatnya di kursi.

"Hooh... lumayan juga. Mungkin karena udah lama nggak naik motor." Jawab shani.

Adel nampak memainkan pergelangan tangannya. Tangannya yang belum sembuh terasa sedikit pegal sekarang. Shani yang melihat itu merasa khawatir.

"Kenapa dell,?" Tanya shani

"Nggak ci... ini pegel aja."jawab adel

"Oiya tangan kamu belum sembuh bener ya. Maaf cici lupa. Salah deh nyaranin test drive" sesal shani.

"Kalo gitu adel juga salah dong ci?"

"Lah kok gitu?" Jawab shani bingung.

"Iya... kan adel juga semangat buat test drive,sampe lupa sama ni tangan." Jelas adel sambil nyengir.

Shani hanya bisa tertawa kecil mendengar ucapan adel

"Habis ini kita mau kemana ni ci...? Atau cici mau beli sesuatu dulu. Makanan atau apa gitu?" Tanya adel

Shani sempat berfikir sejenak.
"Kayaknya bakso enak deh del. Ngebakso dulu yok sebelum pulang?" Ajak shani.

"Boleh deh ci... kayaknya emang pas makan bakso ni malam²" antusias adel.

Mereka terus mengobrol sambil di selingi tawa kecil mereka. Dan tak lama kemudian pesanan martabak adel telah selesai. Adel membayar dan mereka akan segera meninggalkan stand martabak tersebut.

"Dell,kucinya ..." pinta shani pada adel.

Adel mengernyitkan keningnya .

"Cici bisa bawa motor juga?" Tanya adel.

"Emang cuman kamu doank yang bisa. Cici mah juga bisa. Dulu juga cici punya motor,cuman tak lama setelah papa mama meninggal cici jual. Cici lebih milih pake mobil." Jelas shani.

"Ooh gitu... kirain adel nggak bisa. Soalnya seorang ci shani yang anggunly begini nggak mungkin suka motoran. Ternyata, segala bisa. Kurang apa lagi coba. Pinter iya,sukses iya,beladiri juga jago,sekarang ternyata juga bisa motoran... beuuhh best deh." Adel mengacungkan 2 jempolnya ke shani. Shani hanya tersenyum dan mengacak pelan rambut adel.

"Sekarang masih mau disini apa jalan?" Tanya shani

"Ya jalan donk ci,masak iya kita mau disini terus² an" jawab adel.

"Ya udah,kuncinya mana?" Tanya shani lagi

Adel menyerahkan kunci motornya kepada shani,dan shani pun segera memakai helmnya dan naik ke atas motor di susul adel. Dan stelah itu mereka lansung tancap gas meninggalkan tempat tersebut.

Setelah puas berkeliling dan mendapatkan jajanan yang mereka mau, shani dan adel memutuskan untuk segera pulang karena memang sudah sedikit larut.

Adel dan shani kini telah sampai di rumah. Mereka tidak lansung beristirahat tapi malah memlih duduk dan mengobrol di ruang keluarga.

"Ci... makasih ya..." ucap adel begitu mereka telah duduk di sofa ruang kekuarga.

"Untuk..." jawab shani pura² tidak paham maksud adel,padahal dia sudah tau maksud dan tujuan adel.

"Untuk semuanya. Semua yang cici kasih, dan untuk semua kebaikan yang cici kasih buat adel."

Shani tersenyum dan mengangguk

"Dell, apa yang cici kasih ke kamu itu,itu bentuk kasih sayang cici buat kamu. Cici ikut senang kalau kamu senang. Begitupun sebaliknya."

"Iya ci.... pokoknya adel tetap makasih buat semuanya" jawab adel sambil tersenyum.

"Oh ya... bentar lagi kamu ujiankan? Gimana persiapannya? Nggak SKS kan?" Selidik shani

"Hahahahaha.... nggak dong ci. Tenang adek cici ini punya otak yang kalah pintar kok sama cici..." adel memainkan alisnya.

"Yang bener....?" Ledek shani

"Iya dong..." adel menyombongkan diri.

"Di tunggu pembuktiannya tuan putri revadelia." Tantang shani.

"Siap komandan..." jawab adel seolah olah memberi hormat. Hal itu membuat shani terkekeh.

"Nanti pas kamu libur sekolah. Gimana kalau kita liburan?" Usul shani.

"Wah boleh tu ci... ye ye ye ye liburan.." teriak adel girang.

"Isss kamu kayak anak kecil aja. "

"Biarin... orang namanya juga lagi happy. Btw liburan kemana ni ci?"

"Mmm... cici mau wisata alam gitu. Yang dekat sama alam lah. Biar dapat udara sejuk. Bosan sama udara perkotaan."

"Wah ide bagus tu ci. "

"Kamu mau...?"

Adel mengangguk.

"Nanti kita ke daerah dekat villa keluarga cici aja. Disana ada perkebunan teh dan juga perbukitan yang indah. Plus udaranya juga masih asri"

"Hmmm... dengerinnya aja udah nyaman bnget keknya. Boleh deh ci"

"Ya udah nanti cici bakal coba atur jadwalnya dan konfirmasi sama feni. Semoga aja bisa."

"Aamiin... jadi nggak sabar"

Shani yang melihat tingkah adel hanya tersenyum dan geleng² kepala.

"Udah malam. Kamu ke kamar gih,bersih² trus istirahat."

"Iya ci... adel juga sedikit gerah. Cici juga bersih² dan istirahat. Jangan begadang begadang. Oke buk boss."

"Iyaaa... cici juga mau kekamar bersih² dan istirahat."

"Good night cici..." adel mengecup pipi shani sebelum beranjak kekamar.

"Night too adell..." jawab shani sambil tersenyum

Mereka akhirnya kembali ke kamar masing² untuk istirahat.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang