BAB XVI

1.2K 99 0
                                    

Sekarang petang telah menjelang. Cio dan zee pun juga telah pamit pulang terlebih dahulu sekitar satu jam yang lalu untuk bersih², dan berjanji akan kembali lagi nanti malam.
Sedangkan teman² adel juga sudah datang kembali ke rumah adel. Flora,freya,oniel,dan olla datang beberapa saat setelah zee dan cio pulang.
Sedangkan shani memilih untuk tetap tinggal menemani adel,dan untuk pakaiannya dia telah meminta bi sumini untuk menyiapkannya serta menyuruh orang untuk mengantarkannya.

Adel dan teman²nya masih berkumpul di ruang tamu sedangkan shani sibuk di dapur membantu para tetangga untuk persiapan pengajian malam ini.
"Kalo boleh tau,mbak ini siapanya keluarga bu siska ya?. Soalnya setau kami bu siska tidak lagi punya keluarga selain anaknya itu,adel" tanya salah seorang ibu² kepada shani.
"Saya hanya kenalannya bu siska dan adel kok bu" jawab shani ramah.
"Oalah, orang yang cuma sekedar kenalan aja bisa sebaik mbak. Adel sama ibunya beruntung banget" celetuk ibu yang lain.
Shani hanya tersenyum mendengarnya.
Setelah itu mereka masih mengobrol ngobrol ringan sambil melanjutkan kegiatan.

Di ruang tamu adel dan teman²nya pun sedang asyik bercengkrama.
"Del,lo kalo ada apa² cerita ya sama kita,jangan pendam sendiri. Sekarang kita adalah keluarga lo. Lo jangan pernah ngerasa sendiri ya. Kita nggak bakal ninggalin lo. Kita best friend forever" ucap flora yang di angguki teman²nya.
"Makasih ya,kalian memang teman² gue yang paling baik. Gue beruntung punya kalian." Balas adel yang kemudian merentangkan tangannya untuk memeluk teman²nya. Teman²nya lansung menyambutnya. Mereka berpelukan layaknya teletubies.

Saat mereka tengah asik bercerita,shani datang dari arah dapur dan ikut duduk bersama.
"Lagi ngobrolin apa nih,seru banget kayaknya?" Tanya shani.
"Nggak kok ci,cuman lagi ngobrol2 ringan aja." Jawab freya.
"Oh gitu. Mmm... berhubung ini udah mau magrib kalian siap² buat sholat magrib gih. Nanti habis magrib kita kan akan ada pengajian juga."
"Iya ci,hbis ini kita siap²." Jawab adel yang di angguki yang lain.
"Ya udah kalo gitu cici tinggal ya. Cici juga mau siap²"
Shani berjalan meninggalkan adel dan teman²nya.

S
K
I
P

Pengajian malam ini telah selesai,sekaramg di rumah adel tinggal adel,shani,zee,gracio dan juga teman² adel.
Mereka malam ini berniat untuk menginap saja.
Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang tamu.

"Del... sekarang kan bunda udah nggak ada, dan cici juga nggak mau kamu tinggal sendirian disini. Adel keberatan nggak kalo tinggal sama cici aja?" Shani membuka pembicaraan.
"Iya del,apa yang di katakan shani ada benarnya. Kami khawatir jika kamu harus tinggal sendiri disini,perempuan lagi." Cio ikut menambahi

Adel nampak diam sejenak.
"Bukannya adel menolak niat baik cici,tapi adel merasa tak enak hati jika harus terus²an merepotkan cici. Bahkan adel bingung harus bales kebaikan cici dengan apa" jawab adel
"Del,cici tak merasa di repotkan sama sekali. Bahkan jika adel mau,cici bakalan senang banget. Cici jadi punya teman di rumah. Cici benar² udah anggap adel adek cici" ucap shani sambil menggenggam tangan adel
"Tapi ci..." adel masih bingung harus bagaimana.
"Udah del,mungkin lebih baik lo terima tawaran cishani,kita juga khawatir jika lo harus tinggal disini sendirian." Oniel ikut memberikan pendapat.
Teman² adel dan zee pun setuju.
"Iya del, kita semua sayang sama kamu. Kalau kamu tinggal disini sendiri,terus ada apa² gimana? Kita nggak ada yang tau del. Akan lebih baik rasanya jika kamu tidak menolak tawaran shani" cio kembali memberikan pendapatnya.
"Iya del ya... mau ya,tinggal bareng cici" shani mencoba kembali meyakinkan.
"Atau kamu tinggal sama kami del?" Celetuk zee sambil menunjuk dirinya dengan gracio.
"Itu mah maunya lo zee,biar lo bisa dekat² terus sama adel" ucap olla
Yang lain malah terkekeh mendengar tanggapan olla.

Adel masih nampak memikirkan ucapan shani. Adel bingung harus bagaimana. Ingin menolak tapi adel bisa menangkap bahwa shani nampak mengharapkan jika ia bisa tinggal bersamanya. Jika ia terima,ia takut hanya akan jadi beban shani nantinya.

"Del,cici berharap kamu nggak menolak tawaran cici kali ini." Shani terus membujuk adel
Setelah terus memikirkan,akhirnya adel menerima tawaran shani.

"Oiya,untuk soal yang menimpa ibu kamu,koko udah minta bantuan pengacara. Dia sepupu koko sama zee. Kita akan cari tau apakah ini murni kecelakan atau ada hal lainnya. Kita belum mendapatkan berita apapun dari kepolisian. Dan soal biaya, kamu nggak perlu khawatir, dia akan bantu kamu secara cuma². Koko udah cerita tentang kamu dan kasus ini. Dan dia bersedia membantu" ucap gracio.
Adel yang mendengar itu terharu dan sangat berterimakasih kepada gracio dan zee.
"Nanti akan koko kabari kapan kalian bisa bertemu."lanjut cio.
"Ko,zee... aku bener² berterimakasih sama kalian."ucap adel.
"Sama cici juga,.. terimakasih ya ci,cici udah baik dan sayang sama adel. Adel bener² bahagia banget bisa ketemu dan dekat sama cici" adel menatap haru ke arah shani.
"Buat kalian,teman² gue yang paliiiiiiinggg gue sayang... makasih banyak. Kalian salah satu support sistem gue yang nggak ada habisnya. Gue sayang kalain semua." Adel menatap teman²nya satu persatu.

"Ok kalo gitu,apa yang perlu di bicarakan malam ini udah clear. Mending sekarang kita istirahat. Biar besok kita udah fit dan kembali ke mood yang lebih baik" ucap cio.
"Iya... ini udah larut ,kita semua pasti lelah seharian ini. Jadi sebaiknya sekarang kita istirahat." Ucap shani
"Sayang,kamu sama zee,nggak papa kan tidur di ruang tamu? Aku sama cewek² di kamar adel" Ucap shani kepada gracio
"Nggak ah... aku maunya sama kamu" ucap gracio sambil senyum manis.
"Belum muhrim ko..." adel dan teman²nya beserta zee menyauti omongan gracio.
Shani hanya terkekeh,sedangkan gracio hanya nyengir.
"Tu dengerin..." ucap shani.
"Udah ah... udah malam,mending kamu sama zee istirahat. Kami juga mau istirahat. "Lanjut shani.
"Iya iya... selamat istirahat semua" ucap gracio lagi
Yang lain mengangguk.

Shani dan para cewek ke kamar untuk beristirahat.
Tapi sebelum tidur,shani mengantarkan selimut untuk gracio dan zee.
"Makasih sayangnya aku" ucap gracio sambil mengedipkan matanya kepada shani.
Shani hanya tersenyum dan mengangguk,dan lansung kembali ke kamar.
Kelakuan gracio terkadang membuat shani gemes.

"Lebay... berasa dunia milik dia doang,kita mah nggak di anggap" ucap zee menyindir gracio.
"Yee... sirik aja lo..." balas gracio sambil meraup wajah zee dengan tangannya.
"Boss,tangan lu bau terasi"
"Haah...apa lo bilang...ni ni cium ni bau terasi." Gracio menyodorkan kedua tangannya kearah zee.
Mereka malah asyik bergelut ria.
Tanpa mereka sadari shani telah berdiri di dekat mereka.
"Bisa diam tidak... ini udah malam. Kalo mau ribut sana keluar. Kita mau istirahat." Ucap shani dengan tatapan mautnya sambil berkacak pinggang.
Gracio dan zee lansung diam
"Iya...kita diam" sahut gracio dan zee.
"Y udah sekarang tidur,jangan ada yang berisik,awas aja kalo berisik lagi."
Gracio dan zee labsung berbaring dan mereka saling membelakangi.
Dari pintu kamar adel,adel dan teman²nya menahan tawa melihat kejadian itu. Menurut mereka gracio dan zee lucu. Gracio dan zee seperti anak yang di marahi ibunya.
Saat shani hendak berbalik,adel dan teman²nya lansung masuk kamar sebelum ikut di marahi shani. Karena manurut mereka, shani saat marah seram.

Setelah shani sampai di kamar dia mengajak yang lain untu segera tidur. Berhubung kasur adel tidak besar,jadi mereka sepakat biar freya dan flora yang di kasur. Sedangkan adel,shani,oniel,dan olla di bawah.,tidur di tikar. Tak lama setelah itupun mereka semua telah terlelap membawa kelelahan mereka hari ini ke alam mimpi

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang