"Kamu kelas berapa sekarang dell?" Ucap shani memecah kebisuan antara mereka.
"Sekarang saya kelas 12 mbak" jawab adel sambil menengok kearah shani yang masih fokus menyetir.
"Mmm... oya nggak usah panggil mbak ya dell,aneh aja kedengarannya saya di panggil mbak." Shani tersenyum ke arah adel.
"Kita belum kenalan kan,saya shani. Kamu boleh panggil cici atau cishani aja. "
"I..iya mbak,eh maksudnya cishani" jawab adel sedikit kikuk.
"Nggak usah terlalu formal juga kali ya ngomongnya ,kita santai aja kalo ngobrol." Lanjut shani.
"Itu kamu gimana seragamnya, kan kotor kena oli sepedamu.?" Ucap shani memperhatikan baju adel yg kotor.
"Oh nggak papa kok ci,ini nanti adel coba bersihin di toilet aja."
"Emang bisa?,itu oli lo del!" -shani
"Mudah²an bisa ci" -adel
Tak ada lagi percakapan antara mereka setelah itu. Dan tak berselang lama merekapun sampai di depan gerbang sekolah adel.
"Makasih ya ci,maaf udah ngerepotin" -adel
"Iya sama² adel,nggak repot kok. Sekalian jalan juga." -shani
"Sekali lagi makasih ya ci,adel pamit dulu." -adel
"Iya...iya... kamu belajar yang rajin ya." -shani
"Iya ci, assalamualaikum." -adel
"Walaikumsalam" -shani
Setelah adel turun dari mobilnya,shanipun melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
Setelah perjalanan kurang lebih 25 menit akhirnya shani telah sampai di kantornya. Ia di sambut oleh sekretaris sekaligus sahabatnya feni.
"Kok lama sih shan" -feni
"Iya,tadi ada urusan dikit" jawab shani
"Ya udah,klien udah datang,15 mnit lagi mereka bakal masuk ruang meeting" feni memberitahu shani.
"Iya,aku siap² dulu ya fen. Udah rapikan akunya." Shani mempertanyakan penampilannya ke feni.
"Sempurnaaaa" jawab feni sambil memperlihatkan senyum khasnya. Shani yang di pujipun lansung tersenyum.
"Ah,bisa aja kamu. Ya udah aku siap² dulu. Semua bahan² udah siapkan?". Feni hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan shani.
Dan mengibaskan tangannya sebagai isyarat agar shani segera pergi untuk bersiap².Feni adalah sahabat baik shani semenjak SMA. Pertemanan mereka sangat akrab. Hingga mereka udah menganggap saudara satu sama lain.
Shani juga tak memperkenankan feni untuk memanggilnya bos,atau panggilan formal lain untuk atasan walaupun nyatanya feni memang bawahan shani. Jadilah mereka tetap memanggil nama satu sama lain walaupun itu di ruang lingkup kantor.Shani sudah berada di ruangannya. Dia begitu nerveous.
" semoga semua lancar ya Allaah. Bantu hambamu ini.aamiin" ucap shani. Ia menengadahkan tangannya untuk sejenak berdoa,sebelum akhirnya ia berjalan menuju ruang meeting.Meetingpun berjalan lancar dan klienpun sangat puas dengan rencana kerja yang di twarkan shani.
"Fen... akhirnya kita berhasil fen" . Shani sangat senang dengan keberhasilannya. Ia memeluk sahabatnya itu erat.
"Iya shan. Aku tau kamu pasti bisa. Kamu udah bekerja keras untuk ini." Ucap feni.
Shani dan feni masih hanyut dalam euforia keberhasilan mereka. Hingga mereka di kagetkan dengan ketukan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
RandomSemua takdir di tangan tuhan Kita tak pernah tau,apa yang tuhan rencanakan untuk hidup kita. Begitupun dengan kisah hidup para tokoh kita ini. Misteri masalalu,dendam dan pengorbanan. Baca aja... biar kalian tau kisahnya. Oke... 🤍