BAB 64

828 105 3
                                    

"Aarrrghhh.... sial²... bisa² semua berantakan sekarang. Rencana yang gue persiapkan dari lama hancur berantakan sekarang. Gue nggak bakal biarin lo menang shan. Gue bakal bikin hidup lo sama adik lo hancur sehancur hancurnya. Gue nggak bakal pernah rela jika lo berdua bahagia." Ucap feni yang tengah frustasi dengan semua rencananya yang gagal.

"Gue bakal bikin kalian lebih sakit dari sebelumnya. Kali ini kalian nggak bakal bisa selamat dari tangan gue. Gue jamin lo bakal bertekuk lutut dan bersujud di kaki gue shan. Liat aja."

----

Di tempat lain,tepatnya di kantor shani,shani tengah berdiskusi dengan cio tentang masalah kantor.

"Gimana sayang,masalah yang kemaren?" Tanya shani

"Ini agak sulit yang. Sepertinya feni telah banyak merubah data perusahaan. Hingga file penting jadi acakadul. Kita butuh waktu untuk menyusunnya kembali." Jelas cio

"Feni benar² ya. Aku nggak habis pikir sama dia,bahkan aku nggak pernah menyangka jika selama ini dia adalah musuh dalam selimut."

"Iya sayang. Aku juga nggak menyangka feni orang yang seperti itu. Ternayata musuh terhebat itu orang yang paling dekat." Ucap cio

Shani dan cio terdiam sejenak mengingat ulah feni.

"Oiya berapa lama semuanya bisa kembali normal lagi?" Tanya shani

"Kita usahakan secepatnya." Jawab cio

"Ooh ... okelah..."

"Btw... zee udah ngomong belum soal hubungannya sama adel sama kamu?" Tanya shani lagi

"Udah ... kemaren malam zee udah bilang sama mama papa dan juga aku." Jawab cio

"Menurut kamu gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya keinginan zee sama adel..."

"Ooh itu... mama sama papa setuju aja. Kalo aku sih nggak masalah. Asal mereka tetap mementingkan pendidikan terlebih dahulu. Lagian kita aja belum menikah."

"Aku juga gitu sih. Terserah mereka aja. Gimana kalo pas acara pertunangan mereka nanti sekalian kita membicarakan pernikahan kita?. Nanti aku bakal bicara dulu juga sama papa,mama, dan juga gita" usul shani.

"Mmm... boleh tuh... aku juga bakal diskusiin ini dulu sama keluarga." Saut cio.

"Hahh.... nggak kerasa ya waktu begitu cepat berlalu. Adik² sudah dewasa,udah mau kuliah. Dan banyak hal juga telah terjadi." Ucap shani sambil menyenderkan kepalanya di bahu cio.

"Iya... nggak kerasa waktu cepat banget berlalunya." Ucap cio sambil mengusap surai rambut shani dan memberikan kecupan di pucuk kepala shani

Shani dan cio menikmati waktu mereka berdua sebelum kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

----

Di sebuah kafe,tengah berkumpul gadis² remaja. Mereka tak lain dan tak bukan adalah adel dan teman²nya.

"Nih kenalin dulu teman gue. Marsha namanya. Dia amat sangat introvert sih sebenarnya. Tapi entah ada angin apa,dia pengen mencoba sesuatu yang baru." Ucap adel memperjenalkan marsha kepada teman²nya.

"Hai... aku marsha" ucap marsha sedikit gugup

"Hai marsha... aku freya..." freya mengulurkan tangannya dan dusambut marsha

"Aku flora..." flora memperkenalkan diri

"Gue olla... dan ini oniel..." ucap olla memperkenalkan dirinya dan oniel

"Ye ... lu la... gue kan mau perkenalan sendiri." Cemberut onil

"Yailah... sama aja kali niel... ribet amat lu." Saut olla

"Udah² kok malah ribut sih kalian. Perkara perkenalan aja." Sanggah adel

Marsha hanya tersenyum melihat tingkah teman²nya adel. Sebenarnya marsha bukanlah anak yang benar² introvert,tapi ia meminta adel untuk memperkenalkannya sebagai anak introvert kepada teman² adel karena ada alasannya.

"Teman² kamu lucu..." bisik marsha pada adel.

Teman² adel yang melihat marsha berbisik kepada adel,mereka saling lirik.

"Lo sih la... kayaknya marsha jadi nggak nyaman" celetuk oniel kepada olla setengah berbisik

"Kok gue sih..." saut olla.

"Udah² ... lo berdua berisik banget sih.. " flora menengahi

"Kalian kenapa sih?" Tanya adel melihat teman²nya

"Hehehe... nggak kok dell..." ucap olla sambil nyengir.

"Btw... marsha maaf ya... kalo kamu nggak nyaman. Mungkin sulit buat kamu bergabung sama kami yang agak sedikit berisik ini." Ucap freya

"Nggak kok... aku yang minta maaf,jika membuat kalian nggak nyaman sama kehadiran aku."

"Nggak kok marsha. Kita ngerti kok. Mungkin untuk kamu nggak mudah. Tapi kalo kamu ada nggak nyaman,ngomong aja ya. Kita nggak papa kok. Santai aja." Lanjut freya

Marsha mengangguk. Hatinya senang,ternyata teman² adel sebaik dan semenyenangkan ini.

"Ya udah.... kita ganti topik ya... sebenarnya gue ngajak kalian ketemuan,mau ngomong sesuatu." Ucap

"Apaan dell...? serius amat keknya." Tanya adel.

Adel diam sejenak,dan memandang satu persatu wajah teman²nya. Yang di pandangpun saling lirik.

"Apaan sih dell... jangan bikin penasaran bisa nggak sih?" Ungkap flora

"Iya nih... kayak film india aja. Slowmonya lama..." celetuk olla.

"Sabar napa... lo pada nggak sabaran banget sih" sungut adel

"Ya habisnya lo sih...sok² misterius gini... biasanya juga to the point." Ucap flora

"Iya...iya.... jadi gini..." ucapan adel terpotong dengan ia mengangkat tangan kirinya dan di memperlihatkan cincin di jari manisnya.

Teman² adel yang melihat itu,melongo tak percaya

"Ini ni apa ni maksudnya?" Tanya oniel

"Coba tebak?" Adel menanggapinya dengan pertanyaan.

"Jangan bilang zee?" Ucap flora

Adel tersenyum dan mengangguk. Sontak mereka semua beeteriak kegirangan kecuali marsha.Karena marsha sudah tahu terlebih dahulu daripada mereka. Marsha hanya tersenyum melihat ekspresi teman² adel.

Karena kegirangan dan berteriak,alhasil mereka menjadi pusat perhatian orang² saat ini.

"Isss jangan teriak dong. Malu²in tau. Liat noh semua mata tertuju pada kita." Ucap adel memperingatkan.

"Ya maaf. Kita kan kaget sekaligus happy gitu lo del." Sahut olla.

"Ya sadar tempat juga kali guys. Malu tau." Ujar adel

"Udahlah... udah kejadian juga. Ngomong² ini ni,gimana ni ceritanya lo udah pake cincin segala. Beneran ini dari zee?" Tanya freya

"Iya benar. Jadi beberapa waktu yang lalu zee ngungkapin lagi perasaannya ke gue. Dan setelah gue pikir² ada baiknya gue coba jalanin aja dulu sama dia. Ya kalian taulah ya,perasaan gue gimana. Zee juga ngajak gue lansung tunangan aja setelah ini." Jelas

"Akhirnya lo sadar juga del. Nggak sia² zee nungguin lo." Ucap oniel

"Iya. Akhirnya menemui titik terang juga hubungan kalian. Selamat ya dell.." komentar freya.

"Makasih ya guys,kalian selalu support gue. Gue sayang kalian."

"Kita juga sayang lo dell..." saut teman²nya.

"Jadi kapan nih mau di resmiin?" Tanya flora.

"Secepatnya. Zee lagi diskusi dengan keluarganya. Gue juga mesti kasih tau mama papa sama kak gita juga. Jadi setelah itu mungkin. " terang adel

"Semoga lancar ya dell. Kita turut bahagia buat lo." Ungkap oniel yang diangguki teman²nya yang lain.

"Makasih guys..."

Adel bahagia karena telah membagi kebahgiannya dengan teman²nya. Teman² adel juga bahagia dengan berita yang di bawa adel.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang