BAB XXXIII

1.1K 92 1
                                    

Saat ini adel telah di pindahkan ke ruang rawat. Shani duduk di samping kanan adel di dampingi gracia dan zee di sebelah kiri adel.
Mereka larut dengan pikiran masing² melihat kondisi adel saat ini.

"Zee. Lebih baik kamu balik dulu. Kamu harus membersihkan diri.Beritahu yang lain. Kasihan mereka,mereka pasti sekarang khawatir,karena cici tidak sempat bilang apa2 saat pergi. Biar cici yang temani cishani disini. Palingan sebentar lagi cio dan bang ji bakal kesini" ucap gracia pada zee.

"Baik ci..." jawab zee

Walaupun berat hati,apa yang di katakan gracia benar. Dia harus memberitahu yang lain dan juga membersihkan diri.

"Zee,cici titip pakaian ya. Minta tolong sama bibi aja buat siapin pakaian cici. Kamu juga hati² baliknya." Ucap shani.

"Baik ci... kalo gitu zee pamit dulu... dell cepat sadar ya... assalamualaikum" pamit zee pada mereka.

Zee pergi meninggalkan mereka untuk segera pulang dan memberitahu yang lain.
Tak lama setelah zee pergi,gracia juga pamit keluar untuk mencari makan.
Sekarang hanya tinggal shani di ruangan itu.

Shani menggenggam lembut tangan adel. Dia menatap sendu wajah adel yang pucat dan lebam dengan masker oksigen yang masih terpasang.

"Dell... kenapa bisa seperti ini" gumam shani lirih.

Shani menelungkupkan wajahnya di samping tangan adel. Dia larut dalam pikirannya dan tanpa terasa air matanya menetes. Saat shani masih larut dalam pikirannya. Dia merasakan tangan adel bergerak.

"Dell..." shani lansung menegakkan badannya.

Adel berusaha membuka matanya pelan. Dan akhirnya ia dapat melihat sekeliling dengan sempurna. Dia melihat shani di sampingnya.

"Ci..." panggil adel dengan suara yang lirih.

"Jangan banyak bicara dulu. Cici akan panggil dokter." Shani segera memencet tombol di samping brangkar adel untuk memanggil dokter.

Tak berselang lama. Dokter datang dan memeriksa kondisi adel.

"Syukurlah adik anda sudah siuman. Dan kondisinya sudah mulai stabil" Ucap dokter kepada shani.

"Alhamdulillaah... " ucap shani

"Kalo kondisinya memungkinkan ,Kita akan lakukan pemeriksaan besok pagi dan segera melakukan persiapan operasi. Semoga adik anda kondisinya tetap stabil dan tidak mengalami drop malam ini,supaya besok sudah bisa di operasi." Ucap dokter.

"Baiklah dok kalau begitu. Terimakasih." Ucap shani lagi

"Kalau begitu saya permisi ya. Nona adel semangat sembuh..." ucap dokter dan berjalan meninggalkan shani dan adel.

Setelah dokter pergi,shani kembali menghampiri adel.
Shani menatap adel dalam.

"Cici... adel nggak papa kok." Ucap adel seakan tau apa yang di pikirkan shani.

"Nggak papa gimana. Lihat kondisi kamu sekarang dell..." ucap shani sambil berurai airmata.

"Cici jangan nangis donk. Kalau cici nangis adel juga ikut sedih." Adel meraih pipi shani dan mengusap airmata shani.

Saat mengusap airmata shani adel merasakan perih di perutnya.

"Awwwssss...." adel sedikit meringis sambil memegang bagian perutnya yang terluka.

"Kenapa? " shani panik melihat adel meringis sambil memegang perutnya.

Adel menggelengkan kepalanya.

"Nggak papa ci... hanya sedikit perih" jawab adel sambil berusaha tersenyum

"Makanya jangan banyak gerak dulu, lukanya masih basah. Dan juga rusuk kamu patah." Ucap shani memperingatkan adel.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang