BAB XXVIII

990 84 0
                                    

Di sebuah villa tak jauh dari villa shani, ada seseorang yang tengah menikmati waktu santainya. Ia telah mempersiapkan sebuah rencana untuk mencelakai adel hari ini. Dia adalah ashel.

Ashel tau jika hari ini adel bersama kakak angkatnya dan juga teman²nya termasuk juga zee akan berliburan disini. Jadi ashel sengaja menyewa villa tak jaih dari villa shani.
Ashel mendapat informasi perjalanan adel dari orang suruhannya. Orang yang ia bayar untuk memata matai adel beberapa waktu yang lalu.

Ashel tengah asyik menikmati teh sorenya,saat seseorang datang menghampirinya.

"Bos, saya baru saja dapat kabar dari orang yang saya suruh mengintai villa mereka,bahwa mereka semua sekarang sedang menuju kebun teh dengan bersepeda."

Ashel tersenyum sinis mendengarnya.
"Baiklah... let's play adell.."

Ashel segera berdiri dan segera menuju mobilnya. Dia melajukan mobilnya ke arah kebun teh yang di maksud anak buahnya. Setelah beberapa saat ashel menemukan rombongan adel dan dia pun berhenti di depan rombongan mereka.

Melihat ada mobil yang berhenti di depan mereka. Adel cs pun memberhentikan sepeda mereka. Siapa gerangan orang yang berhenti tepat d depan mereka. Tak lama kemudian ashelpun turun dari mobil.

"Ashell...." ucap adel dan yang lain.

"Hai semua ... " sapa ashel sok manis.

"Lo kok bisa disini shel?" Tanya zee. Yang lainpun juga penasaran,kenapa ashel tiba² ada disini.

"Ooh itu, gue lagi liburan disini. Bosen gue di rumah mulu. Kalian liburan disini juga?"

"Iya... kita di ajak cishani " jawab zee.

"Ooh. Asik donk... liburan rame². Gue malah liburan sendiri" ashel memasang muka sedih.

"Kamu sendirian?, ya udah gabung kita aja. Kan nggak seru kalau sendirian. Lagian makin rame makin asyik juga " saran shani.

Teman² adel saling pandang mendengar ucapan shani. Mereka punya feeling nggak baik soal kehadiran ashel saat ini. Tapi mereka tidak bisa apa²,toh yang ajak ashel shani sendiri.

"Beneran nih ci, aku boleh gabung?"

"Ya shel nggak papa." Lanjut shani.

Shani mengajak ashel karena ia merasa ashel adalah teman adik²nya. Shani tak berfikir buruk tentang ashel. Sedangkan adel sedikit merasa terusik dengan kedatanga ashel. Tapi ia berusaha tetap rileks.

"Ya udah,ayok jalan lagi. Shel,berhubung kamu bawa mobil,kamu ngikut di belakang aja ya?. Ngiring di belakng gitu. Nggak papakan?" Tanya shani lagi.

"Iya ci..." jawab ashel sambil tersenyum

"Yesss... langkah awal berhasil." Bathin ashel.

"Yok kita jalan lagi" ajak shani kepada yang lain.

Mereka melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.  Sedangkan ashel mengiringi mereka dari belakang dengan mobilnya.

Tak butuh waktu lama,akhirnya mereka sampai di kebun teh. Mereka memakirkan sepeda dan mulai berjalan kaki menyusuri perkebunan. Canda tawa yang mereka lepaskan membuat susana terasa riang.
Penat dan lelah sedikit berkurang dengan nyamannya suasana perkebunan.

"Wah... nyamannya..." seru adel sambil mendudukkan dirinya di pondok yang ada di kebun tersebut.

"Bener... suasananya bikin suasana hati adem." Saut zee yang tiba² juga duduk di dekat adel.

"Hooh... suasana yang nggak bakal kita dapat jika berada di kota."

Saat adel dan zee tengah menikmati suasana kebun teh dari pondok. Tiba² ashel menghampiri mereka.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang