BAB 37

933 98 4
                                    

"Ciciiii....." teriak adel saat melihat shani telah terbaring tak sadarkan diri di lantai saat ia baru kembali dari dapur.

"Ci... bangun ci..." ucap adel panik

"Bik.... bibik...." teriak adel memanggil bik sumini.

Bik sumini yang mendengar teriakan adel segera berlari ke kamar shani.

"Astagfirullaah... non shani..." bik sumini segera mendekati adel dan shani.

"Bik,bantuin adell pindahin cici bik." Ucap adel.

Adel dan bik sumini mengangkat shani ke kasur.

"Bik tolong panggilin dokter ya. Sekalian bawa apa yang adel minta sebelumnya."

"Baik non..." jawab bik sumini dan meninggalkan adel dan shani.

Adel mencoba memberikan pertolongan pertama agar shani sadar,dengan menggosok minyak angin di dekat hidungnya. Sampai akhirnya shani bereaksi.

"Cici..." ucap adel masih menggosokkan minyak angin di bebarapa bagian tubuh shani

Shani mencoba membuka matanya. Kepalanya terasa sangat pusing. Shani memijat pelipisnya.

"Ci...." adel memdekati shani.

Shani menoleh,dia melihat raut khawatir di wajah adiknya.
Shani meraih tangan adel. Shani tak bicara apapun,dia hanya tersenyum kecil,karena rasanya dia sangat lemas sekarang dan kepalanya juga sangat pusing.

"Cici... jangan sakit dong..." ucap adel yang kini matanya sudah berlinang.

Shani yang melihat itu mencoba bangun dan bersandar di headboard ranjang. Shani merentangkan tangannya untuk memeluk adel. Adel lansung saja menyambut itu.
Shani memeluk adel sambil membelai lembut rambut adel. Dan tak lama kemudian bik sumini datang. Shanipun melepaskan pelukannya.

"Non,ini makanannya. Bibik juga udah telpon dokternya. Dokternya masih dalam perjalanan sepertinya." Jelas bik sumini.

"Makasih ya bik,makanannya taroh aja." Ucap adel.

"Iya non... kalo gitu bibi permisi dulu" ucap bik sumini sambil meletakkan makanannya di atas nakas dan meninggalkan kamar shani.

Adel mengambil satu piring dan memegangnya sambil duduk di pinggir kasur. Dia bersiap akan menyuapi shani

"Aaa...." ucap adel yang akan menyuapkan makanan untuk shani.

Shani yang melihat itu menggeleng,karena memang dia tidak memiliki nafsu makan dan perutnya juga sedikit terasa tidak enak.

"Nggak dell,cici nggak nafsu"

"Nggak... cici harus makan,liat cici itu pucat bnget mukanya. Dikit aja ya.... plisss..." mohon adel yang masih mengarahkan sendok yang berisi makanan ke arah mulut shani.

Akhirnya shani menerimanya dan mulai makan. Saat makan baru satu suap,rasanya perutnya sangat mual.
Melihat shani akan memuntahkan apa yang di makannya adel segera bergerak cepat mengambil tisu.

"Nggak bisa dell..." ucap shani.

"Minum dulu ci..." adel menyodorkan air kepada shani.

Adel nampak lesu. Kalo begini bagaimana pikirnya. Dan tak lama berselang dokter datang.

"Permisi..." ucap sang dokter memasuki kamar shani yang di antar bik sumini

"Iya dok,silahkan masuk" ucap adel.

Sang dokterpun masuk dan mendekati shani untuk melakukan pemeriksaan.

"Bagaimana dok?" Ucap adel setelah dokter selesai memeriksa shani.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang